Buk! Tubuh Haikal telah sampai di dasar sungai. Kaisar langsung mengangkat tangannya sambil memanggil rantai suci 4 elemen, yakni tanah, air, api, dan udara. Beberapa detik kemudian muncul rantai raksasa dari dalam dasar sungai. Rantai itu begitu besar dan bercahaya putih.

"Hyak!" Menggunakan seluruh kekuatannya, Kaisar mengendalikan pergerakan rantai untuk membelenggu tangan, kaki, dan tubuh Haikal.

Haikal berusaha memberontak. Ia telah mengeluarkan seluruh kekuatannya, akan tetapi tak ada yang keluar. Ternyata sungai suci telah menyegel kekuatan Haikal.

Perlahan namun pasti, rantai-rantai itu mulai melingkari tangan, kaki, dan tubuh Haikal. Saat rantai tersebut menempel pada kulit Haikal, rantai yang bercahaya putih itu berubah menjadi berapi. Kaisar langsung mundur saat tanah bergetar. Kaisar tak tahu apa yang sedang terjadi. Akankah rantai itu berhasil menyegel Haikal, atau malah melepaskan seluruh kunci kekuatan Haikal?

Di darat, di pinggir sungai, Sharma masih di tahan oleh Ajoz. Bahkan kini Ajoz sudah melumpuhkan Sharma untuk sementara waktu sehingga Sharma sudah kembali dengan penampilan biasa.  Sharma masih tak sadarkan diri sampai detik ini. Sedangkan Ajoz, Ajoz mulai khawatir pada Kaisar Ariga saat tanah bergetar. Seharusnya Kaisar sudah keluar dari dalam air sebelum sungai meledak. Jika sungai sudah meledak, itu artinya Haikal sudah tersegel. Ia lupa memberitahukan ini pada Kaisar.

"Ader, Erlanh," panggil Ajoz.

Ader dan Erlanh yang sejak tadi bersembunyi di balik pohon langsung keluar dari persembunyiannya dan menghampiri Ajoz. "Ada apa, Paman?" tanya Ader.

"Kalian antar Sharma pulang lewat belakang istana. Sesampainya di istana, Sharma akan sadar. Dia akan mengatur sendiri apa yang harus ia lakukan. Setelah itu, kembalilah kemari dengan segera," ucap Ajoz.

Ader dan Erlanh mengangguk. Mereka langsung mengambil alih Sharma dan membawa Sharma ke kuda yang dibawa oleh Ader.

Setelah Sharma dibawa pergi, Ajoz bernafas lega. Dan tanpa menunggu lama, Ajoz masuk ke dalam sungai yang mulai bergejolak. Ajoz akan menyusul Kaisar dan membawanya ke atas. Jika Kaisar terkena ledakan sungai, maka Kaisar pasti akan langsung kehilangan nyawa.

Ajoz melihat Kaisar masih berdiri di depan Haikal yang sebentar lagi tersegel sempurna. Ajoz langsung menghampiri dan menepuk bahu Kaisar. Kaisar menoleh. Dengan gerakkan tangan, Ajoz mengisyaratkan bahwa mereka harus segera pergi. Kaisar mengangguk dan mulai melebarkan sayapnya lagi. Namun ....

Bum! Air sungai suci meledak, tanah bergetar hebat, bahkan pepohonan di sekitar sungai banyak yang tumbang!

"Kaisar!" Azoch dan Ramon yang sejak tadi memperhatikan lewat kendi air tak bisa menahan diri untuk tidak berteriak. Tubuh Azoch terasa lemas. Apakah sudah berakhir? Apakah Kaisar terkena ledakan di dalam air bersama Ajoz? Apa yang terjadi?

Ramon menepuk bahu Azoch. "Lihat."

Terlihat bersamaan dengan ledakkan sungai, Kaisar Ariga meluncur cepat ke atas sambil membawa Ajoz. Kaisar terbang tinggi sekali agar tak terkena ledakkan sungai. Ajoz pun sambil terkejut karena mereka melesat dengan sangat cepat sekali.

Seketika Azoch tersenyum senang dan bernafas lega. "Akhirnya ...."

Kembali pada Ajoz dan Kaisar, Kaisar membawa Ajoz ke pinggir sungai. Kaisar dan Ajoz menapak ke tanah setelah keadaan kembali tenang. Mereka takjub dengan apa yang terjadi. Air kembali tenang, akan tetapi pepohonan yang ada di sekitarnya tumbang semua tanpa ada yang tersisa.

"Paman, apakah ini sudah berakhir?" tanya Kaisar yang tak percaya dengan apa yang terjadi. Haikal ada di bawah sana dan tak mungkin lagi untuk lepas.

Ajoz mengangguk sambil tersenyum. Ajoz menepuk bahu Kaisar. "Benar Yang Mulia. Semuanya telah berakhir. Haikal telah tersegel, rencana kita berhasil."

Kaisar menarik nafas lega. Setelahnya mata Kaisar beralih pada mentari pagi yang mulai mengintip untuk keluar. Ternyata hari sudah pagi. "Hari sudah pagi. Itu artinya aku bertarung dengan Haikal selama satu malam."

Ajoz menggeleng. "Salah, Yang Mulia. Anda telah bertarung dengan Haikal selama dua hari dia malam."

Kaisar langsung menoleh. "Dua hari dua malam? Tapi yang aku lalui hanya malam saja."

"Di dunia iblis siang dan malam sama saja, hanya ada kegelapan," ucap Ajoz menjelaskan.

Mata merah Kaisar berubah kembali menjadi hitam pekat, dan sayapnya pun mengecil kemudian menghilang. Kini Kaisar telah kembali menjadi Kaisar yang seperti biasanya, hanya saja sekarang tubuh Kaisar memiliki beberapa luka.

"Oh ya. Sharma mana?" Kaisar mulai khawatir lagi. Kaisar menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari keberadaan Sharma.

"Sharma sudah dibawa pulang oleh Ader dan Erlanh, Yang Mulia. Sekarang Anda harus mengobati luka Anda terlebih dahulu. Mari kembali ke Alrancus, ke desa Teh untuk melakukan pengobatan. Jika luka Anda sudah pulih, barulah kita kembali ke istana. Di istana ada sesuatu hal yang harus Anda selesaikan."

Walaupun Kaisar penasaran dengan maksud dari kalimat akhir Ajoz, namun Kaisar memilih untuk tidak banyak bertanya. Sekarang ia harus mengobati diri terlebih dahulu.

Segitu dulu ya Guys. Sampai jumpa besok. Dan oh ya, bagi yang ngasih komentar dari kemarin-kemarin, maaf ya ada yang lambat dibalas. Soalnya kan notifikasi komentar dan vote gak dipisah, jadi sely harus scroll sampai nemuin komentar-komentar. Tapi pasti akan sely balas kok, jadi jangan segan-segan untuk berkomentar ya. Dadah ...

Kaisar & Sang Amoraजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें