14. Kantin Sekolah Pt. 2

457 50 0
                                    

Tolong kasih tahu kalau ada typo atau kesalahan dalam penulisan kata.

Biasakan vote sebelum membaca. Dan jangan lupa ramein di setiap paragraf oleh komentar ya^^

Happy reading!

°°°°

Sementara itu di tempat lain, terlihat David yang sedang berdiri di depan gudang sekolah sambil memainkan ponselnya. Tempatnya yang sepi dan jauh dari bangunan sekolah yang lain, membuat David tidak takut akan ketahuan sedang membolos. Lagipula sangat jarang ada yang melewati koridor ke arah gudang kecuali petugas kebersihan sekolah.

Tak lama kemudian, datang dua temannya yang sudah daritadi ia tunggu.

"Lama." Kata David pada teman temannya.

"Sorry, Bunil ceramah dulu tadi." Kata Bima santai lalu berdiri di samping David.

"Dua curut mana?" Tanya David menanyakan dua temannya yang lain. Baru saja Raka akan menjawab pertanyaan David, sebuah langkah kaki yang bersahutan mengalihkan perhatian ketiga pemuda itu.

"Akhirnya datang juga." - Raka.

"Tau nih, si Indri lama." Kata salah satu pemuda yang baru saja bergabung bersama satu pemuda yang lainnya.

"Mulut lo kebiasaan ya, Marie. Nama gue Indra bukan Indri!" Kata Indra sedikit emosi.

"Lagian lo kayak cewek. Ke toilet aja minta di anter. Dan juga, nama gue itu Mario bukan Marie!"

"Lagian, nama kok mirip merek biskuit."

"Emang ada gitu biskuit yang mereknya Mario?"

"Udah! Kalian datang datang malah ribut!" Bima yang segera menghentikan perdebatan Mario dan Indra. Mereka berdua itu tidak akan berhenti berdebat sampai salah satu di antara mereka mengalah. Tapi masalahnya, mereka berdua itu sama sama mempunyai sifat tidak mau kalah. Jadi tidak ada cara lain selain harus ada yang melerai mereka berdua.

David merasa geli saat melihat Mario dan Indra yang langsung diam saat ditegur oleh Bima. Diantara mereka berlima, yaitu David, Raka, Bima, Indra dan Mario. Indra dan Mario adalah dua orang yang sering bertengkar di squad mereka. Tetapi mereka berdua juga yang paling sering terlihat bersama walaupun sering beradu mulut.

"Ini kita langsung ke rooftop atau beli makanan dulu ke kantin? Beli makan dululah, biar enak mabarnya." Kata Indra bertanya sekaligus menjawab pertanyaannya sendiri.

"Udah mah datang paling ngaret, banyak mau pula." Cibir Mario tak tau diri.

"Awas lo kalo minta!"

"Dih?! Gue punya duit, tinggal beli. Kalo Sisanya gimana?"

"Gue ikut." Kata David yang tiba tiba merasa haus.

"Kita nitip aja. Nanti kalian nyusul ke atap."  Kata Raka, sekaligus mewakili Bima yang terlihat malas untuk pergi ke kantin.

Setelah itu Mario, Indra dan David segera pergi ke kantin. Sedangkan Bima dan Raka, mereka berdua langsung pergi ke atap sekolah setelah menyebutkan pesanan mereka.

°°°°

"Tadi kenapa kalian lari?" Kata David yang berjalan diantara Mario dan Indra. Mereka bertiga berjalan beriringan disepanjang koridor menuju kantin sambil sesekali mengobrol ataupun bercanda. Untung saja mereka tidak melewati koridor kelas. Mereka jadi bebas membuat suara bising tanpa takut ditegur oleh guru.

"Tadi gue ikut si Indra lari."

"Gue tadi panik pas liat Paku lagi keliling. Karna takut ketauan, jadi gue lari."

"Berdosa lo ganti nama pak Kurnia jadi paKu." - David.

"Gue gak bermaksud. Tapi namanya kepanjangan, jadi gue singkat jadi pak Ku." - Indra.

