16

1.9K 183 2
                                    


Sinar mentari menyorot melalui celah dedaunan dan burung-burung sedang menari dan menyanyi dengan bahagia. Angin kecil menerpa helaian surai hitam sebahu milik seorang gadis kecil.

Netra kelamnya fokus menatap istana pasir di bawahnya, bibirnya terkatup dan tangannya terulur menyentuh istana pasir tersebut, dengan satu sentuhan kecil istana yang dia bangun dengan sepenuh hati hancur.

Gadis kecil yang sekiranya berusia sekitar 6 tahun itu mengalihkan perhatiannya kepada sekumpulan anak laki-laki yang sedang bermain bola, tapi bukan itu yang menjadi fokus utamanya melainkan seorang anak Laki-laki yang sedang menyendiri di lubang kelinci.

Gadis kecil itu ingin mendekatinya, tapi dia terlalu malu untuk memulai pembicaraan. Gadis kecil itu menghela nafasnya, mengetahui jika langit mulai menunjukkan tanda-tanda bahwa hari mulai sore, gadis kecil itu kembali ke panti.

Sesampainya gadis kecil itu di panti, dia langsung menuju letak kamarnya tanpa menyapa penghuni yang lain.

Beberapa hari belakangan, gadis kecil itu mengalami mimpi yang terbilang cukup aneh. Mimpi itu berupa gambar-gambar kabur dengan suara-suara tidak jelas, tapi yang membuatnya takut adalah sebuah gambar seorang kakak perempuan dengan fitur wajah agak mirip dengannya tapi lebih dewasa sedang menjatuhkan dirinya di atas gedung tinggi.

Mimpi-mimpi itu telah membuatnya takut sehingga gadis kecil itu sering bertingkah aneh dan membuatnya dijauhi teman-temannya.

Tidak ingin memikirkannya lebih jauh, gadis kecil itu memilih untuk pergi mengistirahatkan diri.

________________________________________

Anak laki-laki yang berusia sekitar 8 tahun, sedang duduk di ayunan sambil memperhatikan kaki kecilnya.

Dia sendirian lagi seperti halnya kemarin, tidak ada yang mau bermain dengannya karena dia hanya orang asing.

Anak laki-laki itu tersentak ketika melihat sepasang sandal berhenti di depannya, dia mendongak melihat seorang gadis kecil dengan pipi chuby menatap kearahnya dengan gugup.

"H-hai..." Sapa gadis kecil itu.

Anak laki-laki itu terdiam membuat gadis kecil itu semakin bingung dan gugup.

"Kenapa k-kamu sendirian dan tidak bermain bersama me-mereka?"

Mata anak laki-laki itu terkulai, "Mereka membenciku."

Gadis kecil itu cemberut ketika mendengar jawabannya, wajahnya terlihat kesal ketika memikirkannya.

"Tidak apa! Jika mereka tidak mau bermain denganmu, maka aku yang akan bermain denganmu!"

Anak laki-laki itu tertegun, dengan mata yang penuh harap dia bertanya, "Benarkah?"

Gadis itu mengangguk semangat, tangan mungilnya menjabat tangan anak laki-laki itu.

"Namaku Bellyna, salam kenal!"

"Bell..." Anak laki-laki itu bergumam.

"Ah, namaku Damian. Kamu bisa memanggilku Ian."

Bellyna kecil terdiam, merasa pernah mendengar nama itu tapi dia lupa dimana

Bellyna kecil segera menepis pemikiran itu, dengan senyum yang merekah dia mengajak Damian kecil untuk bermain bersama.

_________________________________________

Bellyna kecil menatap pergelangan tangannya yang sekarang berhiaskan gelang cantik namun sederhana.

BellWhere stories live. Discover now