20. EnD

442 20 1
                                    


Keadaan Karin sudah membaik. Lebam di tubuhnya juga sudah memudar. Ia juga sudah mulai kuliah.

"Pokoknya nanti pulang sekolah langsung latihan" ucap Karin ke Zoe.

"Kemarin kan udah" Zoe.

"Kemarin kamu kabur, kamu pikir kakak gak tau" Karin.

"Pasti uncle Mingyu yang bilang ke kakak" Grutu Zoe.

"Sekalipun uncle gak bilang, kakak juga tau" Karin.

Zoe hanya bisa cemberut mendengar itu. Dia sudah sulit untuk kabur latihan beladiri.

.

.

"Nanti tunggu Gua di perpus, soalnya setelah kelas ada urusan sebentar" ucap Bian.

Bian selalu meminta Karin pulang dan pergi dengannya. Karin awalnya menolak namun Bian memaksanya. Karena tidak ingin berdebat dengan Kembarannya yang semakin posesif karena kejadian waktu itu membuat Karin menuruti ucapannya saja.

Setelah selesai kelas, Karin pergi ke perpus. Ia berjalan mencari buku yang ingin Dia baca sambil menunggu Bian.

Menyusuri setiap rak dan akhirnya Ia tertuju pada satu buku, hanya saja posisinya lebih tinggi dari Karin membuatnya harus berjinjit agar tangannya sampai pada rak dimana buku yang ia inginkan berada.

Namun tiba-tiba sebuah tangan memeluk pinggangnya membuat Karin mengurungkan niatnya mengambil buku itu.

Karin memejamkan matanya saat tangan itu semakin erat memeluk pinggangnya Bakan dada orang itu sudah menempel pada punggung Karin. Karin tau sia orang itu, aroma itu bias Karin kenali kalo itu Jevan. Karin masih mengingat wangi parfum Jevan.

"Lepas" ucap Karin membuka matanya dan Jevan menggelengkan kepalanya.

"Jevan, lepas!" Karin memaksa tangan Jevan yang berada di perutnya untuk lepas.

"Sebentar saja" ucap Jevan yang menyandarkan kepalanya pada pundak Karin.

Namun Karin mendorong tubuh Jevan kebelakang sampai punggungnya membentur rak buku dan Karin membalikan tubuhnya sampai tangan Jevan terlepas dari pelukannya. Karin mencekram leher Jevan dengan salah satu tangan nya.

Karin menatap tajam Jevan namun Jevan hanya menatapnya sayu.

"Apa mau Lo!" Kesal Karin yang masih mencekram leher Jevan dan tanpa pemberontakan dari Jevan.

"Aku ingin berpamitan" ucap Jevan.

"Hari ini Aku akan terbang ke Kanada bersama Mark dan akan tinggal di sana" ucap Jevan membuat Karin perlahan mengendurkan cengkaraman tangan di leher Jevan.

"Tidak ada urusannya lagi denganku" ucap Karin yang sudah benar-benar melepas tangannya dari leher Jevan.

"Aku akan membatalkannya jika kamu memintaku untuk tidak pergi" ucap Jevan membuat Karin tersenyum remeh.

"Aku? Untuk apa? Sangat lebih baik kalo Lo gak pernah lagi muncul di hadapanku atau keluargaku" ucap Karin yang berniat pergi namu Jevan lebih dulu menarik tangannya dan membawa Karin kedalam pelukannya.

Jevan memeluk tubuh Karin cukup erat sampai Karin yang berusaha memberontak pun tidak bisa lepas.

"Sebentar saja, setelah ini Aku akan pergi" ucap Jevan menghentikan pemberontakan Karin.

.

.

"Daddy dengar Mark dan Jevan pergi ke Kanada" ucap Taehyung.

"Lalu apa hubungannya dengan Karin Dad?"

"Tidak, Daddy hanya memberitahumu. Taeyong juga akhirnya menerima Mark meskipun Dia bukan anak kandungnya"

"Bagaimana dengan Uncle Kai?" Tanya Karin.

"Dia tidak bisa berbuat apa-apa, Taeyong juga pindah ke Kanada setelah Krystal di penjara" ucap Taehyung.

Taeyong tetap memenjarakan Krystal dan Jaehyun tidak bisa berbuat apa-apa setelah semua bukti mengarah pada Kakaknya itu.

20 tahun bukan waktu yang singkat, Taeyong sudah sangat menyayangi Mark dan lagi Mark dengan tegas menolak untuk ikut Kai bahkan Ia tidak mau menemui Kai makannya Mark memilih untuk pindah ke Kanada.

Dan kenapa Jevan ikut yah karena salah satunya Karin tapi alasan lain karena Mommy nya meminta Jevan menemani Mark.

.

.

"Bagaimana?" Tanya Bian saat melihat Karin duduk di pinggir kolam dengan kaki masuk kedalam air.

"Apanya?" Karin.

"Perasaan Lo ke Jevan"

"Udah gak penting, lagian Jevan udah pergi"

"Karena Lo gak nahan Dia"

"Untuk apa?"

Bian menarik nafasnya dalam. Dia tau jika Karin masih menaruh perasaanya pada Jevan. Meskipun Bian sangat kesal dengan apa yang dilakukan Jevan pada Karin tapi perasaan Karin juga penting untuknya.

Yah melihat bagaimana kedua orangtuanya dulu berpisah bahkan Mommy tidak mau bertemu Daddy dan semua keluarga Mommy membenci Daddy, tapi buktinya sekarang Daddynya masih bersama mereka dan semakin menyayangi Mommy.

Tapi yah seperti yang pernah Bian dengar saat Karin dan Daddy berbicara jika Jevan bukan Daddy.

"Gua selalu dukung keputusan Lo, yang penting Lo bahagia" ucap Bian membuat Karin tersenyum.

Sampai akhirnya

Byurr

Karin terdorong ke dalam kolam dan pelakunya.

"Zoeee!" Kesal Karin saat tau siapa pelaku yang mendorongnya.

Bian melihat Zoe yang tertawa karena membuat Karin jatuh ke kolam pum mendorong tubuh Adeknya itu.

"Aaaa Kakakkk" Zoe.

"Nah sini kamu" ucap Karin membuat Zoe berusaha berenang menjauh dari Karin.

"Mommyyyyy, Kakakk"

"Sini kamu Zoe!" Karin mengejar Adeknya itu.




___EnD___



Thanks buat yang udah baca dan ngikutin cerita ini. Yang udah Vote comment dan follow.

Thanks juga yang ngikutin cerita ini dari chapter awal sampai sekarang season 2.

See you semua.

Annyeong.




Oh iya jangan lupa mampir JungFam.



✅ Little MAFIA (Season 1&2)Where stories live. Discover now