SPECIAL EXTRA CHAPTER bag. 2

7K 1K 75
                                    

Semua orang tampak sibuk berlalu-lalang, menenteng beberapa bahan bangunan dan perabotan rumah. Orang-orang yang di maksud adalah seluruh penghuni manor Wialachaues, dari mulai pelayan, tukang kebun, prajurit hingga anggota keluarga bangsawan itu sendiri.

"Ini semua gara-gara kau!" Adam menggeram, memelototi Abraham yang tengah memperbaiki jendela di lantai kedua manor Wialachaues.

Melihat adiknya yang mengomel dari bawah sana membuat jiwa jahil Abraham semakin menjadi, lelaki itu bergumam tanpa suara, gerakan bibirnya seolah berkata, "fuck you" dengan jari tengah yang mengacung.

Wajah Adam yang melihat itu langsung merah padam, hingga mungkin uap panas keluar lewat pori-pori kulit kepalanya. Adam baru akan melempar batu bata yang ia pegang sebelum akhirnya Aslan berdehem dengan sangat kencang.

"Adam, apa hukuman yang ayah berikan masih kurang cukup?" Aslan bersidekap dada, duda itu tampak garang dengan setelan baju formal serba hitam dan satu pedang yang bertengger di pinggang sebelah kanannya. Lelaki itu sudah siap menebas anaknya jika berani berulah lagi.

Adam menyengir, "tidak paduka, hukuman ini sudah sangat cukup untuk membuat ku di gunjing bangsawan ibu kota."

Aslan mengangguk, "Kalau begitu lakukan perkerjaan mu dengan benar!" Adam buru-buru berlari pergi, masuk ke dalam manor yang kini sedang dalam masa perbaikan. Dia harus pergi sebelum di gantung terbalik di gerbang manor.

Aslan memegangi dadanya yang naik turun, setelah beruban sebelum waktunya dia juga seperti orang tua yang memiliki penyakit jantung, "anak-anak kurang ajar. Entah boleh atau tidak kini aku agak menyesal menyatukan keluarga ini." Aslan duduk di gazebo yang berada di bawah pohon ek, lelaki itu tampak pusing dengan ulah anak-anaknya yang makin menjadi.

Adam yang semakin bandel dan Abraham yang jiwa iblis nya makin tak terkendali membuat Aslan bisa mati muda akibat serangan jantung. Tak ada hari-hari damai jika mereka berdua sudah beradu tatap. Belum lagi Alexander, sebagai paman yang baik bukannya melerai malah menjadi provokator yang memanas-manasi kedua ponakannya.

Bahkan Rubyanne, Aslan menatap sedih anak gadisnya yang kini tengah berlarian membawa satu ular derik di tangannya untuk menakut-nakuti para pelayan wanita. Gadis mungilnya yang polos kini sudah berubah jadi Medusa hanya dalam waktu 3 bulan.

Aslan tampak lebih emosional ketika pandangannya beralih pada Theo, lelaki yang tiba-tiba dengan suka rela menjadi pengasuh sekaligus ksatria penjaga Rubyanne itu ternyata memiliki maksud lain. Membuat Rubyanne yang anggun dan polos jadi sebinal kakak-kakaknya. Theo kini sedang tertawa terbahak-bahak sembari bertepuk tangan dengan meriah ketika melihat nona-nya menakut-nakuti pelayan wanita. Lingkungan yang diisi 80% pria memang hanya memberi pengaruh buruk.

"Yang mulia, ini daftar pengeluaran yang Anda minta." Duncan datang menghampiri Aslan sembari membawa beberapa gulung perkamen, sekretaris pribadi Aslan itu kini tampak lebih bugar. Setelah semua masalah virus-virus dan tetek bengeknya sudah terselesaikan Duncan mengambil cuti selama satu bulan penuh, dalam satu bulan itu dia sudah menemukan cintanya. Adellia, pelayan pribadi milik Rubyanne menjadi satu-satunya wanita yang mengisi hati seorang Duncan.

Aslan mengambil alih gulungan perkamen yang dibawa Duncan, "terima kasih, Duncan." Lalu membacanya dengan teliti tanpa ada yang tertinggal, butuh sekitar 15 menit untuk Aslan menyelesaikan bacaannya.

"5 peti emas habis untuk pengeluaran 3 bulan ini?" Mata Aslan berkedut, kaget dengan apa yang ia lihat.

"Betul yang mulia, semua data yang saya kumpulkan sangat akurat."

"Tapi yang benar saja 5 peti emas?! Bahkan dana untuk penanggulangan epidemi Red Dragon di keseluruhan wilayah Wialachaues saja tak sampai memakan 2 peti emas!" Aslan bertanya-tanya, apa yang membuat hartanya terkikis banyak padahal Aslan sudah mengusir 12 selirnya yang boros.

"Semua anggaran di gunakan untuk keperluan renovasi manor, Yang Mulia. Karena .. ini sudah yang ke 6 kali nya manor mengalami renovasi dalam waktu 3 bulan." Duncan berkata dengan hati-hati, takut malah makin mengguncang mental Aslan.

"Oh, benar juga." Aslan memegangi poni rambutnya, lelaki itu tersenyum miris dengan air mata yang hampir berlinang membasahi pipi.

"Y-Yang Mulia, apa Anda butuh air?"

Aslan menengok, "sejujurnya aku hanya butuh uang dan masa tua yang damai, kurasa menjual Abraham ke medan perang lagi bukan ide yang buruk. Atau bagaimana jika kita menyekolahkan Adam di kekaisaran sebelah? Dia bisa pulang 5 tahun sekali. Atau menikahkan Rubyanne dengan salah satu pangeran di kerajaan Droteron?"

"Yang Mulia, itu terlalu .." Duncan tergagap mendengar rencana Aslan barusan.

Aslan tersenyum kecut, "aku hanya bercanda, kau terlalu kaku Duncan."

Aslan menatap ke depan, ke arah dimana manor Wialachaues berdiri dengan perbaikan dimana-mana. Semua ini berkat ulah anak-anaknya, dalam meributkan hal-hal kecil saja mereka bisa membuat kondisi alam di wilayah Wialachaues tak karuan, akibatnya manor Wialachaues juga ikut hancur karena tak kuat menahan kekuatan mana milik Abraham dan Adam.

Aslan benar-benar akan menangis kencang seperti bayi detik itu juga.

"Yang Mulia, bagaimana kalau jalan-jalan atau piknik keluarga?"

Aslan menengok ke arah asal suara barusan, ternyata Victor, ksatria yang mengasuh Abraham selama di medan perang dulu. Lelaki itu tengah sibuk mengangkat meja berdua bersama Brian Everett—yang tampak kesusahan dengan peluh dimana-mana.

"Benar Yang Mulia, bukankah memang Anda memiliki rencana untuk piknik keluarga?" Duncan berkata dengan wajah cerah, mungkin ada cara lain selain menjual anak-anak Aslan.

Aslan tampak diam berpikir, mungkin mereka benar, piknik keluarga bisa sedikit membantu Aslan membuat ketiga anaknya kembali jinak. Mungkin juga Adam dan Abraham akan akur. Dan ini juga cukup baik untuk Aslan, dia butuh udara segar untuk mengistirahatkan isi pikirannya.

"Kalian benar, mungkin memang itu yang aku butuhkan." Wajah Aslan sedikit lebih cerah, ada sedikit harapan untuk menikmati hari tua dengan damai.

Kemudian rencana piknik keluarga pun akan segera dilaksanakan!

_________

"Kak kok chapternya pendek-pendek sih?"


Memang ya, karena ini cuma extra chapter. Bukan season dua, isinya juga ringan, cuma ada komedi, konflik ringan atau sedikit spoiler/? Karena OHP masih ada sangkut pautnya sama Gates of Destiny (meski saya gak tau GOD kapan lagi akan update). So untuk sekarang, chill aja sambil kangen-kangenan sama Aslan, thank you!

A STORY OF WIALACHAUES [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang