JEFF REACTION (SPECIAL PART)

3.9K 440 31
                                    

Tidak akan ada hubungannya dengan alur cerita. Ini hanya ide impulsif atas ulah Jeno beberapa hari kebelakang termasuk hari ini. IF YOU KNOW WHAT I MEAN... LORD I'M NOT YOUR STRONGEST SOLDIER! LEE JENO😭

 LORD I'M NOT YOUR STRONGEST SOLDIER! LEE JENO😭

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




●●●


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jenova harap-harap cemas untuk memasuki penthouse yang kini ditinggali olehnya bersama sang kekasih

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




Jenova harap-harap cemas untuk memasuki penthouse yang kini ditinggali olehnya bersama sang kekasih. Jecquiline, iblis berwujud perempuan cantik itu benar-benar niat mengerjai Jenova. Jangan lupakan Nathaniel ikut bersekongkol. Jenova tidak tahu sama sekali jika acara amal yang diadakan oleh The Eve pada kalangan fashionista itu juga akan menampilkan Jenova untuk menari. Quinn tersenyum polos saat pembawa acara meminta Jenova keluar untuk menampilkan tarian istemewa –katanya. Jenova memiliki bakat, yang mengetahuinya hanya orang-orang terdekat.

Tango, Jeno membawakan tarian tunggal. Akan semakin runyam jika membawakannya dengan berpasangan.


Sial!


Lebih sial karena sang kekasih turut hadir sebagai tamu VVIP. Meminta izin pada Jeffilon untuk menjadi salah satu model pembuka saja sudah sulit setengah mati, Quin benar-benar!


Pintu terbuka, melangkah masuk dengan pelan pandangan mengedar. Sepi, hanya degup jantung miliknya yang terdengar hingga menggema dalam kepala. Menelan saliva mengabaikan kesunyian, Jenova kembali melangkah.


Apa Jeffilon belum sampai?

Rasanya tidak mungkin, karena Julian mengabarkan bahwa mereka meninggalkan venue tiga puluh menit sebelum acara selesai. Lebih tepatnya setelah penampilan Jenova selesai.

Menaruh tas yang dibawanya di atas sofa, Jenova melangkah mendekati pintu kamar. Sekali lagi menelan salivanya gugup Jenova meraih handle pintu. Belum sempat memutar, lebih dulu pintu terbuka lebar.

Pandangan mereka bertemu.

Jenova mengerjap, tiga kali dalam hitungan.


"Senang?" tanyanya dengan nada datar, seperti acuh tak acuh begitu menyakitkan.


"Jeff..." lirih Jenova pelan.

Pinggang ditarik masuk dalam satu kali sentak.

Jenova terpojok.

Jeffilon mengukungnya di antara tembok.

"Eungghhh" lenguh memasuki rungu saat Jeffilon menyesap tengkuk meninggalkan ruam.

"Jeff!" pekik Jenova saat Jeffilon dengan kasar meremat pinggangnya.

Percayalah esok hari akan meninggalkan bekas.

"I thought you already knew that you and all of yours belong to me."

Kalimatnya begitu rendah bersirat emosi tidak bisa disembunyikan.

Jenova merengek saat Jeffilon tak juga berhenti memberi tanda pada kulitnya yang bisa terjamah.

"Maaf... akh- aku tahu aku salah,"

Birai mereka bertemu, Jeffilon melakukannya dengan serakah. Tidak memberi cela yang lebih muda untuk berkelit atau menghindar.


Emosi dalam relung tidak juga mereda. Mengingat bagaimana riuh penonton melihat aksi Jenova di atas panggung. Blitz kamera menangkap aset yang seharusnya hanya milik Jeffilon. Dirinya tidak bisa menerima, meskipun tidak sepenuhnya salah Jenova.


Melawan ego juga emosi dalam kepala, tak terasa air matanya luruh membasahi pipi bercekung menawan. Jenova memaksa menarik kepalanya saat asin terasa di indra pencecap miliknya.


Nafas memburu, kening mereka bertemu. Jeffilom terpejam. Ibu jari Jenova mengusap jejak air mata dari netra sang kekasih. Bagaimana bisa di menyia-nyiakan Jeffilon jika untuk menekan emosinya saja pria itu memilih untuk menangis?

"Maaf," Jenova benar-benar merasa bersalah.

"Kau milikku. Milikku chérie..."

Jenova bergeming. Dirinya tidak tahu harus merespon seperti apa. Jeffilon, dengan sikap dinginnya tidak lebih sulit untuk Jenova taklukan dari pada Jeffilon yang seperti sekarang. Pertama kalinya Jenova membuat Jeffilon marah... dan sejak saat itu Jenova berjanji tidak lagi membuat laki-laki itu emosi kepadanya.


Hatinya ikut berdenyut sakit, mengetahui bagaimana Jeffilon benar-benar menyanjung dirinya dan menahan amarah agar tidak menyakiti Jenova.


Tangan terulur memeluk pria yang sedang mengukungnya posesif. Mengusap punggung Jeffilon penuh kasih juga rasa bersalah.

"Kau tahu? Aku ingin meluluh lantahkan panggung tepat saat kau memulai tarian itu."


"Aku percaya kau bisa menghancurkan seisi dunia, Jeff. Tetapi kau memilih untuk menahannya karenaku."


Beruntung. ⸺ satu kata yang terus Jenova syukuri setelah dirinya memiliki Jeffilon Smith sebagai pasangan hidupnya.


●●●

soon to be deleted. yang beruntung yang baca. k bye🙏

MEET ME IN MILAN ☑️[END] [JAEJEN]Where stories live. Discover now