30.

1.4K 274 60
                                    

Vote, komen, adan follow
Maafkan typo
Selamat membaca

Jisoo mengendarai motornya dengan kecepatan diatas rata rata, menyalip kendaraan yang berlalu lalang, hingga beberapa kendaraan membunyikan klaksonnya.

Gadis itu tidak peduli, ia tetap melajukan motornya keluar dari area perkotaan yang ramai.

Motor matic berwarna merah hitam tersebut mulai memasuki area pegunungan, suasana kota yang tadinya panas dipenuhi asap kendaraan dan bunyi klakson kini berganti menjadi pegunungan yang dingin dan udara segar, dihiasi kabut putih dan bukit di kanan kiri tempat tersebut.

Jisoo memelankan laju motornya, menarik nafas dalam, dan menghirup aroma khas pegunungan, yang sangat menenangkan pikiran.

Motornya menelusuri jalanan kecil di pegunungan tersebut, dapat ia lihat hamparan kebun teh dan kopi yang luas.

Indah, satu kata itu berputar di otak Jisoo, ia sangat rindu dengan tempat ini, tempat yang sudah lama tidak dikunjunginya.

Berbelok ke arah kiri, dan memasuki jalanan tanah, ia tersenyum ketika mendapati salah satu rumah tua yang akan dikunjunginya.

Rumah kayu berwarnya cokelat lengkap dengan tangga kayu di depannya, beserta pohon apel dan pinus yang tumbuh di dekat rumah tersebut.

Jisoo menghentikan motornya di depan rumah kayu itu, kemudian turun dan menaiki tangga kayu yang ada, di wajahnya terukir senyuman lebar yang belum pernah dilihat seorang pun.

Beberapa kali ia mengetuk pintu tapi tidak ada jawaban, gadis itu pun berinisiatif untuk memanggil sang pemilik.

"Nenek, kakek!"
Belum ada jawaban, apa orang yang dicarinya itu sedang berada di kebun kopi milik mereka? Menurut Jisoo tidak mungkin, mereka tidak mungkin ke kebun siang hari begini.

Ia pun mencoba sekali lagi untuk memanggil pemilik rumah kayu ini.

Tak lama seorang wanita tua, dengan rambut yang putih dan wajah keriput membuka pintu, Jisoo pun tersenyum lebar dibuatnya.

"Nek"
Wanita tua itu menatap Jisoo dengan tatapan yang sulit diartikan, seperti ia tidak mengenal gadis di hadapannya ini.

"Ini Jisoo nek, Jichu kesayangannya nenek"

"Jisoo? Apa benar kau Jisoo?"
Gadis berwajah menawan tersebut mengangguk semangat.

"Astaga Jichu kau sudah dewasa, nenek sampai tidak mengenalmu"
Wanita tua yang diketahui nenek dari kapten basket itu pun segera memeluk erat tubuh Jisoo yang sudah lama sekali tidak bertemu dengannya.

"Bagaimana kabar nenek dan kakek?"
Tanya Jisoo ketika pelukkan mereka terlepas.

"Baik, bagaiman kabarmu dan appa?"

"Baik juga nek"
Wanita tua tersebut menarik pelan tangan Jisoo agar ikut masuk ke dalam rumah kayu tersebut.

Gadis menawan itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan yang bernuansa jadul itu.

Masih sama, tidak berubah sama sekali saat ia datang terakhir kali ke rumah ini.

"Jichu tunggu disini ya, nenek mau buatkan minum dulu"
Layaknya anak kecil, Jisoo mengangguk lucu, ia duduk manis di kursi kayu tempat favoritnya dulu, hilang sudah imej cool milik gadis itu.

Kini ia hanya terlihat seperti anak kecil yang sangat dimanja orangtuanya.

"Aduh punggungku"
Jisoo mengalihkan tatapannya ke sumber suara, tak lama ia segera memekik senang lalu berjalan ke arah pria tua yang sedang berjalan tertatih tatih sambil memegang punggungnya.

Beautiful & Annoying {Jensoo}Where stories live. Discover now