14 - Restraining

54 18 2
                                    

Mau tanya, alasan laki-laki antara aksi sama ucapannya gak sinkron itu kenapa ya?

***

Siang hari setelah pulang dari sekolah karena ekstra, Clarissa bersantai di ruang tamunya bersama sang sahabat. Tadi saat kejadian Arimbawa dan Angela, Indira menghampirinya. Gadis itu tidak bertanya-tanya karena ia yakin bahwa Clarissa juga sama bingungnya dengannya. Untuk menenangkan Clarissa, gadis itu mengatakan akan datang ke rumah Clarissa bersama Rebecca dan Sonia.

"Jadi sebenernya mereka ada hubungan?" Tanya Sonia di tengah-tengah cerita heboh Indira.

Clarissa mengedikkan bahu lalu beralih ke Rebecca, "Gimana Bec?" Tanya gadis itu.

Rebecca memainkan ponselnya dengan serius, "Bentar-bentar. Gue lagi nyari info."

Ketiga sahabat Rebecca pun mengangguk, sabar menunggu kabar dari Rebecca.

"Eh Cla, masak dong. Buat camilan apa kek. Lo kan pinter banget masak." Celetuk Indira tidak tahu malu.

Clarissa mendengus namun ia menuju ke dapurnya. Tidak ada salahnya ia membuat camilan untuk para sahabat. Ia akan membuat roti sobek dengan coklat dan keju di dalamnya dan tentunya juga membuat es bubble tea untuk sang sahabat. Sonia ikut menghampiri Clarissa karena gadis polos itu suka melihat Clarissa saat sedang memasak dan suka membantu-bantu. Sedangkan Indira duduk di kursi pantry yang dekat dengan posisi memasak, melirik Clarissa dan Sonia yang mulai bergerak mengambil alat dan bahan. Rebecca kemudian menyusul ke dapur dan ikut duduk di sebelah Indira sambil menaruh kedua tangannya di atas meja pantry.

"Nyampe juga Becca duduk di kursi tinggi." Celetuk Indira.

Rebecca mendengus, "Diem Ra, gue lagi gak mood berantem."

"Kenapa? Berantem sama gebetan? Atau udah ditinggal sama gebetan?" Celetuk Clarissa yang mulai mencampur-campurkan adonan membuat roti.

Rebecca mendecih sinis, "Elo kali Cla yang ditinggal gebetan." Balasnya pedas.

Clarissa hanya mencibir, "Ya udah sih. Gue masih ada Kak Manuaba."

Kini giliran Indira yang mencibir, "Tega lo Cla ngerebut Kak Manuaba dari gue."

Clarissa tersenyum bangga sedangkan Indira mendecak sebal. Sonia hanya terkekeh sambil membantu Clarissa membuat bubble.

"Jadi gimana Bec?" Tanya Clarissa.

"Ciee gak sabaran. Gue tau Cla. Lo udah kesemsem kan sama Kak Arim?" Ujar Rebecca menggoda.

Clarissa mengedikkan bahu, "Baper sih iya tapi belum sampai suka-suka banget sih. Coba lo pikir aja deh, siapa coba yang gak baper diperlakuin manis sama dia?"

Indira mengangguk setuju, "Tapi kok bisa sih Kak Arim sama Kak Angel? Selama kita sekolah disana, mereka gak ada digosipin pacaran tuh."

"Diam-diam kali pacarannya." Celetuk Clarissa masih sempat-sempatnya mendengarkan dan membalas ucapan sahabatnya di tengah kesibukan membuat roti dan mengarahkan step-step pada Sonia, "Nanti lo ulenin ya itu adonannya trus bulet-buletin. Kalau kelamaan, minta bantuan dua orang yang nganggur." Sindirnya.

"Sorry gue sibuk." Ujar Rebecca masih berkutat pada ponsel.

Indira menyengir, "Tinggal bulet-buletin aja kan? Lo jahat amat nyuruh gue terjun ke dapur, gue sama sekali gak pernah masak nyet."

Clarissa menatap Indira malas, "Belajar. Sekali-kali masakin tuh Arya biar dia seneng."

"Tinggal beli aja-lah, kok susah." Kata Indira.

BEHIND THE SELLERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang