22 - Meet Me in Milan ⚠️

4.9K 510 65
                                    

TW// SUICIDE ATTEMPT, MENTAL HEALTH ISSUE, ABUSIVE PARENTS, HARSH WORD⚠️
Tolong bijak ya guys, ingat kataku kalau dalam kondisi yang buruk di simpen aja dulu chapter ini, dibaca dalam kondisi baik‼️

TW// SUICIDE ATTEMPT, MENTAL HEALTH ISSUE, ABUSIVE PARENTS, HARSH WORD⚠️Tolong bijak ya guys, ingat kataku kalau dalam kondisi yang buruk di simpen aja dulu chapter ini, dibaca dalam kondisi baik‼️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Diorjenova Alvineno – Please forgive me...


●●●


Netra mengerjap pelan. Menelisik sekeliling, dirinya berada di kamar tidur Jeffilon. Keberadaan laki-laki yang diharapkan nihil adanya, dimana Jeffilon?

"Kau sudah sadar?" suara terkejut Julian memecah keheningan.

Jenova menopang tubuhnya dengan kedua tangan untuk bersandar pada kepala ranjang. "Apa yang terjadi?" tanya Jeno linglung.

"Kau pingsan." Jawab Julian singkat, sengaja tidak mengungkit masalah pertemuan mereka dengan Theodore.

Kilas kejadian berkelebat pada kepala Jenova. Birai melukis senyum miris mengingat apa saja yang didengarnya dari Theodore. Disaat dirinya berniat menutup cerita masa lalu, mencoba mengikhlaskan apa yang telah terjadi, kenapa dunia seperti mencekiknya kembali?

Apa benar yang disampaikan Theodore? Apa dia pembunuhnya?

"Dimana Jeff?" tanya Jenova menoleh pada Julian.

Julian menatap Jenova seraya memberikan segelas air putih. Jenova meraihnya kemudian diteguk rakus. Tenggorokannya terasa kering.

"Bersama Nathaniel."

"Mereka bisa akur?"

Julian bergidik.

"Apa kau sudah baik-baik saja? Perlu kupanggilkan dokter?" tanya Julian tetap merasa khawatir pada keadaan Jenova.

"Tidak. Aku hanya terkejut."

Hembus nafas yang lebih terlihat pasrah membuat Jenova tertawa. "Apa kau khawatir padaku?" tanya Jenova menggoda.

"Tentu saja! pertanyaan macam apa yang kau lontarkan?"

Jenova kemudian membuka selimut yang membalut tubuhnya. Beranjak turun dari ranjang, menarik perhatian Julian hingga mengangkat kedua alis.

"Kau mau kemana?"

"Menyusul Jeff." Jawab Jeno singkat.

Julian mendekat, "Tidur saja ya? Nanti aku yang akan disalahkan membiarkanmu keluyuran."

"Tidak akan. Aku akan bertanggung jawab jika kau dimarahi olehnya."

Decakan kesal diabaikan oleh Jeno. Meskipun begitu, Julian tetap memapah Jeno beberapa saat sebelum Jenova bisa menopang tubuhnya sendiri. Kepalanya bagai berputar tujuh keliling, membual saja bahwa dirinya sudah baik-baik saja.

Tungkai melangkah ringan dengan sendirinya. Tanpa perlu sulit mencari, Jenova begitu saja dapat menemukan eksistensi Jeffilon dan Nathaniel di halaman belakang villa. Mereka tampak serius berbincang.

MEET ME IN MILAN ☑️[END] [JAEJEN]Where stories live. Discover now