Sebuah Janji

29 5 4
                                    

Kubalutkan perban dengan perlahan mengelilingi kepala Nanami-san. Sementara itu Niisan duduk di samping kami sambil berpangku tangan dan mengangkat sebelah kakinya dengan wajah tertekuk. Jelas sekali terlihat bahwa suasana hatinya sedang sangat tidak baik. Di hadapan kami Yuuji duduk seiza dengan kepala tertunduk sangat dalam.

"Haibara adalah teman seangkatanku saat aku bersekolah di Kousen. Ia meninggal bukan karena dibunuh oleh Geto-san. Tapi karena diriku yang saat itu adalah seorang yang sangat lemah. Namun peristiwa meninggalnya Haibara seperti saklar yang menyalakan api tersembunyi di dalam diri Geto-san."

"Suguru beranggapan jika saja tidak ada Hijutsushi yang tidak bisa mengontrol emosi mereka yang menjadi asal muasal jurei, tentu saja tidak akan ada yang namanya jurei, dan kematian para Jujutsushi yang percuma bisa terhindarkan. Teori seperti itu tidak sepenuhnya salah."

"Beberapa saat setelah itu Geto-san melakukan pemberontakan dan membunuh banyak para Hijutsushi, ia kemudian melarikan diri dari Kousen dan dinyatakan sebagai Jusoshi oleh para petinggi dunia Jujutsu. Aku pun... Sama seperti Geto-san... Aku melarikan diri dan berhenti menjadi Jujutsushi karena kematian Haibara."

Karena itulah Nanami-san sangat bereaksi terhadap nama Haibara-san. Aku kembali teringat dengan dua pemuda Jujutsushi yang kutemui saat aku kelas 2 SMP dulu. Jika pemuda berambut pirang saat itu adalah Nanami-san, pemuda berambut pirang berwajah ceria di sampingnya itu pastilah Haibara-san...

"Maafkan aku Touchan," ucap Yuuji entah untuk keberapa kalinya.

"Sudah kubilang, aku tidak apa-apa. Daripada itu aku ingin kau menceritakan pada kami tentang alasan sebenarnya mengapa kau datang ke masa ini. Berdasarkan cerita dari Yume, kau mengatakan padanya bahwa kau ingin aku dan Yume menikah sebelum malam natal. Apakah benar itu ada hubungannya dengan penyerangan yang akan dilakukan oleh Geto-san?"

"Sebaiknya kau segera mengatakannya Yuuji, kalau tidak akan kusentil keningmu dengan sangat keras," ujar Niisan dengan jarinya yang terangkat seperti posisi akan menyentil.

"Hiii" pekik Yuuji ngeri sambil menutupi keningnya dengan kedua tangannya.

"Hentikan Niisan! Jangan menakut-nakuti Yuuji!" omelku sambil menepuk kepala Niisan ringan.

Kuhampiri Yuuji dan berjongkok di hadapannya sambil menggenggam kedua tangannya, "Yuuji pernah berkata padaku kan, kalau Yuuji tidak pernah akan berbohong pada Kaachan?" tanyaku dengan suara yang kubuat sangat lembut. Yuuji menganggukkan kepalanya pelan sambil memandangku dengan tatapan sedih dan sedikit mengigit bagian bibir bawahnya.

"Aku tahu... Aku tidak akan mungkin bisa mencegah peristiwa besar yang telah terjadi 16 tahun lalu sebelum aku lahir. Berdasarkan cerita Kaachan, ah maksudku Kaachan di masaku saat aku dewasa, peristiwa di malam natal itu merupakan salah satu peristiwa sangat mengerikan yang pernah terjadi di dalam sejarah dunia Jujutsu masa modern. Peristiwa itu terjadi karena Geto-san ingin memusnahkan semua Hijutsushi yang baginya tidak berguna dan hanya mengotori dunia Jujutsu. Bagi Geto-san dunia lebih baik diisi hanya oleh para Jujutsushi sebagai ras terkuat. Banyak korban berjatuhan dan gedung-gedung yang hancur baik di Kyoto ataupun Shinjuku..."

"Lalu apa hubungannya kejadian itu dengan Yume dan Nanami? Mengapa mereka harus menikah sebelum itu?" tanya Niisan sambil mulai menggerak-gerakkan kakinya yang terangkat ke atas dan ke bawah.

"Itu..." pertanyaan Niisan membuat bola mata Yuuji bergerak-gerak dengan cepat. Kedua tangannya yang sedang kugenggam terasa sedikit gemetar, "...Karena peristiwa itu... Touchan..."

"Sesuatu terjadi padaku kan, Yuuji?"

Spontan aku langsung menoleh pada Nanami-san. Ia menatap lurus dan dalam ke arah Yuuji dengan wajahnya yang masih terlihat datar seperti biasa. Niisan berdiri sambil melepas kacamata hitamnya dengan kasar dan menunjuk Nanami-san, "Oi oi Yuuji jangan bercanda! Maksudmu sesuatu telah terjadi pada gorila satu ini di malam itu sehingga mereka tidak bisa menikah? Tidak mungkin! Ayahmu ini gorila lho! Lihat! Tidak mungkin gorila satu ini dikalahkan!"

TidligereWhere stories live. Discover now