⁴²• ꜰɪʀꜱᴛ ꜱᴛᴇᴘ

39 6 0
                                    

"Kamu mengobrol dengan siapa?"

*****

"Huwaah!" Hampir saja aku melompat karena kaget. Habisnya, kamarku kan dalam kondisi hening dari tadi, aku juga sendirian. Tiba-tiba ada yang ngomong, kan kaget. Aku pun berbalik ke arah daun pintu yang nampak terbuka di belakang ku, "Nee-chan! Kalau mau masuk, ketuk-ketuk dulu, atau panggil dulu kek!"

"Oh, gomen naa, gomen naa. Lagian dari tadi aku dengerin, kamu kok kayak ngobrol sendiri," jawab Nee-chan yang kemudian menapakkan kakinya di lantai berlapis tatami di kamarku. Tidak hanya Nee-chan yang masuk, Shiro juga ikutan masuk dan langsung lompat ke arah ku. Tangan ku pun refleks memeluknya.

Setelah Nee-chan yang tipikal orang bersihan masuk ke kamar ku, tidak lengkap rasanya kalau tidak membersihkan kamar ku yang berantakan, hehe. Tangannya yang lembut mengusap-usap selimut putih yang selalu menemani ku ketika tidur. Setelah rapih, Nee-chan pun duduk di atas nya menghadap ke arah ku, "Sebentar lagi liburan musim panas berakhir, ya."

"Begitulah," ujar ku yang langsung memalingkan pandangan. Ekspresi ku berubah sedih seketika. Aku bahkan bisa merasakan ada awan gelap yang menyelimuti kepala ku. Kejadian mengerikan di kamp pun teringat kembali. Seharusnya akhir libur musim panas ini di penuhi dengan kegiatan di kamp yang menyenangkan.

"Kamp mu di serang penjahat, ya."

Doeng!

Aku menoleh dengan kecepatan cahaya. Nee-chan bisa baca pikiranku, dong. Apa ini quirk tahap kedua Nee-chan? "Eum.. etto.."

"Beberapa temanmu terluka dan salah satu nya menghilang, kan?" Kok bisa tau begitu. "Darimana Nee-chan tau?" tanya ku dengan alis yang mengkerut.

"Apa kau tidak liat berita nya? Di TV, di papan iklan, di ponsel, semua membicarakannya." Ah, iya. Media. Aku paling benci itu. Setiap ada masalah, kecil ataupun besar, mereka pasti yang paling heboh. Kayak waktu kejadian penyusup di sekolah. Merepotkan.

"Aku agak miris setelah melihat beritanya. Ada yang bilang semua murid terluka parah, ada yang bilang hanya beberapa. Tapi yang pasti salah satu murid, Bakugo Katsuki, di culik oleh penjahat. Ya kan?" Yah, sudah tidak ada yang bisa disembunyikan lagi. Kalau sudah liat dengan mata kepala. Mau dielak bagaimana pun, tidak akan bisa. "Untungnya kau baik-baik saja." Aku sedikit terpaku dengan kata-kata itu. Sudah lama tidak mendengar Nee-chan sekhawatir itu. Atau aku nya saja yang tidak memperhatikan?

Setelah beberapa saat kemudian, terlintaslah buah beri biru Yao-Momo dan ku tanya pada Nee-chan, "Nee-chan. Tau kebun buah beri biru yang sekarang lagi panen, tidak?"

"Eum.." Mikir dulu, loading nya lama. Quirk Nee-chan memang membuatnya bisa menampung banyak data di memori otaknya. Tapi data sebanyak itu tidak mungkin bisa ditampilkan dalam waktu sekejap.

2 menit kemudian. "Tidak." Sesingkat itu jawabannya. Padahal aku sampai dibuat terantuk-antuk menunggu jawabannya. Kemudian aku kembali memandangi laptop, mencari-cari kebun itu. Masih memeluk Shiro tentunya.

Untungnya ketemu :D, tapi..

"Miyagi?!" Hahaha.. jauh bet, ringis ku dalam hati. Bengkek kalo lompat dari genteng ke genteng sampe ke sana. Mendengar seruan ku, Nee-chan pun mendekatiku, "Emang nya kenapa nyariin kebun beri?"

"Buat ngasih temen."

"Oh," imbuhnya. Lalu duduk kembali. Aku pun berpangku dagu sambil mengerucutkan bibir, "Tapi tempatnya di Miyagi, jauh banget."

Statistics (BNHA x OC)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon