32. Mimpi itu__

Mulai dari awal
                                    

"Nggak lah, ngapain aku bohong sama Opa. Kak Dirganya aja tuh yang tukang ngadu" cemberut Alletta.

"Ohh god maafkan aku yang telah berbohong pada Opa. Tapi ini semua demi kebaikan Jambo" batin Aletta. Jambo adalah nama mobil lamborgini kesayangannya yang saat ini berada dikediaman Bima di Amerika. Jika dia berbuat masalah maka Jambo lah yang akan menjadi sasaran sang Opa.

"Good girl, menurutlah dengan Dirga sayang. Ini semua demi kebaikan kamu. Ingat, kamu harus tetap semangat untuk sembuh" ucap Bima.

Aletta mengangguk dengan senyum paling manis "Siap komandan"

Terdengar tawa kecil disebrang telfon "Kiss me" pinta Dirga.

Aletta lantas memanyunkan bibirnya lalu mendekatkan dilayar laptop dimana Bima sudah mengarahkan pipi kananya didepan layar.

"Ummaaacchhhh"

"Yang kiri!"

"Ummaaachhhhh"

"Udah" kata Aletta lalu kembali memundurkan wajahnya.

"Sekarang kamu istirahat yah, jangan begadang dan minum obat sebelum tidur"

"Iyya Opa"

"Selamat malam kesayangan Opa"

"To Opa sayang"

Tut

Sambungan berakhir, Aletta menghembuskan nafas lega. Berbicara dengan Bima seperti ini benar-benar menguras energi dan pikiran. Dia harus memutar otak untuk mencari alasan yang masuk akal karna Opanya itu benar-benar sangat cerdas.

"Kak Dirga Bancat" umpat Aletta geram. Dia lalu menutup laptop dan melemparkan dirinya keatas kasur, menatap langit-langit kamarnya dengan tatapn kosong.

"Kalau papa sama abang tau penyakit aku, gimana yah reaksi mereka" gumam Aletta.

🌻🌻🌻🌻

Aletta terus mengumpat sembari menendang ban mobilnya yang tampak kempes. Entah mengapa hari senin ini benar-benar sial baginya dan kesialannya semakin bertambah karna lima belas menit lagi upacara akan segera dimulai. Ia tidak mau lagi terlambat dan dihukum didepan tiang bendera. Bisa-bisa nanti pingsan lagi.

"Ada apa?" suara bariton itu membuat Aletta menoleh menatap sosok Bramata yang sudah rapi dengan pakaian kantornya lengkap dengan tas ditangannya.

"Emm ini pa, ban mobil aku kempes" sahut Aletta sedikit canggung.

Bramata tampak melihat jam tangannya lalu kembali menatap Alletta yang tampak uring-uringan. Gadis itu juga menyesal karna tadi menolak ajakan Skala untuk berangkat bersama.

"Lima belas menit lagi upacara disekolah kamu akan dilaksanakan. Sebaiknya kamu ikut dimobil saya saja" ucap Bramata dengan raut datarnya.

Aletta yang tadinya menunduk seketik mendongak menatap Bramata. Matanya mengerjap tak percaya dengan mulut yang sedikit terbuka.

"A-apa Pa?" tanya Alletta gagap.

"Ck, kamu ikut dimobil saya, cepat!" ulang Bramata lalu berjalan melewati Aletta menuju kearah mobilnya.

Sedangkan Aletta menepuk-nepuk pipihnya karna merasa sedang bermpimpi.

"Ini beneran, gue diajak papa berangkat bareng?" gumam Aletta tersenyum sumringah.

Tanpa ingin membuat Bramata menunggu, Aletta dengan cepat berlari dan masuk dibangku samping kemudi. Ia memasang seat beltnya lalu duduk anteng seperti anak penurut. Sedangkan disampingnya Bramata hanya melirik sekilas lalu melajukan mobilnya.

Hening

Didalam mobil hanya ada keheningan, keduanya terhanyut dengan pikiran masing-masing. Sesekali Aletta melirik Bramata yang tampak fokus menyetir.

Sepuluh menit berlalu, mereka telah tiba didepan gerbang SMA KENCANA. Aletta melepas seat beltnya lalu menatap Bramata yang juga tengah menatapnya.

"Pa" panggil Alleta lalu menyodrokan tangannya.

Sepersekian detik Bramata terdiam, lalu merongoh saku celananya untuk mengambil sesuatu. Ternyata ia mengambil dompetnya.

"Berapa?" tanya Bramata tanpa menatap Aletta sembari membuka dompetnya.

"Berapa apanya?" tanya Aletta mengernyit tak mengerti.

"Kamu minta uang kan?" tanya Bramata menatap Aletta yang tampak cengo.

"Isshh papa, Alleta mau salim bukan mau minta duit" cemberut Alleta memanyunkan bibirnya yang tampak begitu menggemaskan.

Bramata terdiam, lalu tanpa aba-aba Aletta menarik tangan Bramata dan mencium punggung tangannya cukup lama.

"Makasih pa tumpangannya, hari ini Aletta bahagiaaaaa banget. I love you, Babay" ucap Aletta lalu segera membuka pintu mobil dan berlari kecil memasuki gerbang sekolah.

Sedangkan ditempanya Bramata mematung, ia menatap lurus dimana Aletta sudah menghilang tak terlihat lagi. Lalu tatapannya turun kepunggung tangan yang tadi dicium oleh Aletta, menatap cukup lama dengan tatapan yang sulit diartikan.

 Lalu tatapannya turun kepunggung tangan yang tadi dicium oleh Aletta, menatap cukup lama dengan tatapan yang sulit diartikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pub:01/10/2022

Hay Vreen, semoga kalian bahagia diawal bulan baru ini;)

Ada yang nungguin Skaletta up?

Maaf yah udah buat kalian nunggu hehehehe.

Jangan lupa vote dan komen!!

Tandai jika ada typo!!

SKALETTA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang