WAKTU KEDUAPULUH TIGA

2.9K 412 49
                                    

Tak habis waktu untuk memikirkan dirimu,
Mencari tahu apa saja yang telah aku lewatkan,
Karena yang istimewa seperti dirimu, selalu merajut bahagia bagi sekitarmu,
bahkan jika itu mengorbankan bahagiamu.


.
.
.
.
.

Ingin rasanya Lima memeluk Anjani yang kini tengah serius bekerja di kubikelnya. Anjani yang dulu adalah Aspri sekaligus orang kepercayaannya yang ia percayakan memegang seluruh rahasianya.

Loyalitas Anjani sudah teruji sejak hari pertama,  saat Anjani memberikan sehelai tissue padanya ketika dirinya menangis di balik partisi sebuah restoran. Saat itu Lima tanpa sengaja melihat Taruna dan Kirana sedang makan malam berdua dan mereka terlihat sangat mesra.

Meski Taruna memakai topi dan kacamata untuk menyamarkan dirinya. Tapi Lima mengenalnya dengan sangat baik. Ini pertamakalinya Taruna berada diruang publik membawa Kirana. Biasanya Taruna akan berlibur ke tempat yang jauh guna menghindar dari keluarga besarnya.

Tanpa bicara pada Lima, dengan tenang Anjani melewati Taruna, menatap sebentar pada pria itu, seolah menyampaikan pesan jika siapa saja bisa melihat keberadaan mereka.

Baru kemudian Anjani datang dari arah dapur Restoran, membawa Lima pergi dari tempat itu tanpa mengatakan apa pun. Membiarkan Lima menangis dalam diam. Sejak saat itu Lima memiliki orang lain yang bisa ia ajak berbagi.

Dan sejak saat itu Taruna tidak pernah lagi, atau pun jika pernah, Taruna sudah lebih berhati-hati lagi jika keluar bersama Kirana. Dan ketika Kirana Hamil, Taruna membawa Kirana tinggal di kota lain.

Lima tahu jika Taruna mencoba mencari tahu apakah dirinya mengetahui tentang Kirana karena kejadian itu, tapi Lima berhasil membuat Taruna percaya jika dirinya tidak tahu apa-apa. Kepedihan hatinya mampu ia tutupi dengan sangat baik.

Dan Anjani tetap memegang rahasia itu, meskipun Lima tidak menjelaskan dengan lugas, Anjani memahami situasi yang terjadi.
Dan dalam kesetiaan Anjani menampung semua rahasia Lima, menemaninya melalui seluruh perjalanan nya menunaikan pesan Heru Hardiatmaja.

Bahkan saat dirinya merasa tubuhnya tak lagi mampu bertahan. Anjani menerima tugas terakhirnya membantu Taruna menemukan kecurangan-kecurangan Bram.

Kebencian menutup hati Taruna untuk percaya pada Lima. Hingga Lima harus mencari cara mengungkap kecurangan itu dalam diam.

Dirinya masih duduk di sofa empuk dan elegan di sudut ruangan, yang memang diperuntukkan bagi mereka yang akan bertemu dengan Direktur. Ia sedang menunggu Felix Dipraja Manager Finance yang masih melakukan sambungan telepon dengan salah seorang suplier.

Ketika pandangan mereka bertemu, Anjani mengangguk sopan dan Lima membalasnya. Dan Anjani kembali bekerja, dan Lima menghembuskan nafasnya perlahan, Anjani tidak mungkin tahu ini dirinya.

Lima harus mencari cara untuk mengetahui apa saja yang sudah Anjani kerjakan.

Tapi tidak mungkin tiba-tiba ia bertanya padanya. Tentu kondisinya saat ini akan sulit dipercaya oleh siapapun.

Itu juga yang membuat Lima tidak pernah tenang. Ia sadar jika dirinya bisa saja  membuat semua orang yang kenal Alin akan marah jika seandainya ia berkata jujur, jika dirinya adalah Lima yang meminjam tubuh Alin,  atau malah membuat sosok Alin akan dianggap aneh dan gila?. Lima sungguh dalam dilema.

Ia merasa bersalah mencari kesempatan untuk menyelesaikan tugasnya. Ia juga merasa bingung bagaimana cara menyampaikannya pada Jericho.

Jika ia bicara jujur ia takut tidak ada yang percaya dan malah membawa diri nya ke psikiater lagi, minum obat yang sebenarnya tidak diperlukan.

MEMINJAM WAKTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang