"Maafkan bunda.. maafkan bunda.." Areline terus mengucapkan kata itu. Genggamannya pada tangan Launa semakin kuat.

"Jangan pernah melawan pria itu Launa, bunda tidak mau kehilanganmu juga. Belajarlah menerimanya dengan baik, dengan begitu kau tidak akan menemukan sisi kejamnya." Launa terus menggeleng tak setuju.

"Alzion pria baik, kau akan bahagia hidup bersamanya. Seperti Laura yang selalu dibahagiakan olehnya." Areline mengusap air mata Launa dengan ibu jarinya, wanita itu tersenyum manis meyakinkan putrinya.

"Jeff, lebih baik dari siapapun, bunda.."

"Dengan atau tanpa kau menerima, Alzion akan tetap mengejarmu Launa."

"Jika kau benar-benar menolak, larilah dari sekarang. Bunda tidak bisa membantu apapun, bunda siap menerima kemarahan pria itu. Asalkan kau bahagia dengan seorang pria yang kau yakini kebaikannya."

Launa diam seribu bahasa, tubuhnya melemas dengan tawa kecut diiringi jatuhnya air mata.

Nyatanya, Launa terlalu pengecut untuk menyahut sesuai kata hatinya. Ia terlalu percaya diri Areline akan mencintainya sama besar seperi pada Laura.

Akhirnya, kepulangan Launa membawa petaka.

******

Jeff menatap bingung ke arah Launa yang sedang memasukan bajunya ke dalam koper.

"Baju aku kenapa dimasukin ke koper semua, sayang? Apakah kita akan pergi?" Tanya Jeff.

Launa menghentikan aksinya sejenak, gadis itu menatap ke arah Jeff dengan mengangguk. "Ya. Tapi bukan kita, melainkan kau, Jeff."

Dahi Jeff semakin mengkerut bingung. Sontak tangannya menghentikan Launa yang hendak kembali memasukan baju-bajunya ke dalam koper. "Aku? Maksud kamu apa Launa? Bicara yang benar!" Ucap Jeff sedikit menegas.

Launa mengusap surainya lelah, gadis itu membasahi bibirnya yang terasa kering itu dengan lidahnya. "Kembalilah ke Georgia. Ini tiket utuk keberangkatanmu, pergilah sendiri dulu. Aku akan menyusul, setelah semuanya selesai." Launa memberikan selembar tiket pesawat itu ke arah Jeff.

Bukannya mengambil tiket itu, Jeff justru malah menyentak tangan Launa kesal. "Apa yang kau bicarakan dengan bundamu Launa? Kenapa kau begitu cemas setelah keluar dari sana?"

"Jeff! Kita tidak punya waktu bany——,"

"Kita masih punya waktu banyak Launa. Sangat banyak! I'm your boyfriend! Mana bisa aku pergi dan meninggalkanmu sendirian di negara ini? What do you mind?!" Tekan Jeff mulai terbakar kemarahan.

Tentu saja ia tidak terima saat Launa menyuruhnya pergi dan meninggalkan Launa sendirian di sini. Launa adalah kekasihnya, calon istrinya. Tapi kenapa justru perempuan itu malah menempatkannya sebagai laki-laki yang perlu diselamatkan tanpa bisa diajak berjuang bersama?

"Jeff..." Launa memandang pria itu memelas.

Jeff membuang pandangannya ke arah jendela, pria itu mengusap wajahnya kasar. Apa yang ada di pikiran Launa sekarang?

"Tidak ada waktu bertengkar sayang. Aku berjanji akan menceritakan semuanya setelah aku menyusulmu ke Georgia,"

"Lantas bagaimana jika kau tidak sampai ke sana, dan tidak menepati janjimu, hm?" Tantang Jeff menatap Launa tak habis pikir.

A Frozen Flower [ Terbit ]Where stories live. Discover now