HOPE

192 27 11
                                    

● ● ●

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

● ● ●

Suhyeok akhirnya keluar dari kediaman Cassano yang kosong akan penghuninya itu.

Dengan langkah gontai, ia menelusuri halaman rumah yang begitu luas sambil terus memikirkan apa yang harus ia lakukan sekarang.

Perjalanan kembali ke rumahnya cukup jauh, entah dia akan terus berjalan kaki sampai mana.
Semoga saja ada orang baik yang mengendarai sesuatu dan mau memberinya tumpangan.

Suhyeok hanya bisa berharap hal itu terjadi, walaupun kemungkinannya 1 berbanding tak terhingga.

Ya berharap.

Hal yang sekecil inipun dia hanya bisa berharap.

Kenapa dia tak bisa berpikir dan melakukan apapun?

Dia benar-benar kalut.
Semua hal bercampur dan bertabrakan di dalam otaknya.

Sampai sampai, Suhyeok tak menyadari seseorang berjalan perlahan di belakangnya.
Menghampiri laki-laki jangkung itu seperti akan melakukan penyergapan.

Dan dalam hitungan detik, pandangan Suhyeok menjadi gelap.
Nafasnya sesak.

Kepala dan wajahnya tertutup sesuatu seperti kain oleh seseorang dari belakangnya.
Lehernyapun tercekik.

"A-apa apaan in-i!!?"
Sentak Suhyeok yang berusaha membuka kain yang menutupi pandangannya.

"Aku dapat satu!"
Seseorang di belakang Suhyeok itu berteriak dan terus memaksakan kain penutup kepala itu menutupi kepala dan wajah Suhyeok sampai mencekik lehernya.

"Lepaskan!"Suhyeok masih terus menggeliat.
Berusaha melepaskan diri. "K-kau ini sia-"

BUGH!

Dentuman terdengar.
Dentuman dari pukulan keras sebuah benda tumpul pada belakang kepala Suhyeok.

Yang langsung membuat Suhyeok terkapar, tak sadarkan diri.

"Kau itu benar-benar bodoh?!"umpat seseorang yang memegang sebuah tongkat baseball, sang pelaku pemukul Suhyeok.
"Harusnya langsung saja kau pukul dia! Untung saja aku datang, kalau tidak vampire itu pasti sudah memakanmu!"recoknya.

Yang dimarahi hanya mendesah.
"Sudah, tak usah mulai memarahiku, kak. Yang penting kita sudah dapat vampire nya. Walaupun cuma satu..."ucap pria yang ternyata adik dari sang penggerutu.

"Tapi kalau semudah ini menangkapnya, dia pasti hanya vampire biasa. Padahal katanya ini rumah dari vampire elite.."tebak si kakak.

Sang adik melihat sekeliling rumah.
Situasi yang sepi, menandakan tak ada satupun lagi penghuni disana.
"Rumahnya terlihat kosong kak.. mungkin vampire elite itu sudah pergi. Jadi tinggal dia yang tersisa disini. Mungkin dia si penjaga rumah.."

Sang kakak berdecak.
"Ya sudah, kita ikat saja dan langsung bawa dia ke basecamp. Setidaknya kita mendapat sesuatu. Mungkin dia bisa memberi informasi dimana keberadaan vampire elite. Kalau tidak, lumayan kan taringnya bisa kita jual di pasar gelap.."

ENCHANTEDWhere stories live. Discover now