38. Until The End

122 5 10
                                    

Tanggal penulisan :

6 Oktober 2021 pukul 0.05

Enjoy....

Malam ini langit terlihat begitu cerah melebihi hari biasanya. Gemerlap taburan bintang yang menyatu indah dengan sempurnanya cahaya rembulan menjadikannya semakin menawan.

Mina yang awalnya hanya berniat menutup jendela kamar, seketika mengurungkan niatnya. Dia tersenyum seraya membawa kakinya melangkah menuju meja nakas yang ada di sebelah tempat tidur. Mengambil sesuatu dari laci paling atas lalu membawanya ke kursi santai yang ada di balkon kamarnya.

Padahal, malam sudah semakin larut, dan besok adalah hari pertamanya kembali ke sekolah setelah satu tahun beristirahat.

Senyumnya kembali merekah kala dengan sendirinya tangannya meraba sampul buku yang ada di tangannya. Ya, buku dengan sampul berwarna hitam yang sudah menemani perjalanan hidupnya sejak beberapa tahun silam.

Awalnya, Mina memang benar-benar tak menyangka jika buku itu akan menjadi saksi kisah hidupnya. Mengingat dulu, dia benar-benar benci dengan dunia tulis menulis. Tapi sekarang, sejak seseorang yang tidak sengaja memberikan bukunya kala itu, membuat Mina entah kenapa justru senang menuliskan ceritanya di sana.

Lembar pertama pun ia buka.

15 Agustus 2015.

Dengan sebuah senyuman menawan, Mina membaca cerita pertamanya. Dia ingat betul, kala itu hari pertamanya masuk sekolah menengah pertama. Tepat beberapa hari setelah ia mendapatkan buku itu. Perasaannya begitu gugup, khawatir sekaligus takut. Sebab saat itu menjadi kali pertamanya hidup jauh dari panti asuhan. Tapi, ia cukup beruntung, karena saat di asrama dia menemukan teman-teman yang begitu baik dan peduli padanya.

Lembar demi lembar berikutnya kembali Mina baca dan telusuri. Ada kalanya dia terlihat tersenyum lucu mengingat kembali cerita di masa lalunya. Adakalanya dia termenung dengan apa yang dia alami dulu. Dan ada kalanya, Mina mengucap syukur dalam hati atas apa yang sudah dia lewati dari dulu sampai sekarang.

Kisahnya kembali berlanjut. Sudah hampir separuh halaman dari buku itu yang Mina baca. Tak ada satupun lembar yang ia lewatkan. Bak sebuah film yang kembali di putar, semua terpampang jelas dalam ingatannya sekarang.

1 Januari 2018

3 tahun telah berlalu. Tanpa terasa waktu berjalan begitu cepat. Semua kenangan sudah ia lewati selama menempuh pendidikan pertamanya. Tentu, semuanya tak berjalan mulus dan berakhir indah. Tapi di balik itu semua, dia mengerti akan satu pembelajaran. Pembelajaran dimana ia tahu dan paham tentang arti sebuah kehidupan yang sesungguhnya.

Mina kembali tersenyum lucu membaca kisah itu. Karena bukannya membahas tentang kenangannya merayakan tahun baru atau memori-memori di saat itu. Justru perasaan lain yang ia tuliskan. Perasaan yang ia curahkan lewat sebuah tuliskan. Perasaan yang mungkin orang lain tak mengerti.

Tak ingin terlalu lama hanyut dalam perasaan itu, Mina beralih membuka lembar berikutnya. Membacanya perlahan seolah tak ingin satupun dari kenangan itu terlewatkan.

Hingga pada akhirnya, Mina sampai pada lembar terakhir yang dia tuliskan lebih dari satu tahun yang lalu.

30 September 2020.

Ya, malam itu, sebuah rahasia besar terbongkar. Mina yang sama sekali tak pernah membayangkan jika kehidupannya akan berbalik 180° Hanya dalam waktu sekejap. Semuanya berubah. Dia yang tiba-tiba menjadi bagian dari keluarga Im. Dia yang ternyata menjadi korban penculikan di masa lalu. Dia yang sudah harus menanggung beban berat karena menjadi pewaris tunggal. Dan dia yang selalu menjadi incaran banyak orang hanya karena sebuah status sosial dan kekayaan.

IM MINAحيث تعيش القصص. اكتشف الآن