18 - Boundaries

285 37 7
                                    

Hari-hari di awal tahun kelimanya tidak bisa dibilang mulus atau juga tidak mulus

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari-hari di awal tahun kelimanya tidak bisa dibilang mulus atau juga tidak mulus. Setiap harinya ada saja kesialan yang menimpa Aily. Entah itu mimpi buruk, lupa mengerjakan tugas, tiba-tiba flu atau hal-hal lain yang cukup menganggu kesehariannya.

Sementara kesehatannya berangsur semakin membaik, dirinya merasakan sebuah energi yang cukup kuat dari dalam dirinya. Entah apa itu, ia masih belum mengetahuinya.

Semenjak ia pulih, Aily lebih banyak melamun dari biasanya, membuatnya sering kali ditegur oleh para Professor yang sedang mengajar. Kerap kali juga ia terkena detensi ringan karena tidak memperhatikan pelajaran yang sedang berlangsung.

Setelah kesehatannya membaik juga, ia sempat berpapasan dengan Draco berkali-kali karena mereka berada di satu asrama dan mengambil beberapa pelajaran yang sama juga. Namun, pemuda itu nampak sekali seperti sedang menghindarinya.

'Apa aku berbuat salah padanya?'

Ingin sekali Aily menanyakan hal itu namun ia tidak mau langsung menurunkan gengsinya begitu saja, ia masih akan tetap menunggu sampai Draco menghampirinya lebih dahulu.

Sayang sekali, satu bulan berlalu namun Draco masih tetap saja seperti itu. Kesabaran Aily semakin menipis dibuatnya. Bahkan siapapun yang melihat keduanya merasakan adanya sebuah tembok raksasa tak kasat mata yang membentang diantara mereka berdua.

Satu Hogwarts tau, sangat mustahil Draco dipisahkan dengan Aily karena sejak awal Aily pindah ke Hogwarts bersama saudara-saudaranya, Draco selalu menempel padanya, kemanapun ia pergi. Seperti anak ayam yang selalu mengikuti induknya.

Aily pun sangat sadar dengan hal itu, ia yakin bahwa Draco sengaja menghindarinya entah karena alasan apa. Ia tidak merasa kalau ia telah berbuat salah pada Draco, tidak pernah juga menyinggung perasaan pemuda itu. Daphne berkali-kali membantu agar Aily dan Draco dapat berkomunikasi setidaknya beberapa detik saja, namun hal itu sangat sulit dilakukan. Aily dengan harga dirinya yang tinggi serta Draco yang tidak mau berbicara sepatah katapun.

"Aneh melihat bocah Malfoy itu tidak menempel padamu." Aily mendelik pada perkataan Five.

Mengangkat bahunya acuh tak acuh, ia bersenandung. "Tidak tau, tuh. Terserah dia saja lagi pula aku bukan Ibunya, untuk apa terus diikuti seperti anak ayam yang sedang mencari induknya?"

Five mendecih, ia tau betul saudarinya itu memiliki rasa gengsi lebih tinggi bahkan lebih dari Ayah mereka sendiri.

"Turunkan harga dirimu yang kelewat tinggi itu. Menggelikan sekali melihat kalian berdua seperti pasangan kekasih yang sedang bertengkar namun masih ada rasa rindu di kedua mata kalian."

"Hey- kata-kata mu terlalu cringey dimataku..."

'Tidak salah tapi salah sekali. Duh, harus bagaimana aku? Apa yang harus kulakuan?'

***

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Number Eight: Reincarnation | TUA X HPWhere stories live. Discover now