Lies and Truth

442 87 19
                                    

• • •

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

• • •

"Kalian dari mana?"
Baru melangkahkan kakinya masuk rumah, Namra langsung mendengar suara mamanya.

Chayoung duduk di sofa ruang tamu sambil meneguk teh paginya.
Tersenyum pada Namra dan Cheongsan yang berada di depan pintu masuk.

Cheongsan yang berdiri di samping Namra mengalihkan pandangannya ke lantai. Ia menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"M-mama.."hanya kata itu yang bisa keluar dari mulut Namra.

"Cheongsan?"Chayoung mengalihkan pandangannya pada laki-laki disamping putrinya itu.

"Kami hanya mencari angin tante. Berjalan mengelilingi kota kecil ini,"Cheongsan tersenyum lebar.

Namra jadi ikut memandang Cheongsan.

"Sampai semalaman dan tidak pulang?"

"Aku yang minta ditemani Namra tante, maaf-"
Namra menggenggam lengan Cheongsan. Menyuruhnya berhenti bicara.

"Aku yang ajak Cheongsan ma.. Aku sedang ingin mendinginkan pikiranku,"ucap Namra.

Chayoung tersenyum.
"Ganti bajumu Namra.. dan mandi. Aroma tubuhnya begitu menguar darimu,"ucap Chayoung.
"Kebohongan kalian kurang kompak."

Namra melihat pakaian yang sedang dipakainya.
Kaos dan celana trainning Suhyeok masih menempel di tubuhnya.

Kenapa aku sebodoh ini?

"Ma.."rengek Namra. Tapi entah dia harus berbohong apa lagi.

"Sana.."ujar Chayoung yang membuat putrinya bergegas ke kamarnya.

"Cheongsan.. ayo minum teh bersamaku,"

Cheongsan memandang Chayoung gugup.
Tapi akhirnya mengangguk dan duduk di sofa yang bersebrangan dengan Nyonya Cassano itu.

Perasaanku tidak enak

"Ayo ceritakan.."ucap Chayoung.

Cheongsan menelan ludahnya.

• • •

Namra akhirnya sudah mandi dan mengganti baju Suhyeok dengan dress berwarna abu-abu selutut.
Ia bersiap untuk ke toko buku tempatnya janjian dengan Suhyeok.

Walaupun masih siang, dan belum jam selesai kuliah Suhyeok, tapi Namra ingin menunggunya saja disana.

Namra berjalan di lorong rumahnya ia mendengar alunan suara piano dimainkan.
Dari nadanya, ia tau siapa yang sedang memainkan piano yang ada di ruang tengah keluarganya itu.

Sebelum pergi, Namra memutuskan untuk bertemu dengan sang pemain piano.

Gong Kijoon.

Kijoon memang hebat bermain piano. Saat kecil Namra lebih memilih bermain Biola dibanding piano.
Tapi karena merasa permainan biolanya tidak ada peningkatan, setelah SMP dia tidak menyentuh lagi biolanya.

ENCHANTEDWhere stories live. Discover now