Azoch Yang Sebenarnya

18.1K 2.1K 17
                                    

Azoch menatap langsung pada mata Kaisar Ariga yang tampak terkejut dengan fakta tersembunyi ini. "Ya Ariga. Aku adalah kakakmu. Dulu ...."

Azoch menceritakan masa lalunya. Dulu Kaisar Shadnan dan Permaisuri Achia tidak kunjung memiliki keturunan selama beberapa tahun. Kaisar pikir Permaisuri mandul sehingga tidak memiliki anak. Rumor tentang mandulnya Permaisuri pun menyebar sehingga Permaisuri sangat terpukul. Hingga pada akhirnya Kaisar Shadnan membawa Permaisuri berobat pada tabib yang terkenal ahli.

Kaisar meninggalkan semua pekerjaannya demi menemani Permaisuri Achia berobat. Pekerjaan Kaisar Shadnan diserahkan pada adiknya, yaitu ayah pangeran Giler sampai Kaisar kembali. Akan tetapi ternyata pengobatan Permaisuri membutuhkan waktu sampai berbulan-bulan.

Dalam masa itu, Kaisar mengenal anak tabib yang cantik dan menarik bernama Naomi. Kekhilafanpun terjadi sehingga Kaisar Shadnan menghamili gadis itu. Mengetahui anaknya hamil karena Kaisar, tabib itu meminta Kaisar bertanggung jawab. Dengan berbesar hati Permaisuri mengizinkan Kaisar mengangkat Naomi sebagai Selir. Apalagi Selir Naomi sedang mengandung anak Kaisar, yang mana Permaisuri sendiri tak dapat memberikan keturunan. Mungkin itulah jalan agar Negeri Alrancus memiliki penerus tahta.

Setelah pengobatan Permaisuri dinyatakan telah selesai, Kaisar dan Permaisuri kembali ke istana. Mereka tidak serta merta membawa Selir Naomi yang pada saat itu tengah hamil besar. Kaisar harus memastikan dahulu kedatangan Selir Naomi akan disambut baik oleh semua pihak.

Sebagai Kaisar, Kaisar Shadnan tidak bisa sembarang mengangkat Selir pertama. Selir pertama harus memiliki latar belakang keturunan bangsawan yang kuat, berpendidikan, dan kriteria tinggi lainnya. Oleh sebab itulah Kaisar harus mengurus segala sesuatunya agar bisa berterus-terang pada penduduk kerajaan tentang Selir Naomi.

Sampai kemudian Kaisar mendapatkan kabar bahwa Selir Naomi telah melahirkan seorang putra yang tampan dan sempurna. Kabar itu sangat menggembirakan untuk Permaisuri dan Kaisar. Itu artinya anak Selir Naomi yang akan menjadi penerus tahta. Jika demikian, semua orang mau tidak mau harus menerima Selir Naomi tanpa banyak protes. Oleh sebab itulah Kaisar kembali ke desa berniat untuk menjemput Selir Naomi dan anaknya.

Namun ditengah perjalanan, Kaisar mendapatkan kabar Permaisuri jatuh sakit. Kaisar kembali lagi ke istana dan membiarkan Selir Naomi menunggu kedatangan Kaisar untuk menjemput. Kaisar sampai di istana setelah Permaisuri selesai diperiksa. Kabar gembirapun datang. Ternyata Permaisuri sedang mengandung anak Kaisar.

Kebahagiaan Kaisar tidak dapat dibendung lagi. Akhirnya ia memiliki anak dari wanita yang sangat ia cintai. Sejujurnya Kaisar tidak pernah mau mendua. Menghamili Selir Naomi hanyalah sebuah kekhilafan.

Karena Kaisar sibuk mengurus Permaisuri yang sedang hamil, Kaisar lupa akan Naomi dan anak pertamanya. Hingga empat tahun kemudian, datanglah Naomi ke istana dengan membawa anak laki-lakinya yang telah diberi nama Azoch. Naomi meminta pengakuan akan tetapi Kaisar mengatakan tidak bisa.

Kaisar akan malu jika semua orang tahu ia pernah menghamili seorang gadis desa, warganya sendiri. Petinggi kerajaan pun pasti tidak bisa menerima Naomi dan anaknya. Oleh sebab itu Kaisar tetap menjadikan Selir Naomi sebagai simpanannya dan menyembunyikannya di desa.

Dua tahun kemudian, Naomi meninggal dunia karena sebuah penyakit. Azoch dirawat oleh kakeknya yakni tabib itu. Kakeknya lah yang menceritakan bagaimana kisah ibunya dengan Kaisar. Kakeknya menceritakan bagaimana tidak adilnya Kaisar pada ibunya. Hanya karena mereka rakyat biasa, Kaisar tidak mau mengakui dirinya di depan umum dan kini malah melupakan mereka setelah memiliki anak bernama Ariga. Ia juga mendengar bahwa Pangeran Ariga memiliki keistimewaan.

"Tanpa berbekal apapun, hamba bertekad menemui Kaisar Shadnan untuk meminta pengakuan. Ibu hamba telah tiada, tidak ada tempat lagi untuk hamba bersandar kecuali ayah hamba. Akan tetapi lagi-lagi ayah hamba menolak dan malah mengusir hamba di depan para petinggi. Dia tidak mau mengakui hamba. Mungkin karena malu dan mungkin karena Anda Yang Mulia," ucap Azoch.

"Hamba kembali ke desa dan bertemu dengan seseorang. Dari dia hamba belajar ilmu hitam. Dan dimulai pada saat itu hamba bertekad untuk balas dendam. Setelah menguasai beberapa ilmu hitam, hamba mencegat Anda di danau hijau dan kejadian itu pun terjadi. Hamba sengaja mengaku sebagai orang yang telah menyelamatkan Anda agar hamba bisa masuk ke istana dan memasukkan racun pada minuman Kaisar." Kemudian Azoch tertawa. "Ternyata sudah ada yang lebih dulu meracuninya."

Kaisar mengepalkan tangan. Ia tahu siapa yang meracuni ayahnya hingga meninggal dunia. Yakni tabib istana yang dulu. Ayah Naomi yang ketika itu diangkat menjadi tabib karena keahlian pengobatannya. Kini tabib istana itu sudah dihukum mati sejak bertahun-tahun lalu.

"Hamba sudah mengaku, kan ... adikku."

"Apa tujuanmu mengambil kekuatanku dan membiarkan sihir hitam menyelimuti Istana Alrancus?" tanya Kaisar.

Azoch tertawa. "Jawabannya sederhana. Kehancuran. Aku ingin seisi istana ini hancur. Aku ingin kalian semua mati."

Kaisar mengetatkan rahang.
Azoch mengusap kepala gagak hitamnya. "Awalnya, aku ingin membiarkan semua orang hancur dengan cepat. Akan tetapi aku mengurungkan niatku." Azoch menatap Kaisar lagi. "Karena ada Amora di sini."

Rintik gerimis mulai turun. "Kau tahu juga rupanya."

Azoch tertawa. "Kau ingat. Saat pertama Sharma datang ke istana dan kau memberikan hukuman menghitung prajurit? Kau ingat darah hitam yang terciprat di pohon? Aku yang melakukan itu. Sosok bayangan yang diperintahkan Lira hampir membunuh Sharma, dan aku yang kebetulan memata-matai Sharma pun melemparkan pedang bayangan padanya."

Kaisar ingat. Ia sangat ingat tentang kejadian itu. Ia memerintahkan Pangeran Giler untuk mencari tahu tentang darah itu akan tetapi tidak ada perkembangan apapun tentang masalah itu.

"Mengapa kau melindungi Sharma jika kau tahu dia adalah Amora? Kau memakai ilmu hitam, sedangkan Sharma adalah penyihir putih suci. Dia akan memusnahkanmu." Untuk saat ini Kaisar masih ingin mencari tahu.

"Karena dia tidak boleh mati. Seseorang mencarinya," jawab Azoch dengan santai.

Kini banyak sekali pertanyaan di kepala Kaisar. Siapa yang mencari Sharma? Dan mengapa Azoch menjawab pertanyaannya dengan sangat jujur dan mudah.

"Setelah kau mengetahui ini, apa yang akan kau lakukan padaku, adikku Kaisar Ariga?"

Kaisar mengeluarkan pedang dari sarungnya kemudian menunjuk Azoch dengan pedangnya. "Serahkan Amerta padaku?"

Azoch tertawa terbahak-bahak. "Kau pikir bisa dengan begitu mudah?"

Eits, masih ada satu lagi 😘

Kaisar & Sang AmoraWhere stories live. Discover now