Sharma Kemana?

16.4K 2K 56
                                    

Dua hari telah berlalu sejak kejadian melumpuhkan Haikal. Sejak diantar oleh Erlanh dan Ader, Sharma kembali masuk ke dalam penjara dan kembali menerima hukuman. Sekarang tubuhnya terasa sangat sakit. Tubuhnya penuh luka dan memar-memar. Ia berharap Kaisar cepat pulang agar dirinya tak menderita lagi. Sedangkan untuk Wenari, Nora, Arclen, dan Kel masih setia menunggu di depan penjara. Sesekali mereka bergantian untuk mandi dan makan.

Trang, piring diletakkan dengan kasar di depan Sharma. "Makan siang," ucap penjaga penjara yang bertugas memberi makan.

Sharma hanya diam. Sungguh ia sudah malas sekali untuk makan. Sudah dua hari ini tangannya tak pernah dilepas sehingga ia harus makan menggunakan mulutnya saja, seperti kucing. "Aku pastikan kau akan menyesal setelah ini."

Penjaga itu tak menghiraukan ucapan Sharma dan langsung meninggalkan sel serta tak lupa menggembok pintu sel.

Sedangkan di tempat lain, banyak prajurit di depan istana Kaisar. Mereka adalah prajurit yang dipulangkan oleh Sharma. Mereka datang dengan wajah penuh ceria dan semangat. Setelah diberikan kesempatan untuk melepas rindu pada keluarganya, mereka menjadi lebih semangat untuk memulai kerja. Mereka sangat berterima kasih pada Sharma yang telah memberikan kebijakannya. Mereka datang ke istana pribadi Kaisar untuk berterima kasih. Namun mereka terkejut setelah mendapatkan kabar bahwa Sharma dipenjarakan oleh Permaisuri Ghauni.

"Apa-apaan itu? Tidak seharusnya Permaisuri Ghauni memberikan hukuman seperti itu," protes salah satu prajurit.

"Benar," ucap yang lain setuju. Mereka sangat tidak setuju Selir yang sangat baik seperti Sharma dipenjarakan.

"Kasihan sekali Selir Sharma. Selir sebaik Selir Sharma tak pantas mendapatkan hukuman seperti itu. Lagi pula dengan memulangkan kita untuk melepas rindu malah membuat kita semakin bersemangat dan lebih setia lagi. Benar tidak?!" ucap yang lain.

"Benar!"

"Mari kita datangi Permaisuri Ghauni dan lakukan protes. Aku jadi tidak suka pada Permaisuri Ghauni."

"Ayo."

Di depan gerbang, Kaisar, Ader, Erlanh, Azoch, dan Ajoz disambut oleh prajurit gerbang. Mereka langsung memberikan jalan pada Kaisar dan yang lain untuk memasuki istana. Setelah sampai di depan halaman utama, Kaisar turun dari kudanya diikuti oleh yang lain. Kuda-kuda mereka langsung dibawa ke kandang oleh penjaga yang bertugas.

"Hormat kami Yang Mulia Kaisar Negeri Alrancus."

Semua penjabat istana memberikan sambutan pada Kaisar. Namun mereka tampak resah dan takut. Kaisar tentu saja bingung. Berbeda dengan Ajoz yang mengerti betul dengan keresahan mereka. Mereka pasti takut Kaisar akan marah setelah mengetahui Selir kesayangan Kaisar telah dipenjarakan dan dicambuki seratus kali setiap hari.

Kaisar mengangguk. Kaisar langsung melewati semua pejabat dan diikuti oleh yang lain. Kaisar tak peduli dengan para pejabat yang menyambut, ia hanya ingin pergi ke istana pribadinya dan menemui Sharma. Ia sangat khawatir dan sangat rindu pada Selir kesayangannya itu. Sedang Kaisar berjalan menuju istana pribadi, pejabat istana langsung pucat pasi. Mereka memilih langsung kembali ke tempat masing-masing. Mereka terlalu takut melihat kemarahan Kaisar nanti.

Kaisar hampir sampai ke istana pribadinya, akan tetapi pandangannya teralihkan pada keramaian di depan istana Permaisuri. "Ada apa di sana?"

Ajoz langsung maju. "Akan saya lihat, Yang Mulia. Anda silahkan masuk saja, dan beristirahatlah." Padahal dalam hati. Langsung tanyakan keberadaan Sharma. Aku tak sabar ingin melihat bagaimana Kaisar mengamuk. Ajoz melakukan ini agar drama yang diinginkan Sharma berjalan lebih menarik.

Kaisar mengangguk. "Baiklah. Ader, ikut dengan paman."

Ader membungkuk. "Baik, Yang Mulia."

Kaisar pun meneruskan langkahnya menuju istana pribadi Kaisar ditemani oleh Erlanh. Sesampainya di istana pribadi Kaisar, Kaisar heran melihat penjaga yang sangat sedikit. Namun kembali lagi Kaisar tak ingin ambil pusing terlebih dahulu. Menegur prajurit adalah urusan belakangan, yang terpenting sekarang adalah 'Sharma'. Hanya itu yang terpenting bagi Kaisar saat ini.

Kaisar & Sang AmoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang