Part 6 | Design a Dress to Sell

Start from the beginning
                                    

"Bu, Ellio selesai!"

Ellio berlari ke dapur dengan kaki mungilnya berusaha menunjukkan rangkaian kata yang telah berhasil ditulisnya.

"Wah, bagus! Ellio pintar sekali!"

Lagi-lagi, pujian Neva membuat Ellio merona malu. Sungguh menggemaskan lelaki kecil itu!

****

Neva yang sudah menyelesaikan desainnya hendak pergi ke pasar lagi untuk melihat apakah akan ada yang membeli desainnya. Dia sudah menyiapkan segala hal yang perlu dibawanya, terutama lembar desainnya. Wanita itu sampai tak memperhatikan Ellio yang berwajah cemas dan takut akan ditinggal pergi ibunya.

"Ibu mau pergi kemana?" tanya Ellio dengan mata besarnya yang tampak cemas. Meski lelaki kecil itu tak mengerti mengapa ibunya membeli kertas untuk menggambar, tetapi melihat ibunya bersiap seperti hendak pergi.

Neva akhirnya menyadari raut putra kecilnya yang tampak salah. Ah, pasti Ellio kecil takut ditinggal!

"Ellio, ibu mau jual hasil gambaran ibu. Ellio tunggu ibu di rumah saja ya..." bujuk Neva dengan lembut.

Ellio menggeleng sedih. "Tidak mau, Ellio ingin ikut ibu!"

Neva hendak membujuknya kembali. Namun, melihat Ellio yang menampilkan puppy eyes-nya membuatnya menghela nafas. Neva merasa tak tega!

"Baiklah... Ellio boleh ikut ibu. Ayo, bersiap dulu!"

Ellio tampak senang. Lelaki kecil itu segera berlari ke kamarnya hendak berganti pakaian yang lebih bagus.

"Ayo, bu!" seru Ellio yang sudah siap berangkat. Akhirnya mereka berangkat dengan tekad penuh harap.

Sesampainya di pasar, Neva tanpa basa basi menuju sebuah butik yang paling terkenal di daerah itu. Dia berbicara dengan penjaga toko yang ada, meminta untuk bertemu pemilik butik.

Melihat pakaian lusuh Neva dan Ellio, penjaga toko itu berkata dengan sinis. "Ada keperluan apa Anda ingin bertemu dengan pemilik butik ini?"

"Saya ingin menjual sesuatu yang berharga kepadanya." Neva menjawab tanpa menjelaskan lebih banyak.

"Sebaiknya kalian pergi, pemilik butik kami pasti tidak akan menginginkan benda lusuh yang kalian jual!" usir penjaga itu dengan nada tak sopan.

Ellio melihat penjaga itu berteriak kepada ibunya sontak menyipitkan mata tak senang. Pandangannya dingin menatap si penjaga toko seakan ingin mencabiknya.

Penjaga toko sempat melihat pandangannya entah kenapa merasa gemetar sesaat. Hey! Didepannya ini hanya akan kecil! Kenapa dirinya bisa takut pada anak sekecil itu! Pasti tadi itu hanya perasaannya saja!

Neva tak melihat semua itu. Sedang penjaga toko mengabaikan apa yang dirasakannya sesaat tadi dan hendak kembali mengusir keduanya. Tetapi sebuah suara menghentikannya.

"Ada apa ini?"

Penjaga toko melihat seseorang yang datang langsung menundukkan kepala, menatap dengan hormat. "Nyonya, kedua pengemis ini sedari tadi berteriak ingin bertemu Anda. Saya sudah berusaha mengusirnya."

"Kami bukan pengemis!" Ellio berteriak membela.

Neva sedikit terkejut dengan tingkah putranya. Namun, hatinya menghangat melihat itu semua.

"Ellio sayang, tenang dulu," ujar Neva dengan pelan menenangkan si kecil.

Setelah itu, Neva berbalik menatap perempuan paruh baya yang diduga adalah pemilik butik. Pakaian yang dikenakannya memang cukup bagus. Meski mungkin tidak sebagus dan semewah pakaian para bangsawan, terlihat jelas bahwa orang ini merupakan orang kaya.

"Sebenarnya kami memang bukan pengemis. Saya disini ingin bertemu pemilik butik ini untuk menawarkan sebuah berbisnis yang dapat menguntungkan butik nantinya. Sepertinya Anda merupakan pemilik butik ini. Jika Anda berkenan bisakah Anda memberi saya kesempatan?"

Sebelum wanita paruh baya itu menjawab, si penjaga toko arogan tadi berkata dengan nada menghina. "Bisnis apa yang bisa dilakukan pengemis sepertimu! Pasti ini adalah penipuan!" Setelah mengatakan itu penjaga toko berbalik menatap pemilik butiknya, "Nyonya, jangan percaya apa yang dikatakan! Pasti mereka ingin menipu Anda, Nyonya!"

Neva tak mencoba membela diri. Dia juga ingin melihat bagaimana karakter pemilik butik. Jika tidak sesuai harapannya, dia bisa mencari butik lain. Hanya saja, butik ini adalah yang paling terkenal. Jika dia berhasil berbisnis dengan pemilik butik ini, pasti keuntungannya akan lebih besar.

Melihat majikannya tak menjawab, penjaga toko mengira bujukannya berhasil. Dia dengan cepat mengusir Neva dan Ellio. "Cepat pergilah! Jangan mengganggu mata para pelanggan disini!"

"Tunggu!"

Neva tersenyum mendengar pemilik butik itu bersuara. Sepertinya pemilik butik ini cukup pandai!

"Silakan ke dalam dulu. Saya ingin melihat bisnis apa yang akan Anda tunjukkan pada saya."

Neva dan Ellio mengikutinya ke dalam disertai tatapan tak percaya si penjaga toko arogan. Namun, dia bisa berkata apa jika majikannya sudah bicara?

"Sebelumnya, perkenalkan saya Nevara Parrish. Disini saya ingin menunjukkan pada Anda sebuah desain pakaian. Saya berencana menjual desain pakaian ini. Anda bisa melihat-lihat dulu apakah ada yang menarik minat Anda!" Neva menyerahkan beberapa gambar desainnya.

"Baik, Nyonya Parrish. Saya Emilia Corbyn, pemilik butik ini. Saya akan melihat dulu desain yang Anda buat." Pemilik butik itu dengan sopan balas memperkenalkan diri.

"Wah, desain gaun ini sangat bagus! Bahkan lebih baik dari yang saya lihat di ibukota kerajaan!" ujar Emilia kagum. Lalu dia menatap Neva dengan ekspresi cerah. "Bagaimana Anda akan menjualnya?"

"Saya akan menjual masing-masing desain 5 koin emas!"

Emilia mengernyit. "Itu terlalu mahal! Bagaimana jika saya membelinya 1 koin emas? Menurut saya itu harga yang paling tepat."

Neva tersenyum sebelum menjawab, "Benar-benar tidak bisa. Anda tahu bahwa desain yang saya buat ini cukup baru dan khas, dan jika Anda memproduksi gaun sesuai desain ini pasti akan laris di pasaran. Pendapatan Anda pasti akan besar. Apalagi jika Anda dapat mendistribusikannya hingga ke ibukota kerajaan, itu pasti akan sangat menguntungkan."

"Mungkin setelah beberapa saat akan banyak peniru yang muncul tapi di awal penjualan pasti sangat menguntungkan bagi Anda." lanjut Neva menjelaskan.

"Anda harus tahu, alasan saya menjual desain saat ini karena saya benar-benar kekurangan uang. Jika tidak, saya mungkin akan membuka butik sendiri," tambah Neva dengan nada meyakinkan, meski setengah benar.

Setelah Emilia memikirkannya, dia akhirnya setuju. "Baiklah, kalau begitu selamat bekerjasama."

"Selamat bekerjasama!"

"Oh ya, jika Anda mempunyai desain yang bagus lagi, jangan lupa datang ke butik saya!" tambah Emilia.

"Baik!"

Keluar dari butik, Ellio masih menatap ibunya dengan penuh kekaguman. "Wahh, ibu mendapat banyak uang!"

"Ellio juga ingin seperti ibu. Bisa mendapatkan uang yang banyak untuk ibu!" tambah Ellio membuat Neva gemas, dia mengusap kepala Ellio dengan penuh sayang.

"Iya, Ellio pasti bisa jika sudah besar nanti!" semangat Neva.

Ellio mengernyit heran, "Kenapa harus menunggu besar, Bu?"

"Ya, Ellio-kan masih kecil dan harus belajar dulu sebelum bekerja untuk menghasilkan uang," jelas Neva mengingat bahwa dirinya harus mencarikan guru untuk Ellio setelah ini.

Meski ada akademi tetapi ujian masuk akademi sangatlah ketat. Kebanyakan anak akan dicarikan guru terlebih dahulu oleh orangtua mereka baru memasuki akademi setelah itu. Namun, memasuki akademi juga ada batasan usia. Dan usia Ellio yang masih 5 tahun belum cukup untuk memasuki akademi.

****

Tbc.

Jangan lupa vote n komen:)

Mother Of The Villain [END]Where stories live. Discover now