15 - Meet Me in Milan

7.2K 588 121
                                    

Diorjenova Alvineno – But, am I deserve you?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diorjenova Alvineno – But, am I deserve you?

●●●

Malam telah larut, hingga menjelang pagi dua insan tidak berniat untuk tidur ataupun beristirahat setelah apa yang baru saja selesai mereka lakukan. Tidak sempat menghitung, berapa lama mereka menaklukan ranjang. Perdulipun tidak kepada tanggung jawab pekerjaan yang menunggu mereka pada esok hari.

Jenova bersender nyaman pada dada bidang yang lebih tua, sementara Jeffilon menumpu tubuhnya di kepala ranjang. Keringat masih membekas lengket pada seluruh tubuh. Bau sperma menyeruak memenuhi seisi ruangan. Keduanya terlihat tetap enggan beranjak dari kasur tidak nyaman.

Rengkuhan tidak lepas dari tubuh si muda, mereka terdiam asik mendengar debar jantung satu sama lain. Tentu saja saling berpacu karena lelah atas apa yang baru saja mereka selesaikan. Jeffilon sebenarnya masih menginginkan lagi. Jenova menolaknya, mengingat besok mereka masih harus beraktifitas satu hari penuh. Rasa cinta yang membuat Jeffilon takluk, menuruti apapun perkataan Jenova. Sesekali Jeffilon membubuhkan cium ringan pada puncak kepala Jeno, membuat si muda semakin mendusal nyaman pada bidangnya.

"Ayo mandi!" ajak Jeffilon memecah keheningan.

Jenova menggeleng, dapat dirasakan jelas oleh Jeffilon.

"Aku lapar..." tutur Jenova kemudian.

Jeffilon melirik jam di atas nakas, pukul 2 pagi. Kembali mengangkat tubuh Jenova untuk duduk di pangkuan, kini mereka saling menatap satu sama lain. Raut lelah terpancar begitu jelas pada wajah keduanya, tetapi Jeno merasa sangat lapar.

"Kita pesan di hotel saja ya?"

Kedua lengan dibawa mengalungi tengkuk yang lebih tua.

"Apa saja, aku lapar."

Terbukti, perut Jeno berbunyi kemudian.

Jeffilon mengangguk, ia segera menghubungi room service. Jeno menyebutkan pesanan yang diinginkan saat Jeffilon melempar raut bertanya padanya.

"Grazie!" tukas Jeffilon, kemudian menutup kembali telfon yang tersambung di kamar mereka.

"Kau harus mandi, sebelum makan! Tubuhmu bau sperma." 

Birai Jenova mengerucut kesal, dia bau sperma juga ulah manusia yang sedang memangkunya ini.

"Mandikan aku," pintanya manja.

Jeffilon tidak menjawab dengan sepatah kata. Membawa tungkainya turun dari ranjang, kemudian dengan mudahnya mengangkat tubuh Jeno seperti koala dalam gendongan. Segera menuju kamar mandi. Jeffilon sudah tidak nyaman karena rasa gerah juga lengket pada seluruh tubuhnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MEET ME IN MILAN ☑️[END] [JAEJEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang