29. Document

89 4 0
                                    

Tanggal penulisan :

29 Mei 2021 pukul 23.40 - 1 Juni 2021 pukul 21.46 (belum termasuk revisi)

Sudah hampir satu bulan ini bangku kosong itu tak di huni pemiliknya. Semua orang di kelas itu pun tak ada yang tahu kemana perginya. Banyak rumor beredar yang mengatakan jika dia mengundurkan diri dari sekolah itu setelah kejadian satu bulan lalu.

"Aku rasa, kali ini dia tidak akan berani kembali ke sekolah kita."

"Aku saja masih ingat betul saat Chaekyung melempar tubuhnya waktu itu."

"Amarahnya benar-benar terlihat jelas."

"Sungguh menakutkan."

"Kau lihat bagaimana darah yang mengalir dari kepalanya?"

"Aku bahkan hampir saja berteriak karena saking terkejutnya."

"Gadis itu benar-benar mengerikan jika sedang marah."

"Membayangkan saja membuatku ngeri. Apalagi jika harus mengalaminya, aku sungguh tidak akan sanggup."

"Tapi, aku salut dengannya."

"Maksudmu?"

"Di antara semua murid beasiswa yang masuk ke sekolah kita. Hanya dia satu-satunya yang mampu bertahan selama ini."

"Kau benar."

"Benar. Aku setuju."

"Kira-kira, siapa yang membawanya ke rumah sakit saat itu?"

"Entahlah. Mungkin seseorang yang diam-diam peduli padanya."

"Atau mungkin, orang suruhan Chaekyung yang membawanya ke rumah sakit."

"Bisa jadi."

Sepanjang perjalanan menyusuri koridor sekolah lantai 2. Hanya ada kalimat-kalimat semacam itu yang menyapa indra pendengarannya. Membuat gadis itu diam-diam mengepalkan kedua tangannya karena geram dan menahan amarah.

Jika saja ada sedikit keberanian yang dia miliki saat ini, pasti dia akan membungkam mulut-mulut sampah itu dengan tangannya sendiri.

***

"Jihyo-ya." Panggilan dari ambang pintu membuat Jihyo yang tadinya sedang fokus mengerjakan sesuatu di buku tugasnya menoleh seketika.

"Unnie." Jihyo segera bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri gadis itu.

"Setelah ini kau ada kelas apa?" Tanya si gadis tanpa basa-basi.

"Aku? Kelas olahraga."

"Temui aku di tempat biasa bersama yang lain."

"Nde."

"Pastikan Chaeyoung tidak ikut dan tidak curiga."

"Nde. Aku mengerti."

Tanpa membuang waktu, Jihyo kembali ke kursinya, mengambil ponselnya yang ada di atas meja lalu mengetikkan beberapa kata di sana.

***

3 orang gadis terlihat tengah menikmati minuman mereka masing-masing sembari membicarakan sesuatu yang ringan. Sampai tiba-tiba, secara bersamaan, ponsel dari kedua gadis itu berbunyi. Menandakan ada sebuah pesan singkat yang baru saja masuk.

Jihyo unnie 📩

Sebelum membaca pesan itu, keduanya kompak menoleh dan saling melempar tatapan satu sama lain.

Jeongyeon unnie baru saja menemuiku. Dia meminta kita untuk datang ke tempat biasa setelah jam istirahat. Pastikan Chaeyoung untuk tidak ikut dan curiga dengan kalian, mengerti?"

IM MINAWhere stories live. Discover now