WAKTU KEDELAPANBELAS

Start from the beginning
                                    

"Oohh.." Adera tertawa sambil menutup mulutnya lalu melirik Taruna dengan jahil.

Lalu mama dan Tante Sarah yang melihat tawa Adera, akhirnya memahami apa yang dibisikkan Lima.

"Wah...wah...Tante jadi kepanasan nih...maaf ya, Tante lupa kalau pengantin baru...ya udah..nanti gaunnya dipakai kapan kapan kalau udah hilang tanda tanda itu yaa..." Yang disambut dengan tawa yang lain.

Taruna hanya terheran heran mengapa semua tertawa. Ia tersentak ketika kakinya ditendang, dan ia bisa melihat Wira adiknya yang ikut menertawakannya.

"Tahan tahan Mas...hari ini kita pada balik semua kok, tinggal lo berdua aja disini...lo puas puasin deh!!"

Semua kembali tertawa

Taruna pada akhirnya memahami makna tawa itu, ia menekan rasa jijiknya dalam dalam. Ternyata selain gila harta Perempuan ini juga tidak punya malu sama sekali.
.
.

******
.

Lima terkejut ketika Taruna ikut masuk ke kamarnya.

Taruna berdiri bersidekap memandang Lima dengan tatapan menyelidik.

"Jadi..sakit mata huh?"
Kini tangannya mencoba menjangkau kacamata itu.

Lima mengelak, tapi sial itu membuat tangan Taruna akhirnya menarik kerah  kemeja Lima dan membuat beberapa kancing kemeja itu berlepas dan bahu putih Lima yang telanjang terpampang dihadapan Taruna. Dan Karena mengelak, Lima memalingkan wajahnya kearah berlawanan, sehingga bahunya terekspos dengan leluasa.

Taruna mengerutkan kening ketika melihat bahu Lima yang terlihat membiru. Lima masih tak sadar dengan pandangan Taruna.

"Kenapa bahu kamu?"
Lima tersentak, buru buru ia menarik kembali kemejanya dan gerakan tiba tibanya menyebabkan kacamata yang dipakainya terjatuh.

Taruna kembali terkejut melihat tulang pipi dan seputaran mata kiri Lima juga membiru.

Lima yang sadar menutup pipinya dengan telapak tangannya, lalu berbalik pergi.
Tapi tidak bisa, tangan Taruna lebih dahulu menahannya.

"Kamu kenapa?"
Lima bisa melihat sorot khwatir di mata Taruna. Taruna tidak ingat apa yang dilakukannya tadi malam?.

Itu sedikit melegakannya,Taruna menyakitinya karena pria itu sedang tidak sadar, ia sedang mabuk.

"Tidak apa apa..." Bisiknya kasar.

"Tidak apa apa bagaimana ?"Sentaknya, Taruna mulai merasa takut, ia berharap memar ditubuh Lima bukan seperti yang dipikirkannya.

Lima menghembuskan nafasnya.

"Mas Taruna mabuk, tidak sadar melakukan ini...ini bukan apa apa.."

Pegangan tangan itu melonggar, walau tidak menatap Taruna, Lima yakin pria itu sedang terkejut, mengambil kesempatan itu segera
Lima menarik tangannya dan kini ia melangkah masuk ke kamar mandi.

Meninggalkan Taruna yang tidak percaya dengan apa yang telah dilihatnya. Bagaimana mungkin ia bisa melukai Lima secara fisik?.

Tubuhnya lemas
Apa yang telah dilakukannya pada bahu dan wajah Lima? Apa ia menyiksanya tadi malam? Apa ia menampar, memukul? Atau adakah bagian lain yang tidak terlihat olehnya?.

Memikirkan itu membuat Taruna menjadi gila.

Sekilas ia melihat sebuah gaun yang tergantung di dekat meja rias. Ia kenal gaun itu, gaun yang dibelikan Tante Sarah, ia ingat karena ia yang menemani tantenya itu ke butik dan banyak bertanya pada pemilik butik. Pantas saja Lima tidak jadi mengenakannnya gaun itu terlalu terbuka, lebam lebam itu pasti terlihat dan kacamata itu....

MEMINJAM WAKTUWhere stories live. Discover now