"Lagian panggilan paKu cocok juga si." Kali ini Mario ikut menimrung untuk membicarakan guru sejarah yang suka berkeliling sekolah  bila sedang tidak ada kelas.

"Lah? Kenapa?" David melihat Mario yang seperti sedang menahan tawa.

"Soalnya pala botaknya kinclong banget. Kayak paku payung." Setelah itu Mario langsung meledakan tawanya, diikuti oleh Indra. Padahal tidak ada yang lucu.

"Lah iya? kenapa gue nggak kepikiran?" Kata Indra di sela tawanya.

David menggelengkan kepala melihat kedua temannya yang sangat kompak dalam hal meledek seseorang. Tapi David juga ikut tertawa.

"Gue juga agak heran sih, kenapa pak Kurnia suka botak. Dari kelas 10 gue nggak pernah ngeliat dia punya rambut. Sampe gue pernah ngira kalo dia itu punya penyakit kanker. Makanya dia botak." Celetuk David setelah tawa ketiga nya mereda. Membuat Indra juga Mario langsung terdiam.

" Eh? Iya ya. Mana kulitnya putih banget lagi. " Kata Mario yang termakan omongan asal dari David.

" Kalo paKu beneran lagi sakit gimana? Mana gue sering jailin dia lagi kalo lagi di kelas." Indra ikut memikirkan keadaan guru paruh baya itu.

"Ha ha, ha ha, mace mana paden muke." David malah bernyanyi di tengah keadaan Indra yang sedang merasa bersalah.

°°°°

"Tadi Raka sama Bima pesen apa, dah? Gue lupa." Tanya Mario setelah sampai di kantin. Pemuda pendek itu lalu menatap kedua temannya meminta jawaban. Namun tidak ada respon. Indra dan David malah kompak melihat ke arah sudut kantin.

"Itu Aileen bukan si? Ngapain dia disini?" Tanya David tanpa mengalihkan perhatiannya dari Aileen yang sedang membaca buku sambil menggigiti buku buku jarinya.

"Iya, dia dikeluarin juga dari kelas kaya gue, Bima, sama Mario," Kata Indra sambil menatap aneh Aileen.

"Dia kenapa dah? Di depannya ada makanan tapi malahgigitin jari." Lanjut Indra.

"Hoy! Gue malah dikacangin." Mario menoyor kepala David dan Indra. Tidak peduli bahwa David adalah kakak kelasnya.

"Apasi?!"

"Gue tanya tadi si Bima sama Raka titip apa! Gue lupa."

"Ya, tadi lo denger gak? Masa udah lupa. Masih muda tapi pikunan."

"Terserah! Lo tau gak?!" Mario mulai tersulut emosi.

"Yo ndak tau, kok tanya saya." Jawab Indra dengan nada yang dibuat buat. Membuat Mario semakin tersulut emosi.

"Bangke ya lo! Mau gue kepret mati?!" Mario berancang-ancang akan memukul Indra. Namun David segera melerai.

" kalian ini bego atau bodoh?! Gunanya punya HP tuh, apa? ya tinggal chat mereka mau pesen apa! Gitu aja ribut."

"Iya, ya. Lo sih bego." Mario menyenggol lengan Indra.

"Bacot." Indra tak menghiraukan Mario. Dia sedang sibuk mengirimi pesan pada grup untuk menanyakan pesanan Bima dan Raka.

"Eh! Mau kemana lo?" Tanya Mario saat melihat David yang malah meninggalkannya dengan Indra.

"Gue ada perlu bentar. Beliin gue teh peci sama kripik singkong na joha aja." Kata David sebelum benar-benar meninggalkan kedua temannya.

" Ini kita kayak babu nggak sih? Disuruh suruh mulu."

"Berisik lo.  mending sekarang kita langsung pesan terus pergi ke Rooftop. Si Bima udah marah-marah katanya cepetan."

°°°°

Jangan lupa tinggalkan jejak^^

Makasih udah mau sempetin baca cerita ini^^

280822

Allo figure  [HIATUS] Where stories live. Discover now