Thank You

434 85 36
                                    

• • •

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

• • •

Suhyeok memandang jam dinding diatas tv ruang tengah apartement nya. Sudah pukul 02.30 pagi,
tapi matanya tak juga menunjukan tanda-tanda kelelahan.
Senyumnya malah terus mengembang, sampai pipinya terasa sakit.
Karena hampir dua tahun, ia rasa senyumnya tak pernah selebar saat ini.

Kebahagiaannya sekarang terasa bagai mimpi. Dan ia takut saat matanya terpejam, ternyata benar itu hanya bunga tidurnya saja.

Baju basah mereka sudah berganti.
Namra yang dibawa (red: culik) Suhyeok ke apartement nya, tentu saja tidak membawa baju ganti. Otomatis dia memakai kaos Suhyeok, yang kebesaran di badannya, dan juga celana training milik laki-laki itu.

"Kamu tidak mengantuk?"tanya gadis di dalam dekapannya.

Yang ditanya hanya menggeleng. Malah menyembunyikan wajahnya di tengkuk leher si gadis dan terus mendekapnya erat.

Namra tertawa kecil melihat tingkah Suhyeok yang sama sekali tidak mau jauh darinya.

Sudah berjam-jam mereka hanya duduk di sofa, menonton tv dan saling mendekap.

Namra yang duduk bersila di antara paha Suhyeok, asik menonton layar elektronik di depannya. Suhyeok terus memeluknya dari belakang, terkadang membuat gadis itu tidak fokus menonton karena sentuhan-sentuhan lembut kekasihnya.

Ya.. kekasih.
Walaupun mereka tidak meresmikannya dengan perkataan, tapi apa yang mereka lakukan sekarang biasanya hanya dilakukan sepasang kekasih kan?

"Aku tidak mau tidur.."ucap Suhyeok manja.
Suhyeok mendongakan wajahnya, menatap serius Namra.
"Aku takut saat aku tidur, kamu malah melarikan diri lagi.."

Namra tertawa kecil.
Menengokan kepalanya untuk menatap Suhyeok "Mau melarikan diri kemanapun, kamu akan selalu menemukanku.."ucapnya sambil mengelus lembut pipi laki-laki itu.

Tangan Namra turun ke leher Suhyeok.
Tatapannya langsung mengarah pada bekas gigitannya saat tragedi di Barn dua tahun lalu.
Bekas luka itu sudah samar dan hampir tidak terlihat.

"Maaf.."ucap Namra

Suhyeok mengerti apa yang sedang Namra perhatikan.
"Aku kira.... aku akan langsung jadi vampire"ucap Suhyeok.

Namra menggeleng pelan. "Tidak sesimpel itu.."

"Mau mengubahku?"pinta Suhyeok tiba-tiba.

Mendengar itu, Namra langsung menutup mulutnya dan menggeleng cepat
"Jangan meminta yang seperti itu. Hidupmu terlalu berharga untuk duniaku Suhyeok.."

Suhyeok menggenggam tangan Namra yang menutup mulutnya. Saling menautkan jari-jari mereka, dan menaruh punggung tangan Namra di pipinya.
Merasakan dinginnya suhu tubuh Namra pada pipinya yang hangat.
"Lalu bagaimana agar aku bisa terus bersamamu?"

Namra sedikit terkejut mendengar pertanyaan Suhyeok. Ia tak mau berpikir terlalu jauh seperti itu.
Karena...
mungkin suatu hari nanti.. entah itu kapan,
hati Suhyeok akan berubah juga, tak lagi untuknya.
Namra hanya ingin menikmati kisah manis mereka saat ini, tidak mau berpikir kemungkinan apa saja yang akan terjadi di masa depan mereka nanti.

ENCHANTEDWo Geschichten leben. Entdecke jetzt