25.

1.4K 276 64
                                    

Vote, komen and follow
Maafkan typo
Selamat membaca

Hari mulai gelap, matahari mulai terbenam di sisi barat bumi, langit pun mulai menghitam pertanda akan malam, kelima gadis idola sekolah sekaligus tim basket tersebut kini sedang merapikan barang barang mereka, karena latihan baru saja selesai.

Jisoo mengambil ponselnya di dalam ransel yang ia bawa, lalu melihat jam, ternyata sekarang sudah pukul setengah 7 malam, ia menatap parah sahabatnya yang lain, mereka juga sibuk merapikan barang bawaan mereka.

"Maaf ya, latihannya ternyata lebih lama hari ini, kau sudah mengabari mommy atau daddy mu?"
Kapten basket tersebut bertanya sembari menyimpan barang barangnya di tas, seperti handuk kecil dan baju yang ia kenakan sebelumnya.

"Ponselku mati"

"Apa mommy dan daddymu tidak akan marah?"
Jisoo bertanya, pasalnya ini sudah jam 7 kalau ia mengantar Jennie pulang pasti sampai disana sudah lewat dari jam 7 sedangkan ia sudah janji akan membawa Jennie pulang tepat jam 7 malam.

"Bagaimana kalau kau pakai ponselku saja"

"Tidak apa apa kak, mommy dan daddy pasti tidak akan marah kok"
Ada rasa ragu bagi Jennie ketika mengatakan kalau daddy nya tidak akan marah.

"Ji duluan ya"
Amber melambaikan sebelah tangannya di atas motor sambil membonceng Gaini, kapten basket itu hanya membalas lambaian tangan mereka sambil tersenyum.

"Ayo kuantar pulang"
Jisoo segera naik ke atas motor maticnya dan memakai helm diikuti Jennie yang juga memakai helmnya.

"Kita duluan ya"
Kapten basket itu sedikit berteriak ke arah para sahabatnya yang masih menyempatkan diri mengobrol dan dibalas oleh mereka, mata Jennie tidak sengaja bertemu dengan orang yang masih berstatus pacarnya itu, namun ia segera memutuskan kontak mata mereka.

"Ayo Wen"
Joy menarik tangan Wendy yang masih saja tidak mau menghentikan obrolannya dengan Seulgi, entah apa yang mereka bicarakan selain game, sungguh Joy tidak mengerti sama sekali.

"Iya iya ayo"
Wendy naik ke atas motornya, dibelakangnya sudah ada Joy, ia pun segera melajukan motornya keluar dari tempat parkir sekolah.

"Ingat mabar!"
Seulgi berteriak mengingatkan Wendy yang kini sudah mulai jauh, kini tersisalah ia dan si gadis bertubuh tinggi yang bernama Lisa.

Seulgi tersenyum canggung ke arah Lisa tapi gadis tinggi itu hanya diam lalu berjalan ke arah motornya sportnya yang terparkir, mendengus kasar Seulgi pun ikut berjalan ke arah motornya.

***

"Mulai nih penyakitnya"
Jisoo mendengus kasar ketika motor yang ia kendarai mogok, ia pun turun dari motornya diikuti Jennie, lalu ia membuka bagasi motornya dan mengambil peralatan yang akan ia gunakan untuk memperbaiki motor bututnya tersebut.

"Jen aku pesankan taksi saja ya, aku takut mommy atau daddy mu marah nanti"
Jisoo menatap Jennie penuh harap, ia harap gadis itu tidak keras kepala dan menolak tawarannya, namun Jennie tetaplah Jennie gadis itu menggeleng cepat.

"Nanti kak Ji sendiri disini"

"Tidak apa apa Jen, aku sudah biasa seperti ini, kupesankan taksi ya?"
Lagi lagi Jisoo menawarkan hal yang sama, tapi lagi lagi Jennie menolak.

"Ayolah Jen, tidak baik anak gadis sepertimu pulang kemalaman"

"Kau juga anak gadis"
Skakmat! Jisoo bingung mau menjawab seperti apa, Jennie memang sangat keras kepala menurutnya.

"Tapi kan aku itu...aku.."

"Kau kenapa?"
Jisoo hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia sungguh bingung mau menjelaskannya ke Jennie.

Beautiful & Annoying {Jensoo}Donde viven las historias. Descúbrelo ahora