21 - TAMAT

85 11 10
                                    

"Wah."

Tiba-tiba Jungkook bersuara, dilatarbelakangi derak samar kerikil yang berjatuhan dari dinding gua. Karena tadinya begitu hening, suara sekecil apa pun jadi mengagetkan Eunha, ditambah lagi kekosongan gua mengeraskan suara itu. Eunha memekik, lalu setelah sadar tak ada yang perlu ditakutkan, ia mengomel.

"Hei, bisa tidak, sih, kau jangan bikin kaget?! Bilang-bilang dulu, dong, kalau mau bilang sesuatu! Aku hampir terjungkal, nih! Nanti kalau Jungha lepas dari gendonganku bagaimana?"

Padahal bayi yang dikhawatirkan begitu tenang dalam gendongan ibunya, melongo karena cuma melihat kegelapan di depan.

"Aku yang hampir terjungkal gara-gara teriakanmu." Suara Jungkook mendekat ke mulut gua seiring dengan sinar mentari yang menyinari tubuhnya, berangsur-angsur dari bawah ke atas. Begitu keluar, Jungkook merengut. "Karena gelap, aku merabai dinding, tapi ada batu berlumut yang dinginnya mengejutkanku, jadi aku menarik tanganku. Kau yang tidak ikut masuk malah lebih berisik."

Eunha mengaku salah karena kaget berlebihan, tetapi hanya dalam hati. Di luar, ia cuma mendengus dan memalingkan muka. "Kau duluan yang bikin kaget, tahu. Omong-omong, Sanshin-nim—tidak ada, ya?"

"Gua itu kosong, Eunha. Kakiku pun tidak menyentuh apa-apa yang menyerupai bulu harimau."

"Begitukah?" tanya Eunha lirih, untuk kesekian kalinya mengamati dan mengelilingi sekitar gua. Ia berharap dapat menemukan satu-dua bekas tapak kaki harimau di tanah, tetapi berkali-kali mengulangi pencarian itu pun, Eunha tak menemukannya. Jangankan tapak kaki. Biasanya, ketika Eunha berkunjung dan Sanshin ada di sekitar, perempuan itu akan merasakan kehadiran Sanshin. Saat ini, yang terasa hanya kekosongan; Sanshin seakan menghilang ke dalam udara tipis.

Menurut cerita Haseul, Sanshin terakhir terlihat berjalan menjauhi gua setelah ritualnya, masih dengan moncong berlumuran darah sampai Haseul dan Yugyeom mengira ia mencoba memangsa Jungkook. Namun, setelah mempelajari bentuk luka di tubuh Jungkook, mereka menyimpulkan bukan itu yang terjadi. Sejak itu, Sanshin tidak terlihat lagi, bahkan setelah Yugyeom mencoba mencarinya di sekitar gua tempat Eunha dan Jungkook ditemukan—tentunya atas permintaan Eunha.

"Bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi padanya? Dia memang dewa, tapi apakah itu akan menjamin keselamatannya? Malam itu, dia juga terluka cukup parah ...." gumam Eunha; tenggorokannya mulai tercekat. "Mengapa mereka yang kusayangi selalu datang bergantian, tidak pernah tinggal bersamaan?"

Biarpun Eunha tidak meniatkan keluhnya didengar, Jungkook masih dapat mendengar dan memahaminya. Saat Jungkook pergi berperang, Jungha hadir. Saat Jungha mulai bertumbuh, Jungkook kembali, tetapi tidak utuh, lalu Sanshin datang mengisi kekosongan itu. Sekarang ketika Jungkook telah pulang dan Jungha telah melihat dunia, Sanshin justru menghilang.

"Nanti ajak suamimu dan bayimu ke guaku. Aku mau lihat rupa anakmu setelah lahir."

Kalau bukan karena keinginan Sanshin, kunjungan keluarga kecil Eunha ke bukit kali ini tidak akan terjadi. Sebuah perjalanan tanpa tujuan tentu akan kehilangan makna. Wajar jika wajah Eunha tampak mendung karena dia jugalah yang paling bersemangat mempersiapkan kunjungan ini.

"Eunha, jangan murung."

Belaian tangan Jungkook di pipinya membuat Eunha berpaling. Laki-laki itu menatapnya memohon.

"Sanshin-nim pasti tidak menghendaki kau bersedih, dengan ataupun tanpa dia. Usahanya untuk membersihkan roh jahat dari tubuhku adalah caranya membahagiakanmu. Jadi, apakah kau akan membayarnya dengan kemuraman sekarang?"

Eunha menggigit bibir, lantas menggeleng. Ia tidak ingin menyia-nyiakan semua hal yang telah Sanshin berikan padanya, mulai dari sehelai kumis sampai—mungkin—nyawa. Lagi pula, setelah pengalamannya dengan Jungkook, Eunha belajar bahwa ada yang lebih menyakitkan ketimbang kehilangan orang tersayang, yaitu menyesali kesempatan menghabiskan waktu bersama mereka saat mereka masih di sisi. Perempuan itu memandangi Jungha yang terkantuk-kantuk dalam gendongan, begitu lekat dengan dadanya, lalu beralih pada Jungkook yang kini menelusurkan ibu jari di bawah kelopak matanya.

Tiger's Whisker ✅Where stories live. Discover now