Tekanan dan Benih Cinta Di Senja Hari

15 3 0
                                    

Masih di waktu yg sama dan hari yg sama, tampak Haenil dan Ae Gil serta Garyeok tengah berjalan ke dekat kamar Hwayeon, namun langkah mereka terhenti ketika Haenil menyuruh berhenti.

"Berhenti..sebentar ..."Haenil mendengar kakaknya Jan Dwi tengah berbicara dengan kakak laki-lakinya Hwayeon.

"Bisakah kita menunggu sebentar...setelah mereka selesai bicara baru kita masuk.. saya minta tolong.."Haenil berbicara sopan.

Ae Gil dan Garyeok yg faham maksud Haenil mengangguk,mereka tahu maksud Haenil untuk memberi waktu untuk kedua saudara itu.

"Terimakasih.."Haenil tersenyum kepada Ae Gil dan Garyeok.

"Iya.."Ae Gil membalas senyuman Haenil.

Sedangkan Garyeok hanya mengangguk.

Setelah beberapa saat,tak terdengar lagi suara percakapan dari ruangan yg diisi Jan Dwi dan Hwayeon.

"Ayo kita masuk.."Haenil mempersilahkan.

Ae Gil dan Garyeok mengangguk dan mereka masuk bersama.

"Kak Hwayeon.."Haenil kaget melihat luka di pipi wajah ganteng kakak nya.

"Haenil.."Hwayeon yg sedang berbaring menoleh ke arah datang nya Haenil.

"Pipi kakak.."Haenil hendak menyentuh pipi Hwayeon,namun Hwayeon menghindar.

"Tidak apa-apa Haenil.."Hwayeon tersenyum hangat kepada adik nya itu,Hwayeon agak menjaga jarak dengan Haenil karna ia sedikit trauma dengan wanita,ia terkadang mengira semua wanita itu sama seperti kakaknya Jan Dwi yg pemarah.

"Bagaimana jika berbekas kak.."Haenil menatap sendu luka Hwayeon.

"Hmm..haenil..kakak kan dah bilang dari dulu kalo bekas luka di tubuh laki-laki itu bak piala..jadi gak apa-apa.."Hwayeon menggelengkan kepalanya.

Hwayeon sejak kecil sering sekali terluka karna pelatihan berat dari Jan Dwi,dan setiap Hwayeon bertemu Haenil,Haenil selalu mencemaskan dan bertanya bagaimana jika luka itu berbekas.

"Kakak selalu bilang seperti itu..lihatlah di seluruh tubuh kakak semuanya bekas luka.."Haenil berbicara bak seorang adik yg menyayangi dan mencemaskan kakak nya.

Hwayeon hanya tersenyum.

"Tenanglah Haenil..Hwayeon gapapa..dia anak yg kuat,bentar lagi juga sembuh kok.."Jan Dwi menatap harap Hwayeon.

"Iya Haenil..kak Jan Dwi benar.."Hwayeon faham dengan tatapan Jan Dwi.

"Hmm...baiklah..ah!aku sampai lupa.. utusan dari sekte Woo datang untuk melihat kakak.."Haenil mengenalkan dua orang dari sekte Woo yg sedari tadi hanya menyimak.

"Salam tuan muda park..saya Woo Ae Gil dari sekte Woo..ini Garyeok murid sekte Woo.."Ae Gil mengenalkan dirinya dan Garyeok dengan sopan sembari memberi hormat.

Garyeok memberi hormat kepada Hwayeon.

"Salam..salam.."Hwayeon membalas hormat Ae Gil dan Garyeok.

"Atas perintah ketua pemimpin seluruh sekte,kami ingin bertanya tentang kronologi kejadian pembantaian klan Jang dan klan Choi kepada tuan muda park.." Ae Gil langsung ke topik pembicaraan,ia juga menunjukkan surat perintah dari ayahnya selalu ketua pemimpin sekte.

Hwayeon melihat surat itu dan mengangguk faham.

Namun Jan Dwi dan Haenil tampak tak senang dengan yg sedang dilakukan Ae Gil.

"Maaf nona Ae Gil..aku bukannya melarang mu melaksanakan tugas mu.. hanya saja Hwayeon masih sakit,ia bahkan belum bisa bangun dari ranjang nya... Bisakah urusan ini di tunda dulu sampai kondisi Hwayeon lebih baik.."Jan Dwi berbicara dengan wibawa dan serius, ucapannya terdengar biasa saja namun memiliki unsur intimidasi yg memaksa Ae Gil untuk tunduk.

"Ta..tapi.."Ae Gil masih mencoba melawan.

Namun Hwayeon angkat bicara.

"Kak Jan Dwi..tidak apa-apa..huk..uhukk" Hwayeon hendak melerai namun luka  dalam nya kambuh dan batuk-batuk hingga mengeluarkan darah.

"Hwayeon.."Jan Dwi langsung memegangi nadi Hwayeon dan memeriksa kondisi Hwayeon,seketika matanya terbelalak dan ekspresi nya tampak sangat terkejut.

Namun Hwayeon langsung mengalihkan dan melepaskan tangan nya dari Jan Dwi, ia tak ingin Jan Dwi tahu tentang luka dalam nya.

"Hwayeon..kamu.."Jan Dwi hendak marah namun ia menahannya.

Lalu Jan Dwi menoleh ke Ae Gil yg lumayan terkejut.

"Nona Ae Gil dan Garyeok tolong keluar dulu..."Jan Dwi tampak serius.

"Baiklah...saya akan datang lagi ketika tuan muda park sudah baikan.."Ae Gil mengangguk,ia faham dengan yg sedang terjadi,apalagi Hwayeon sampai muntah darah.

"Ayo Garyeok.."Ae Gil dan Garyeok pun keluar dari ruangan itu.

"Ada apa dengan kak Hwayeon,kak?" Haenil sama paniknya dengan Jan Dwi.

"Dia luka dalam..Haenil..tolong keluar.." Jan Dwi masih berbicara dengan serius.

"Ah..ta..pi.. "Haenil hendak membantah, namun ia tahu kalo Jan Dwi sudah berbicara dengan nada datar,maka artinya itu serius.

"Ba..baiklah.."Haenil menunduk lesu,lalu ia pergi meninggalkan ruangan itu.

"Kak..kenapa Haenil juga disuruh keluar?" Hwayeon lumayan sedih melihat Haenil disuruh keluar,padahal haenil kan juga keluarga.

"Diam lah..jika dia melihat ini...maka dia juga akan ikut serta...dan bisa membuat penyakit nya kambuh.."Jan Dwi membantu Hwayeon untuk duduk.

"Ini maksud kakak?"Hwayeon penasaran apa yg akan dilakukan kakaknya sampai Haenil tidak boleh melihat.

"Diam"Jan Dwi sangat tegas.

Lalu Jan Dwi duduk di belakang Hwayeon, kemudian ia mulai menyalurkan tenaga dalamnya untuk Hwayeon.

Hwayeon yg merasakan tenaga dalam Jan Dwi memasuki tubuhnya langsung kaget dan terbelalak,ia ingin menghentikan kakaknya,namun sudah terlambat.

Waktu berlalu dan sore datang,namun Jan Dwi belum juga selesai mentransfer tenaga dalamnya,Haenil pun masih mondar mandir seperti setrika di lorong sekte Jang, ia sangat mencemaskan kakak nya.

Setelah cukup lama berputar-putar tak jelas,Haenil menatap sendu ruangan Hwayeon sejenak,kemudian ia berjalan dengan kepala tertunduk lesu keluar dari sekte Jang.

Saat ini Haenil sedang berjalan di jalan besar yg dipenuhi pedagang,Haenil ingin menenangkan fikirannya.

Namun langkah Haenil terhenti ketika melihat Garyeok yg tengah duduk di sebuah kedai yg menjual manisan dan roti.

Garyeok hendak memakan manisan yg ia pesan,namun beberapa anak-anak pengemis datang mengerubunginya.

"Tuan...kami belum makan beberapa hari.. tolong beri kami makan.."salah satu anak mewakili teman-temannya,anak-anak itu menatap harap Garyeok.

Garyeok menatap sendu anak-anak itu,ia lalu memesan cukup banyak roti lagi kepada penjual.

"Duduklah di sana.."Garyeok menunjuk kursi-kursi yg kosong.

Anak-anak itu faham lalu duduk dengan tertib.

Tak lama kemudian roti datang dan penjual meletakkan roti-roti itu di atas meja Garyeok.

Lalu Garyeok berdiri dari bangkunya dan berjalan ke dekat anak-anak pengemis itu dengan dua piring roti di tangannya.

"Makanlah..ini.."Garyeok membagi roti- roti itu,ia juga mengelus satu persatu pucuk kepala anak-anak itu dengan hangat.

Haenil memperhatikan Garyeok sedari tadi,tanpa ia sadari senyum telah terlukis di wajahnya beserta cahaya senja yg memenuhi langit.

🌻🌻🌻🌻🌻

24 November 2022

Jangan lupa tekan ⭐
Dan silahkan baca juga karya lain ku😉
👉P.V/Psicopatico vampiro /Txt
👉My first friend Cancer/Txt

Semoga suka🐧
Terimakasih😇

Night Flute Legend/Legenda Seruling Malam [Sookai]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant