09. First day

87 3 0
                                    

Tanggal penulisan :

30 Maret 2021 pukul 16.56 - 1 April 2021 pukul 10.16 (belum termasuk refisi)

Rasanya tak ada yang salah dari penampilannya kali ini. Layaknya siswi pada umumnya di sekolah itu, dia pun memakai seragam sekolah yang sama dan atribut yang lengkap. Tapi anehnya, sejak kakinya melangkah masuk untuk pertama kalinya di sekolah itu, semua mata tertuju padanya. Dia tahu, tatapan itu bukan tatapan kagum atau semacamnya, melainkan tatapan sinis, dan merendahkan. Tapi seakan tak peduli dan menganggapnya angin lalu, langkahnya tetap saja ringan memasuki area sekolah itu lebih dalam.

"Apa dia orangnya?"

"Dia murid beasiswa itu."

"Ku dengar dia bukan dari Korea."

"Lihatlah, gayanya sangat norak dan begitu kampungan."

"Aish, sekolah kita jadi tercemar karena kehadirannya."

"Aku heran kenapa para donatur menyetujui beasiswa nya."

"Apa jangan-jangan dia melakukan sesuatu dengan para donatur, itu sebabnya dia bisa di terima?"

Sepanjang perjalanan, kalimat demi kalimat cibiran terus mereka lontarkan, Mina tak marah atau berusaha menampiknya arena memang itu faktanya. Berniat menegur tapi sebuah suara mengagetkan nya.

"Hey, pecundang."

Entah siapa yang baru saja melontarkan kalimat ledekan itu. Tapi yang jelas, orang itu seperti di takuti oleh mereka yang baru saja menghinanya. Terbukti, mereka langsung diam dan pura-pura fokus dengan loker di depan mereka masing-masing.

"Hey, kau. Murid beasiswa, pecundang."

Nada bicaranya dingin, datar, ketus, dan. angkuh. Sungguh, gaya anak orang kaya pada umumnya. Dia menoleh dan mendapati beberapa siswa perempuan berdiri di belakangnya, menatapnya dari ujung kepala sampai kaki dengan senyum meremehkan.

"Jadi kau murid beasiswa itu?" Tanya salah satu dari mereka seraya melangkah mendekat. Mina yakin jika dia adalah ketuanya.

"Ku pikir, orang yang akan masuk ke sekolah ini adalah orang yang sederajat dengan kami disini. Tapi ternyata tidak. Kau, benar-benar cerminan kaum rendahan." Ucapnya sinis diiringi senyum smirk yang dia perlihatkan.

"Maaf Nona. Sebagai seseorang yang berpendidikan, tentu kau tahu dan paham betul jika kalimat yang baru saja kau ucapkan itu sangat tidak sopan dan terlalu lancang. Aku yakin orang tuamu tak mendidik mu dengan ajaran seperti itu. Apalagi dengan orang baru sepertiku. Dan satu hal lagi, meski penampilanku norak dan kampungan, serta keberadaan ku disini karena beasiswa, tapi aku disini karena kemampuanku." Jawab Mina penuh ketegasan. Membuat semua orang yang mendengar dan melihatnya begitu terkejut. Termasuk, gadis di depannya.

"Apa dia sedang ingin mencari masalah?"

"Berani sekali dia mengatakan itu di hadapan mereka."

"Aku yakin, hidupnya tidak akan lama di sekolah ini."

"Kita lihat, bagaimana dia akan bertahan nanti?"

"Ini hari pertamanya, tapi dia sudah berani membuat masalah."

"Kau dengar itu? Kau baru saja masuk dalam masalah besar, kau tahu?" Ucap gadis itu mencoba memperingati dan memberitahu kesalahan apa yang baru saja Mina lakukan.

"Tentu. Telingaku masih berfungsi dengan baik." Seakan tak memiliki rasa takut sedikitpun, Mina masih terlihat tenang menghadapi gadis di hadapannya.

"Biar ku perjelas keberadaan mu disini pecundang. Kau, hanya orang miskin yang bisa masuk ke sekolah kami karena belas kasih orang tua kami. Jadi ku peringatkan. Kau, jangan berulah kalau ingin selamat." Teguran keras serta tatapan tajam gadis itu berikan pada Mina yang tampak tak peduli dengan jarak status sosial yang mereka miliki.

IM MINATahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon