37.

1K 215 22
                                    

Vote, komen dan follow
Maafkan typo
Selamat membaca

"Aku dipecat"

"Huh?"

"Aku dipecat dari bengkel itu, aku tidak tau lagi harus bagaimana sekarang, kalau aku tidak bekerja kita tidak bisa makan appa..."
Jisoo menatap sang appa dengan mata yang berkaca kaca, ia terlihat sangat sedih, apalagi itu adalah pekerjaan kesayangannya.

"Tenanglah, bagaimana kalau kau bekerja lagi dengan tuan Park? Bukankah kau bisa menjadi tukang kebun lagi di rumah mereka? Lagipula kau berhenti karena akhir akhir ini kau sibuk dengan latihan basketmu kan?"
Jisoo terdiam memikirkan ucapan appa nya, ia terlihat sedang mempertimbangkan sesuatu.

"Akan kupikirkan lagi"
Setelah mengatakan hal tersebut, kapten basket itu masuk ke kamarnya.

Jisoo berbaring di kasur sambil memikirkan perihal pekerjaannya, beberapa kali terdengar helaan nafas dari mulut gadis itu.

Tak ingin terus terusan memikirkan hal tersebut yang justru membuatnya pusing, Jisoo bangkit dan membuka laci meja kecil yang ada di kamar itu, mengambil sesuatu dari dalamnya dan kembali berbaring.

Ia tersenyum ketika melihat benda tersebut, itu adalah foto masa kecilnya dengan Jennie, mereka berdua terlihat lucu di foto tersebut.

Dimana tubuhnya yang sedikit berisi dan Jennie yang lebih pendek darinya.

"Apa kau sungguh tidak mengingatku? Atau kau hanya pura pura saja Jendeukie?"

***

Seorang gadis bermata kucing berjalan masuk ke rumahnya dengan ekspresi datar, ia berjalan dengan langkah gontai, baru saja kakinya akan menginjak anak tangga pertama, suara dingin sang daddy sudah menghentikannya.

"Darimana saja kau?"
Jennie gadis bermata kucing itu berbalik menghadap sang daddy yang kini tengah duduk di sofa ruang tamu.

"Mengambil barangku yang tertinggal di rumah Rose"
Gadis itu menjawab acuh lalu menaiki tangga rumah, tapi lagi lagi suara sang daddy menghentikannya.

"Mengambil barang di rumah Rose menghabiskan waktu setengah jam?"
Jiyong tidak percaya dengan alasan putrinya, jika dipikir pikir rumah Jennie dan Rose tidak terlalu jauh, untuk sampai di rumah gadis blasteran itu hanya memakan waktu 10 menit.

"Terserah, aku tidak peduli"
Jennie memutar bola matanya, ia malas meladeni sang daddy Jiyong.

"Jawab daddy Jennie"
Jiyong mengeratkan rahangnya.

"Itu sudah kujawab"

"Begitukah caramu berbicara kepada daddy?"
Jennie diam menatap Jiyong.

"Jawab daddy! Pasti karena bergaul dengan anak berandalan itu kau menjadi kurang ajar seperti ini!"

"Jangan memanggil Jisoo berandalan!"

"Kenapa? Lagipula anak berandalan itu hanya akan membawa pengaruh yang buruk untukmu"

"Daddy tau apa tentangnya huh? Daddy tidak tau apa apa kan? Jadi berhenti ikut campur"

"Aku daddy mu Jennie! Aku berhak ikut campur dengan kehidupanmu!"

Mendengar keributan yang terjadi di ruang tamu, Chaerin dan Yeri segera datang dan menyaksikan perdebatan antara dua orang tersebut.

"Sayang sudahlah"
Chaerin mengusap lembut punggung suaminya tapi emosi pria itu tidak juga mereda.

"Jauhi dia sekarang!"

"Tidak mau"
Jennie menatap daddy nya tajam.

"Jauhi dia atau daddy akan-"

Beautiful & Annoying {Jensoo}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang