56

1K 173 41
                                    

Jangan lupa
vote, komen dan follow
Maafkan typo
Selamat membaca

Mobil sedan yang dikendarai Lisa berhenti di depan restoran mewah miliknya ralat, milik keluarganya tapi Lisa selalu menyebut itu miliknya karena ia merupakan pewaris tunggal harta keluarganya.

"Kita sudah sampai"
Lisa melepaskan sabuk pengamannya lalu keluar dan membuka pintu untuk Rose.

Tanpa basa basi ia segera menggenggam tangan gadis blonde itu, hal tersebut membuat Rose heran, ia mengikuti langkah Lisa memasuki restoran mewah itu.

"Nah itu mereka"
Lisa menunjuk ke arah satu meja panjang, disana terdapat banyak orang.

"Mereka siapa?"
Rose berbisik pelan.

"Keluarga besarku"

"APA?!"
Refleks gadis itu berteriak, tak lama ia pun suara, Rose segera meminta maaf dan mengikuti Lisa menghampiri keluarganya.

"Akhirnya kau datang nak"
Seorang pria bertubuh tinggi dan besar berdiri diikuti yang lainnya, mereka menyambut kedatangan Lisa.

"Wah siapa ini? Cantik sekali"
Ucapan seorang wanita yang diketahui ibu dari si jangkung itu membuat semua yang ada disitu heboh, Rose yang mendengar pujian seperti itu menunduk malu. Dalam hati ia masih bertanya, apa maksud Lisa mengajaknya kemari?

"Saya Roseanne Park, tante"
Rose membungkukkan sedikit badannya sambil tersenyum.

"Oh apakah kau teman Lisa, yang sering Lisa ceritakan itu?"

"Huh?"
Rose bingung.

"Ah, mom, hentikan...."
Lisa merengek, ia malu telah ketahuan jika dirinya sering menceritakan tentang Rose kepada kedua orangtuanya.

"Jangan dengarkan mommy ya?"
Gadis blonde itu terkekeh, keluarga Lisa seru juga menurutnya, ia pikir keluarga si jangkung itu akan membosankan.

"Duduk nak, parah kau Lis, kau membiarkan gadis secantik dia berdiri terus seperti itu"
Ucap daddy Manoban, pria paruh baya itu menggelengkan kepalanya. Sang anak Lisa, hanya melemparkan senyum lalu menarik kursi untuk Rose.

Sambil menunggu pesanan tiba, keluarga besar itu asik berbincang.

"Oh iya, apa kalian berpacaran?"
Sontak Rose yang mendengar hal itu tersedak ludahnya sendiri, ia segera meminum air mineral yang berada di atas meja itu. Terlihat tidak sopan dan justru mengundang kekehan dari yang lainnya.

"Kami tidak berpacaran paman tapi segera"
Lisa mengedipkan sebelah matanya ke arah Rose, ia lalu menggenggam tangan gadis itu. Rose menatap tangannya yang digenggam Lisa, tiba tiba ia teringat dengan sosok Jisoo. Ah, berbicara soal Jisoo, ia rindu kapten basket tersebut, tapi mau bagaimana lagi? Ia sendiri yang meminta Jisoo menjauhinya, walaupun sekarang mereka belum bertemu lagi setelah kejadian di atap itu.

Percayalah jika sebagian besar hati Rose masih menolak Jisoo untuk menjauhinya tapi mau bagaimana lagi? Ia tidak mau semakin jatuh ke kapten basket tersebut, itu hanya akan membuatnya semakin sakit hati nanti.

Rose bingung, mengapa ia harus menaruh hati pada Jisoo yang sedari awal sudah sangat mendambakan Jennie? Mengapa harus Jisoo orangnya? Mengapa rasanya sangat sulit untuk melupakan Jisoo di saat hatinya sudah terisi oleh kehadiran Jennie? Mengapa?! Jawabannya 'tidak tau' apa pun yang berhubungan dengan perasaan itu rumit dan teramat sulit dimengerti atau didefinisikan, hanya diri sendiri saja yang bisa menemukan jawabannya.

"Cieeeee"
Gadis itu tersentak ketika mendengar sorakan dari keluarga besar Lisa, ia lalu sadar dengan apa yang dikatakan gadis itu barusan.

"Apa maksudmu?"
Bisiknya tepat di telinga gadis jangkung itu. Lisa hanya tersenyum menanggapi, dan hal tersebut membuat Rose berdecak kesal.

Beautiful & Annoying {Jensoo}Where stories live. Discover now