35. Wildan Senang, Inara Bimbang

91 14 0
                                    

HAI, MAAF BARU SEMPAT UPDATE 😭

AKU TUH, AKHIR-AKHIR INI SIBUK.

JANGAN LUPA BUAT VOTE DAN KOMEN YA✨

BIAR AKU TAMBAH SEMANGAT

Happy reading ❤️

Inara menguyah nasi dengan sangat pelan. Padahal hanya makan malam biasa, tapi suasana terasa sangat berat. Biasanya, ia hanya makan malam bersama Mamanya karena Papanya yang jarang pulang. Tapi malam ini sepetinya Papanya sudah tobat, beliau ikut makan malam di rumah.

Inara menatap Papa Dodi yang sedang makan. Tidak sengaja Papanya juga melihatnya. Alhasil mereka saling bertatapan. Ia jadi gelagapan sendiri, dan malah tersedak makanannya.

"Uhuk ... " Inara memukul dadanya yang terasa sesak.

"Pelan-pelan nak," ujar Ina mengusap bahu anaknya.

Papa Dodi dengan sigap mengambilkan air minum untuk anaknya. "Diminum."

Inara segera mengambil gelasnya dan meminum dengan cepat. Ia merasakan kepalanya yang diusap lembut oleh Papanya. Hatinya menghangat, tidak pernah ia merasakan ini sebelumnya.

"M-makasih Pa," ucap Inara.

Ketiganya melanjutkan acara makan malamnya. Tidak ada percakapan, hanya ada suara dentingan garpu dan piring yang bergesek.

Ketika Papanya beranjak dari tempat duduknya. Inara meliriknya sekilas, sepertinya beliau akan pergi ke teras depan dan merokok. kebiasaan setiap bapak-bapak.

Inara langsung membantu Mama Ina mencuci piring. Ia segera ke wastafel, mengambil spons dan menggosoknya ke piring yang kotor.

"Kak Inara!"

Kegiatan Inara terhenti saat mendengar suara anak laki-laki yang memanggilnya. Siapa lagi kalau bukan Yudha, ia sangat mengenalinya.

"Udah, kamu keluar dulu sana," suruh Ina.

"Siap, Ma!"

Inara membersihkan tangannya terlebih dahulu. Ia menuju ruang tengah dan langsung disambut oleh pelukan hangat dari Yudha yang membawa mainan ditangannya.

Tidak hanya Yudha ternyata. Ada Tante Endah, Om Pram yang baru saja pulang dari Kalimantan, dan juga Wildan yang tersenyum senang. Pasti ada sesuatu, nanti ia akan menanyakannya.

"Om," Inara mencium punggung tangan Pram.

"Udah besar ya, sekarang," ujar Pram membuat Wildan merotasikan matanya.

"Itu aja basa-basinya. Ganti dong pa! Gak kreatif," cibir Wildan membuat mereka tertawa.

Padahal Om Pram hanya pergi sebulan sampai dua bulan sekali. Tapi selalu saja dramatis.

"Piye kabare juragan sawit?" tanya Papa Dodi tertawa.

(Bagaimana kabarnya)

"Sehat-sehat," jawab Pram juga tertawa.

"Wah, ada tamu toh," ujar Ina.

Tante Endah langsung menyerahkan tas kresek, yang berisi oleh-oleh dari suaminya. Memang mereka baru sempat bermain ke rumah Inara malam ini.

"Walah, malah ngrepoti," ujar Mama Ina menerima kantong kreseknya.

(Merepotkan)

"Sedikit buat Inara," timpal Pram.

Mama Ina melihat mobil yang terparkir di depan rumahnya. "Habis jalan-jalan yo, Yudha?"

AMBIVALEN (End)Where stories live. Discover now