10. Slowly

73 3 3
                                    

Tanggal penulisan :

1 April 2021 pukul 10.15 - 2 April 2021 pukul 20.43 (belum termasuk refisi)

Lelaki berjas mahal itu baru saja menutup panggilan teleponnya, dari gurat di wajahnya terlihat jelas jika ada raut kelegaan dan secerca harapan di sana.

"Oppa mohon, bertahanlah sebentar lagi sayang. Sebentar lagi oppa akan menemukanmu dan menebus semua kesalahan oppa dulu." Kata pria itu sembari menatap sebuah foto dari layar ponselnya.

Tanpa ia sadari, setitik air mata luruh membasahi pipinya. Entah bahagia atau rasa rindu yang kini tengah ia rasakan. Tapi yang jelas, dia benar-benar berharap akan sesuatu yang telah lama dinantikannya.

"N, kau tidak ke sekolah?" Tanya seorang lelaki yang tiba-tiba datang mengejutkannya.

Secepat kilat, N menghapus air mata itu agar tidak di lihat. Merubah ekspresi wajahnya kembali seolah tidak terjadi apa-apa.

"Eoh, sebentar lagi Tuan. Nona Chaeyoung baru saja menelfon saya kalau dia dan Nona Nayeon akan pulang sedikit terlambat hari ini." Jawabnya seraya kembali menyimpan ponsel miliknya ke dalam saku jas.

"Kenapa?"

"Nona Chaeyoung ada jadwal latihan basket bersama teman-temannya, sementara Nona Nayeon pergi bersama Nona Jisoo dan Nona Jennie."

"Kau tidak lupa kan menyuruh pengawal yang lain untuk menjaga anak-anak ku?"

Kejadian penculikan Mina belasan tahun silam rupanya membuat Seulong menaruh trauma yang teramat dalam kepada anak-anaknya.

Karena sejak saat itu, ia memperketat penjagaan dan pengawalan untuk seluruh anggota keluarganya, terutama Nayeon dan Chaeyoung yang berkali-kali lipat melebihi sebelumnya. Dia hanya tidak ingin, kejadian itu kembali terulang dan menorehkan luka yang teramat dalam untuk dirinya dan juga Sohee.

Awalnya, Nayeon dan Chaeyoung sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu karena usia mereka yang masih kecil. Tapi, semenjak keduanya beranjak remaja dan mengerti tentang apa yang terjadi, baik Nayeon maupun Chaeyoung, keduanya mulai risih dengan sikap overprotective sang ayah yang menurut mereka teramat sangat berlebihan.

Bagaimana tidak? Mereka dijaga dan diawasi kemanapun mereka pergi. Termasuk, saat mereka harus melakukan kegiatan mereka di kamar mandi. Sampai harus ditunggui di depan pintu. Benar-benar membuat tidak nyaman dan merepotkan.

Melayangkan protes pun percuma. Karena Seulong sama sekali tidak menggubrisnya. Tapi beruntung, semenjak N datang dan mengajukan diri untuk menjadi pengawal pribadi Chaeyoung dan Nayeon, perlahan tapi pasti hal itu berubah. Keduanya tetap dijaga tapi tidak mengganggu kenyamanan dan privasi yang mereka miliki.

"Tidak Tuan, saya sudah menyuruh orang untuk mengawal Nona Chaeyoung dan Nona Nayeon tanpa mengganggu kenyamanan mereka."

"Baguslah kalau begitu. Setelah menjemput Chaeng dan Nayeon, kau tidak ada kegiatan apapun lagi kan?"

"Tidak Tuan, ada apa memangnya? Tuan ingin memberi saya tugas?"

"Aniya. Malam ini Sohee tiba-tiba saja ingin makan malam di luar bersama, dan dia mengajakmu. Kau....tidak keberatan kan?"

"Tentu tidak Tuan, kalau begitu nanti saya akan beritahu Nona Chaeyoung dan Nona Nayeon."

"Syukurlah. Pergilah sekarang. Jangan sampai mereka menunggumu karena kau terlambat datang."

"Baik Tuan, kalau begitu saya pergi dulu, permisi."

Meski sudah di anggap layaknya keluarga sendiri, tapi N tetap menjaga sopan santun dan rasa hormatnya terhadap Seulong, membungkuk hormat seraya tersenyum sebelum pergi meninggalkan halaman rumah besar itu dengan mobilnya.

IM MINAWhere stories live. Discover now