16.

459 61 4
                                    

Up lagi karena seneng notip wp aing rame.

Dimohon untuk dibaca saat benar-benar gabut. Soalnya part ini lumayan panjang tapi ngebosenin, isinya nggak terlalu penting juga.

Di akhir cerita bakalan ada note lagi, mohon diabaca ya^^

Happy reading!!

Biasakan Vote sebelum membaca.

°°°°

"Baik semuanya. Ini adalah materi terakhir kita di semester ini. Senin nanti kalian akan melaksanakan penilaian akhir semester. Kalian harus serius belajar, karena penilaian ini akan menentukan naik tidaknya kalian ke kelas 11 nanti." Aileen memperhatikan guru fisika di depannya dengan serius. Takut guru itu memberi tugas dan Aileen tidak tau. Aileen tidak mau kejadian di keluarkan dari kelas karena tidak mengerjakan tugas terulang lagi.

"Dan satu lagi, kalian pulang lebih cepat hari ini karena para guru akan mengadakan rapat. Kalau begitu saya pamit." Suasana kelas langsung ricuh seketika setelah bu Hera pergi meninggalkan kelas.

"Kita jadi kan pergi ke mall hari ini?"

"Jadi dong! kita harus refreshing."

"Eh! Bim, Jangan lupa kita nongkrong di basecamp."

"Akhirnya penjajahan otak ini selesai juga."

"Penjajahan yang sebenarnya belum dimulai kawan."

Dll

Aileen hanya mendengarkan ocehan para murid kelas X-2 dengan teman teman mereka. Sepertinya hanya Aileen yang tidak memiliki rencana dengan teman sebelum ujian dimulai.

"Lo sebelum ujian mau kemana?" Aileen menoleh pada Diva yang sedang memasukan buku dan alat tulisnya ke dalam tas.

"Belajar." Diva segera pergi meninggalkan kelas.

Aileen mendengus lalu menatap layar ponselnya yang baru menunjukan pukul sebelas siang. Tidak mungkin menelepon Vino untuk menjemputnya sekarang. Karena mungkin Vino masih berada di kelasnya.

Mungkin Aileen akan mencoba untuk menaiki bus. Lagipula Aileen yang asli selalu menaiki bus untuk pergi ataupun pulang sekolah. Seingat Aileen ada sebuah halte bus yang terletak tak jauh dari komplek perumahan tempat Aileen tinggal. Aileen hanya tinggal menunggu bus di halte yang ada di dekat sekolahnya.

Semoga saja Aileen tidak tersesat.

°°°°

Sebuah bus berhenti disebuah halte yang cukup sepi. Aileen turun dari bus lalu memandang kesekitarnya. Benar, ini adalah halte yang berada dekat dengan komplek rumahnya. Padahal selama perjalanan bus tadi Aileen sangat gelisah karena takut salah menaiki bus.

Dari sini Aileen hanya perlu berjalan selama beberapa menit sebelum masuk ke kawasan komplek.

Kakinya berhenti di depan sebuah gerobak penjual ketoprak. Aileen ingin membeli beberapa bungkus untuk makan siang nanti. Karena Vino belum juga ada waktu untuk belanja bulanan, jadi di rumah masih belum ada bahan bahan untuk memasak. Dan kebetulan hari ini bi Ratna sedang mengambil cuti untuk merawat orang tuanya yang sedang sakit di kampung. Jadi, pasti tidak ada makanan karena tidak ada yang memasak.

"Makasih mbak. Neng? Mau pesen juga?" Tanya bapak itu setelah melayani satu pelanggan yang baru saja pergi.

"Eh, iya. Tiga dibungkus ya, pak. Semuanya nggak pedes." Dengan segera, bapak itu langsung menyiapkan pesanan milik Aileen. Sedangkan Aileen, ia langsung duduk di salah satu kursi plastik yang tersedia. Di sebelahnya juga ada seorang laki-laki yang sedang menyantap satu piring ketoprak dengan posisi membelakangi Aileen.

Allo figure  [HIATUS] Where stories live. Discover now