56

14K 3.1K 283
                                    

Sejak dahulu kala, iblis dan manusia bersaing untuk menghancurkan satu sama lain. Mereka selalu terlibat peperangan untuk saling menguasai dan mendominasi. Selama manusia dan iblis saling berdampingan, peperangan akan selalu tercipta.

Kebencian diantara dua ras paling superior itu seperti mendarah daging hingga ke inti sel di dalam tubuh. Mengakar ke dalam jiwa hingga mereka lupa nilai dan moral dari sebuah toleransi.

Tak ada hari tanpa pertumpahan darah. Entah sudah berapa ribu jiwa yang menjadi korban. Kedua belah pihak sama-sama di rugikan, demi sesuatu yang tak ada wujudnya.

Sebuah harga diri.

Tapi di saat kedua belah pihak semakin terkikis, seseorang yang mengaku sebagai utusan dewa datang menjadi penengah. Dia mengusulkan untuk membagi wilayah bumi menjadi dua bagian. Wilayah manusia dan wilayah iblis.

Mereka dijanjikan hidup tentram tanpa saling bersinggungan satu sama lain. Bukan hanya itu, manusia tak akan pernah bisa menginjakkan kakinya di wilayah iblis. Begitu pula dengan para iblis, yang tak bisa menyentuh manusia lagi.

Akhirnya setelah mempertimbangkan segala sesuatu yang terjadi selama perang, kedua belah pihak menyetujui tawaran itu. Selain tak ada apapun yang di dapatkan selama berperang, mereka juga sudah terlalu lelah. Bumi bisa hangus dalam beberapa dekade lagi jika peperangan antar ras itu tetap berlangsung.

Bangsa iblis mendiami wilayah bagian barat bumi, sedangkan manusia menguasai wilayah timur bersama dengan ras netral yang lain.

Meski begitu, di dalam buku sejarah tak pernah di sebutkan apa penyebab awal bagi pertengkaran dua ras yang paling mendominasi dunia itu. Namun satu hal yang pasti, iblis dan manusia seperti air dan minyak. Tak bisa menyatu, dan saling tumpang tindih.

"HEI BANGAU! KAU JUAL KECAP SAJA SANA! CEPAT TURUNKAN AKU!" teriak Aslan frustasi, lelaki itu bahkan sampai menendang-nendang udara kosong saking kesalnya.

Lelaki itu sudah berhasil di bawa ke wilayah para iblis. Rupanya barrier sihir sudah benar-benar melemah hingga para iblis pun bisa keluar dari kandangnya dengan seenak jidat. "Bisa-bisanya para Hell Boy masuk ke wilayah ku. Bukannya apa-apa, aku sih kasihan, mereka masuk ke neraka yang salah." katanya mendumal.

Setelah tahu apa yang terjadi, Aslan akhirnya bisa merasa lega. Ternyata hanya tikus got. Kekhawatirannya beberapa saat yang lalu ternyata tak berguna sama sekali. Bahkan melihat Adam yang sudah berlumur darah Orc saja dia sudah mengerti siapa yang akan menang.

Tadi saat dia masih memikirkan jalan keluar untuk kabur, tiba-tiba seekor burung iblis datang menabrak kaca kamar Aslan hingga hancur berkeping-keping. Kaca yang berusaha Aslan hancurkan itu bisa dengan mudah si bangau iblis hancurkan. Rasanya saat itu, harga diri Aslan ternodai.

Untungnya Aslan dengan cepat membuat barrier sihir untuk melindungi Rubyanne, tapi ternyata yang diincar burung itu adalah dirinya.

"Hei? Bisa kau bayangkan, setelah satu bulan berbaring seperti mayat, kau langsung terombang-ambing di udara seperti ini? Rasanya— huekkk!! Aku mabuk udara!" Aslan mencoba sekuat tenaga untuk menahan rasa mual yang menggelora di perutnya. Steak wagyu A5 premium yang sudah ia telan dengan hati-hati, tak mungkin ia muntahkan begitu saja.

"Ini sebabnya aku tak pernah mau naik pesawat!" wajah Aslan sudah memucat, rasa mual adalah rasa yang paling ia benci setelah mulas.

Permintaan Aslan dituruti, burung bangau itu melepas cengkeramannya pada tubuh Aslan, membiarkan lelaki itu jatuh dari ketinggian berpuluh-puluh meter. "KEPARAT SIALAN! SETIDAKNYA JATUHKAN AKU SATU METER DARI TANAH! AAAAHHH!!" Aslan kembali berteriak, takut mati untuk yang kedua kalinya.

A STORY OF WIALACHAUES [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang