29.

1.3K 281 91
                                    

Vote, komen and follow
Maafkan typo
Selamat membaca

Si kapten basket mengangkat panggilan telepon yang kedua dari Rose, panggilan telepon pertama gadis berwajah blasteran tersebut hanya menanyakan kabarnya tadi, Jisoo juga memberitahu jika ia sedang berada di kedai ramen tapi ia tidak memberitahu Rose kalau ia sedang bersama Jennie.

"..."

"Iya iya nanti kubelikan"
Setelah panggilan tersebut terputus Jisoo segera kembali ke mejanya, dimana Jennie yang terlihat baru saja menghabiskan semangkuk ramen.

"Siapa?"

"Rose, dia minta dibelikan ramen"
Jennie sedikit kesal dengan gadis itu yang mengganggu momen romantisnya dengan Jisoo.

"Ya sudah pesan saja"
Menjawab malas Jennie memainkan ponselnya, Jisoo yang tidak peka pun memesan ramen tanpa merasa bersalah pada Jennie.

Setelah menunggu beberapa menit akhirnya pesanan itu tiba, sang kapten basket berdiri dari duduknya, tapi Jennie malah diam tak bergerak.

"Eh? kenapa?"

"Tidak apa apa"

"Ya sudah ayo"
Jisoo hendak berjalan keluar dari kedai ramen tersebut tapi Jennie masih saja diam.

"Ih tidak peka!"
Gadis bermata kucing tersebut berdiri sambil menghentakkan kakinya mengikuti Jisoo yang sudah duduk di atas motor.

"Kau kenapa?"
Kapten basket tersebut menatap gadis bermata kucing yang kini tengah memasang wajah cemberut dengan tangan yang dilipat di depan dada.

"Kok mukanya gitu?'
Jisoo melepas helmnya dan turun dari motor, sedangkan Jennie ia mengalihkan tatapannya ke arah lain.

"Apa aku ada salah?"

"Tidak, tidak ada kok"
Gadis bermata kucing tersebut mengeram kesal, karena ia baru tau kalau sosok kapten basket itu ternyata manusia yang tidak peka.

"Ya sudah ayo naik"
Jennie hanya diam sambil menatap Jisoo tajam, bagaimana kapten basket itu tidak peka dengan kesalahannya.

"Hey kau sebenarnya kenapa hm?"
Jisoo menangkup kedua pipi Jennie sambil menatap dalam matanya ia merasa Jennie memasang wajah cemberut cenderung kesal sedari tadi, jujur Jennie lemah ditatap lembut seperti itu tapi ia harus kuat, ia tidak boleh meleleh hanya dengan tatapan Jisoo yang seperti itu padanya.

"Apa kucing jelekku tidak mau memberitahu kesalahanku"

"Jujur aku orang yang tidak peka dengan kode kode seperti ini, jadi bisakah kucing jelekku memberitahu apa kesalahan kapten sombong ini?"
Jisoo mengambil kedua tangan Jennie lalu menggenggamnya erat, dan menatap dalam mata kucing gadis itu.

Jennie yang tidak kuat bertatapan dengan Jisoo mengalihkan tatapannya ke arah lain, lalu berdehem guna menetralkan detak jantungnya yang tidak karuan.

"Kak Ji, masih saja peduli dengan gadis lain"

"Huh?"

"Terserah! Kakak memang tidak peka!"
Jennie menghentakkan kakinya kesal, Jisoo yang melihat itu segera tertawa, ia mengerti dengan maksud gadisnya itu, ia hanya berpura pura saat ini.

"Iya iya aku minta maaf, aku tau aku salah, tapi aku janji ini terakhir kalinya ya"

"Hm"

"Jangan ngambek dong, nanti kucing jelekku makin jelek"
Jisoo menarik gemas hidung mungil gadis yang sekarang berstatus pacarnya itu.

"Hey dengar ya kapten sombong, aku cantik tidak jelek"
Jennie protes jika dikatakan jelek, menurutnya ia cantik, banyak yang menyukainya di sekolah tapi semuanya ia tolak.

Beautiful & Annoying {Jensoo}Onde histórias criam vida. Descubra agora