Drama di Malam Pengangkatan Permaisuri

Mulai dari awal
                                    

Tak tak tak.

Tlak, srak, Bruk!

Wek!

"Sharma!"

"Nona!"

Sharma jatuh telungkup dengan sangat tak elegan. Tangan dan kakinya telentang lurus dengan wajah dan hidung yang membentur lantai.

Sharma mengangkat wajah. "Huaaaaaaaaa!" Hidung dan kening Sharma merah bukan main, sedangkan bibir Sharma jontor karena terbentuk lantai. Lalu bagaimana dengan penampilan anggunnya? Jangan ditanya. Tatanan rambutnya acak-acakan, perhiasan di kepalanya sudah tidak berada di tempatnya dan ujung gaunnya sobek karena terinjak oleh sepatunya sendiri. "Yang Mulia tolong! Huaaa!"

Kaisar langsung berlari dan langsung membantu Sharma untuk bangun. Kaisar mengangkat Sharma dan menggendongnya menuju kursi yang biasa diduduki oleh Kaisar. Kaisar memeluk Sharma sambil mengusap kepala, wajah, hidung, kemudian perut Sharma.

"Mengapa kau lari seperti itu? Kau tahu itu bahaya."

Sharma menangis semakin kencang sehingga hampir seisi istana pribadi Kaisar bisa mendengarnya. "Huaaa, istri jatuh malah diomeli."

Kaisar menghela nafas. Ia lupa bahwa Sharma sedang sensitif. "Aku hanya khawatir, tidak marah."

"Huaaa, padahal hamba hanya ingin memamerkan kecantikan hamba pada Yang Mulia." Sharma mengelap hidungnya. Hidungnya yang merah bertambah merah dan bibirnya semakin jontor karena Sharma memonyongkan bibirnya. Sungguh, Sharma jadi seperti badut yang menggemaskan.

"Untuk apa kau pamerkan? Aku tahu kau sangat cantik. Tadi aku sangat terkejut saat kau memanggilku dan melihat kau berlari." Ternyata Kaisar menganga tadi bukan karena takjub pada penampilan Sharma, melainkan melihat Sharma yang berlari dengan gaun yang ribet itu. Kaisar sudah menduga jika Sharma berlari beberapa langkah lagi, maka kaki Sharma akan menginjak gaunnya. Dan sebelum Kaisar memperingati, Sharma sudah lebih dulu jatuh.

"Semuanya karena gaun ini. Huaaaa!" Sharma kembali menangis kencang.

"Bukan karena gaunnya, tapi karena kau berlari seperti tadi," ucap Kaisar.

Sharma semakin cemburut. "Mengapa Yang Mulia menyalahkan hamba? Pokoknya ini salah gaunnya. Huaaa aku jadi malu."

Erlanh, Wenari, dan Nora merasa khawatir, kasihan, namun juga ingin menertawai Sharma. Khawatir dengan kandungan Sharma, kasihan karena Sharma pasti merasa sakit, dan ingin tertawa dengan kekonyolan tingkah Sharma yang menyebabkan gadis itu jatuh kemudian berakhir riasan yang ingin dipamerkan menjadi berantakan.

Kaisar memeluk Sharma. "Sudah, sudah. Aku tidak akan menyalahkan mu lagi," ucap Kaisar mengalah. Sekarang Sharma sedang tak ingin disalahkan, maka apapun kesalahannya, jangan salahkan gadis ini.

"Apakah ada yang sakit lagi selain wajah? Perutmu sakit atau tidak? Kau jatuh telungkup, aku khawatir anak kita kenapa-kenapa," ucap Kaisar khawatir.

"Jadi Yang Mulia hanya khawatir pada anak di dalam kandungan hamba? Tidak khawatir pada hamba? Yang Mulia hanya menyayangi bayi kita, huaaa, tidak lagi menyayangi hamba. Huaaaa." Sharma benar-benar sensitif.

Kaisar mengecup kening Sharma yang merah. "Bukan begitu, Sharma. Jelas aku khawatir padamu, pasti kau merasakan sakit sekali. Tapi aku juga bertanya tentang anak kita. Apakah sakit di area perut?"

Sharma menggeleng. "Perut hamba tidak sakit. Tapi ini." Sharma menunjuk bibirnya yang jontor. "Ini sangat sakit dan berat untuk digerakkan."

Erlanh menunduk untuk menahan tawa.

"Erlanh."

Erlanh langsung mengangkat kepalanya dan mengembalikan wajah tegasnya. "Hamba, Yang Mulia."

"Umumkan pada para tamu undangan, acara diundur untuk dua jam. Persilahkan mereka untuk menyantap hidangan terlebih dahulu. Katakan, aku ada urusan mendadak," perintah Kaisar.

Erlanh membungkuk. "Baik, Yang Mulia."

"Dan Wenari, panggilkan tabib istana. Nora, siapkan air hangat untuk mengompres wajah Sharma."

Dua pelayan pribadi Sharma membungkuk. "Baik Yang Mulia."

Kaisar langsung menggendong Sharma dan membawa Sharma kembali ke kamar. Kaisar menghela nafas. Ada-ada saja drama malam ini, drama di malam pengangkatan Permaisuri. Sharma, Sharma, ada-ada saja.

Heheheh, gimana? Ada-ada aja ya drama hari ini🤣. Niat pengen pamer kecantikan, malah pamer bibir jontor🤣. Segitu dulu ya Guys. Besok baru up episode pengangkatan Sharma jadi Permaisuri yang sesungguhnya, dan yang pastinya, akan ada keseruan lagi.

Dan maaf telat up yang ini. Soalnya jaringannya tiba-tiba mati tadi

Kaisar & Sang AmoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang