21

17.6K 3.3K 35
                                    

Ada 3 duke yang berkuasa di kekaisaran Cruixegon, mereka memiliki wilayah masing-masing dan menjabat di divisi yang berbeda-beda.

Yang pertama Duke Agung Wialachaues, meski kekaisaran memiliki 3 Duke, tapi hanya keluarga Wialachaues yang di anugerahi gelar sebagai Duke Agung. Keluarga Wialachaues masih berhubungan dekat dengan keluarga kekaisaran, baik itu hubungan darah maupun dalam ikatan politik.

Kaisar pertama dari Cruixegon Empire adalah keturunan ke-7 dari keluarga inti Wialachaues, jika kaisar ke-7 tidak mengundurkan diri dari tahtanya, mungkin hingga saat ini, kekaisaran akan terus berlanjut di genggaman keluarga Wialachaues.

Karena itu, keluarga inti Wialachaues menjadi satu-satunya bangsawan yang di anugerahi gelar peerage yang paling tinggi setelah pangeran. Keluarga Wialachaues juga berperan penting dalam kemiliteran wilayah perbatasan yang terkadang memburuk karena ulah para peremberontak, bangsawan yang membelot pada kekaisaran bahkan iblis dari benua barat. Duke Agung sendiri memiliki lambang singa mengaum dengan pedang dan tongkat sihir yang tersilang di lehernya. Warna keagungan Grand Duke Wialachaues adalah emas.

Yang kedua adalah Duke Shiadeolas, berbeda dengan Duke Agung Wialachaues yang memegang peranan penting dalam keamanan perbatasan, Duke Shiadeolas berperan sebagai tameng kekaisaran secara internal. Duke Shiadeolas memegang kendali pada sistem kemiliteran yang menjaga akar kekaisaran, separuh prajurit hingga ksatria hebat mengucap sumpah setia pada Duke Shiadeolas. Lambang Duke Shiadeolas adalah serigala dengan bulan sabit di mulutnya. Warna keagungan Duke Shiadeolas adalah biru gelap malam.

Yang terakhir, Duke Peregrine. Jika kedua Duke yang lain berperan dalam sistem militer dan keamanan kekaisaran, maka Duke Peregrine berperan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di kekaisaran. Perdagangan dan industri di wilayah kekaisaran berkiblat pada Duke Peregrine.

Sudah 500 tahun Duke Peregrine di percaya sebagai abdi yang mampu membangun perekonomian nasional. Membawa kekaisaran Cruixegon menjadi kekaisaran kaya raya dengan rakyat yang sejahtera. Lambang Duke Peregrine adalah kepala banteng dengan padi dan kapas yang mengapitnya. Warna keagungan Duke Peregrine adalah hijau tua.

Aslan mengusap dagunya yang mulus tanpa jenggot, Duke Peregrine, Duke paling kaya itu .. ternyata bermain kotor dalam sepak terjangnya sebagai mesin penghasil uang kekaisaran?

"Um, ini masalah serius, paman. Kau tak bisa menuduh seseorang sembarangan." Kata Aslan pada si ketua bandit, merasa ragu akan kebenaran cerita masa lalu para bandit. Memang sih, raut wajah dan cara bicara yang menggebu-gebu membuat Aslan bisa percaya begitu saja, tapi jika sudah membawa salah satu pilar kekaisaran, Aslan harus mengusut hal ini lebih dalam.

Kalaupun Duke Peregrine terbukti bersalah, masalah yang timbul akan semakin melebar. Kekaisaran bisa mengalami krisis moneter dengan runtuhnya Duke yang memegang kendali penuh dalam tatanan perekonomian nasional.

"AKU TAK BERBOHONG TENTANG KEMATIAN PUTRI KU YANG TRAGIS!" Bentak si ketua bandit hingga Aslan hampir terjungkal kaget.

Aslan menggaruk kepalanya canggung, "yah, aku hanya .. tak ingin ada kesalahpahaman."

Si ketua bandit mendecih sinis, "kesalahpahaman? Duke sialan itu manipulatif, datang dengan tujuan mengembangkan suku kami agar terus terjaga tanpa tergerus zaman, mereka malah membodohi dan mengeksploitasi kami dengan biadab."

Aslan terdiam, topik ini semakin serius dengan orang-orang yang tak bisa di jatuhi hukuman dengan mudah, meski gelarnya lebih tinggi daripada Duke Peregrine, namun harta dan koneksi Duke Peregrine jauh lebih kuat dari pada miliknya sendiri.

Menangkap Duke Peregrine tanpa bukti yang jelas, sama saja dengan pensiun di usia dini. Dan lagi, Duke Peregrine memang tamak dan manipulatif, itu adalah rahasia umum yang di ketahui hampir seluruh bangsawan kekaisaran.

Bukan tidak mungkin Duke Peregrine akan menghalalkan segala cara untuk menutupi perbuatan kotornya, memfitnah dan menyebarkan citra buruk Duke Agung bisa dia lakukan dengan mudah jika Aslan tetap bersikukuh mengusut masalah ini hingga tuntas.

Aslan yang sekarang jelas memiliki rasa empati besar, namun dia juga tidak bisa mengorbankan Wialachaues untuk hal-hal yang berbahaya. Lupakan soal dirinya, Aslan takut anak-anaknya yang tak bersalah malah menjadi korban. Posisinya yang sensitif membuat ia tak bisa mengambil resiko yang besar.

"Kejadian itu sudah lama berlalu, aku takut bukti-bukti sudah menghilang, dan dari informasi yang aku dengar, Duke Peregrine sedang membuat proyek besar untuk anak-anak yatim piatu dan anak-anak terlantar di kekaisaran Cruixegon." Aslan menjeda kalimatnya kemudian menatap semua orang di sekitarnya dengan canggung, "dengan nama baik seperti itu, aku ragu, ini hanya akan menjadi bumerang bagi kita."

"AKU TIDAK PEDULI JIKA AKU MATI! ASALKAN BALAS DENDAM KU TERTUNTASKAN AKU BISA PERGI KE AKHIRAT DENGAN TENANG- MESKI BERAKHIR DI NERAKA!" Mata si ketua bandit memerah menahan emosi, kenangan buruk tentang kematian tragis putrinya membayang di pelupuk matanya yang berair.

Aslan bangkit dari duduknya, kemudian memutus tali rotan yang mengikat para bandit di dahan pohon dengan pedang peraknya. Dalam sekali tebas, Aslan mampu membuat ke-sebelas bandit jatuh menghantam tanah dengan keras-dengan wajah menyentuh tanah terlebih dahulu.

Aslan mengibas-ngibaskan pedangnya kemudian menancapkannya dengan keras pada tanah, "kalau begitu lakukan sendiri, kurasa aku berubah pikiran, aku juga sama seperti mu, memiliki seorang putri, tapi aku tak mau seperti dirimu yang tak bisa melindungi putrinya sendiri."

Gigi si ketua bandit bergemelutuk, menahan umpatan yang siap di layangkan untuk Aslan, "Apakah .. aku menginginkan sebuah kegagalan? Putri ku ... bahkan aku tak bisa memilih takdir putri ku meski aku memohon dan bersujud."

Aslan kembali bungkam, bukan- bukan dirinya, dia juga tidak tahu ini skenario siapa. Dia tak pernah membuat skandal parah untuk Duke Peregrine, bahkan dia tidak tahu suku tempat para bandit dulu tinggal. Ini semua sudah melenceng jauh dari yang ia tulis dalam novel karya imajinasinya sendiri.

"Takdir, siapa kita bisa merubah takdir?" Aslan tertawa, menertawakan dirinya sendiri yang juga sama menyedihkannya, si pembuat takdir bagi para tokoh di novel yang ia tulis, malah masuk dan terjerumus dalam polemik yang ia buat sendiri. Menjadi boneka bagi adegan-adegan yang ia buat dengan epic di dalam novel, namun dengan kisah dan takdir yang berbeda.

"Ya, daripada menyalahi takdir, bukankah merelakan jauh lebih baik?" Aslan menatap daun-daun yang berguguran terkena angin, "benci, cinta, kasih sayang, amarah dan dendam. Aku tak akan menghalangi jalan mu untuk berbalas dendam, tapi kau hanya akan menjadi orang bodoh sampai akhir jika berperang dengan naif tanpa strategi yang matang."

Semua orang terdiam, termasuk ketua bandit yang masih mengontrol napasnya agar tak tersengal-sengal. "Aku katakan ini untuk yang terakhir kalinya, Balas dendam, hanya akan menghasilkan balas dendam yang lain." Aslan kemudian melemparkan batu kristal sebesar bola rugbi, kristal sihir yang bisa merekam sesuatu seperti fitur video pada ponsel.

Samuel dan Theo Silas terkejut bukan main, entah tuannya sedang kurang sehat, atau memang sudah gila. Duke Peregrine bukan lawan yang mudah, dengan kekayaan dan nama baik yang di junjung tinggi seluruh rakyat Cruixegon, mustahil untuk menggulingkan Duke kaya raya itu dalam sekali pukulan.

Apalagi sepertinya Aslan sudah percaya sepenuhnya dengan para bandit, dia bahkan mengeluarkan item legenda hanya untuk membantu bandit kalengan menuntaskan dendamnya. Abraham bisa muntah darah jika tahu kini ayahnya sudah seperti Super Hero yang menyelamatkan orang-orang tertindas.

Aslan menatap si ketua bandit dengan mata elangnya, tak peduli sedang di tatap dengan wajah aneh oleh kedua bawahannya. "Gunakan kristal itu untuk mengumpulkan semua bukti-bukti konkrit tentang kebusukan Duke Peregrine. Kemudian setelah satu minggu, temui aku di ibu kota .. dengan kata kunci Duke Agung Wialachaues."


A STORY OF WIALACHAUES [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang