Hyakki Yakou

26 4 0
                                    

Saat aku bangun keesokan paginya, Yuuji sudah tidak ada di sampingku. Ia meninggalkan secarik kertas yang diletakkan di atas bantal tempatnya tidur dan dituliskan dengan huruf besar-besar yang berantakan, 'Aku berangkat!'

Syukurlah Yuuji sudah kembali seperti biasa. Dalam hati aku langsung mendoakan keselamatannya.

Sesuai perintah Niisan, hari ini aku tidak berangkat kerja dan mengambil libur. Karena diam menunggu saja justru hanya membuatku merasa tidak tenang, aku mulai menggerakkan tubuhku dengan membersihkan rumah dan bahkan menjemur kasur futon di beranda. Aku ingin saat Yuuji pulang nanti ia bisa tidur di kasur yang hangat.

Tanpa terasa sebentar lagi akan menunjukkan waktu petang. Aku kembali menjadi sadar dengan kenyataan. Langit juga sudah berubah menjadi semakin gelap. Apakah pertarungan sudah dimulai? Sambil mengaitkan kedua tanganku di depan dada aku mulai berdoa agar Nanami-san, Yuuji, dan juga Niisan dapat pulang dengan selamat.

Di tengah-tengah kecemasanku, kemudian bel kamarku berbunyi. Saat kupikir mungkin Yuuji atau Nanami-san sudah kembali, ternyata yang muncul di depan pintu kamarku adalah seorang lelaki kurus berwajah gugup. Karena ia mengenakan pakaian jas lengkap berwarna hitam yang sangat rapi aku tidak mengiranya sebagai orang jahat. Tapi...

"Maaf saya tidak tertarik dengan kepercayaan Anda."

"Aku datang kesini bukan untuk mengajak Anda masuk ke dalam sekte!"

Setelah berteriak seperti itu, laki-laki kurus itu kemudian memberikan kartu namanya padaku dan memperkenalkan diri sebagai seorang asisten pengawas dari Kousen bernama Ijichi Kiyotaka. Ia berkata bahwa ia datang ke tempatku atas perintah Niisan dan ditugaskan untuk mengawasiku.

Aku mempersilakannya untuk masuk dan membuatkannya teh hangat.

"Di luar pasti dingin sekali kan, silakan diminum Ijichi-san."

Ijichi-san terlihat sedikit kaget saat kusuguhkan minuman.

"A, apa Anda benar-benar adik Gojou-san?"

Ah, aku langsung paham. Ia pasti adalah salah satu korban dari ulah Niisan, "Sayangnya begitu," jawabku sambil menghela napas berat.

Ijichi-san langsung meminta maaf padaku dan berkata tidak bermaksud membuatku tersinggung. Ia hanya heran karena sikapku yang sangat baik berbeda sekali dengan Niisan.

"Pasti sedang sangat genting sekali kan situasi sekarang. Seharusnya Ijichi-san tidak perlu datang kemari dan membantu yang lainnya. Kudengar Kousen selalu kekurangan orang."

"Ah, Be, benar sekali. Tapi aku lebih takut jika tidak menuruti perintah Gojou-san."

Sosok wajah Niisan yang sedang tertawa cengengesan kemudian terbayang di dalam kepalaku.

"Eh? Kenapa takut dengan orang seperti itu?"

"Eh?! Ha, habisnya Gojou-san sangat menyeramkan! Sentilannya itu sangat keras dan menyakitkan!" pekik Ijichi-san sambil menutupi keningnya dengan kedua tangannya. Sudah jelas ia trauma. Ia pasti sudah pernah merasakan langsung sentilan dari Niisan.

"La, lagipula, aku juga tidak bisa menolak permintaan dari Nanami-san."

"Bahkan sampai Nanami-san?"

"Ya! Aku sangat senang sekali saat akhirnya Nanami-san memutuskan untuk kembali menjadi Jujutsushi!"

Rasanya aku tidak ingin meruntuhkan senyuman Ijichi-san dengan mengatakan bahwa Nanami-san sebenarnya kembali karena paksaan dari Niisan. Jadi aku hanya tersenyum. Sepertinya Ijichi-san adalah orang yang lebih polos dibandingkan diriku.

"Tapi ternyata kemudian malah terjadi peristiwa seperti ini... Aku tidak menyangka bahwa Geto-san akan kembali muncul dengan cara seperti ini..." ucap Ijichi-san sambil menghela napas berat dengan kepala yang tertunduk.

TidligereWhere stories live. Discover now