Rahasia dan Tanda Tanya

79 14 23
                                    

Bu Eltra bergegas menuju ruang kepala sekolah, sedangkan Bu Rani mengikuti dari belakang. Wanita itu sengaja ikut karena iseng ingin melihat reaksi Pak Hartono. Ia ingin mengejek bapak tua itu karena tak berhasil membungkam pihak keluarga Dara.

Langkah Bu Eltra terhenti kala orang yang ia cari mendadak berlari keluar dari ruangan dan langsung menutup pintu rapat-rapat. Bu Rani sendiri terkejut melihatnya. Alis wanita itu mengerut. Kenapa Pak Hartono kayak orang ketakutan? batinnya.

Bu Rani kembali melanjutkan langkahnya kala Bu Eltra maju dan menghampiri kepala sekolah.

"Pak? Kenapa?" Belum sempat Bu Eltra membuka mulut, Bu Rani langsung menyerobot dan bertanya. Ia memasang tatapan curiga pada pria di depannya, kemudian melirik pintu, menerka-nerka apa yang terjadi di dalam sana.

Mereka bertiga sontak terkesiap dan termundur saat sesuatu menabrak pintu. Pak Hartono semakin mengeratkan pegangannya pada pintu, bahkan berusaha menguncinya. Melihat itu, Bu Rani berkata, "Kali ini, apa lagi yang mau Bapak sembunyikan?"

Pak Hartono tidak menjawab. Dia hanya fokus menatap pintu dengan napas tak beraturan, layaknya habis melihat setan. Samar-samar terdengar suara teriakan laki-laki dari balik pintu. Mata Bu Rani membulat. Ia kembali bertanya dengan intonasi tidak bersahabat, "Pak! Jawab saya!"

"Kamu mau jawaban, kan? Kalau gitu kamu liat aja sendiri!"

Mendadak kepala sekolah membuka pintu dan mendorong Bu Rani masuk secara kasar, kemudian dengan cepat menutup pintu lagi. Wanita itu sampai jatuh tersungkur. Belum sempat mengeluarkan kekesalannya, indra penglihatannya disambut dengan cairan berwarna merah gelap yang berceceran di lantai.

Bu Rani melotot. Ia buru-buru mengubah posisinya menjadi duduk dan menyeret tubuhnya ke belakang. Seolah tak diberi kesempatan untuk bernapas, mendadak seorang gadis berpapan nama Cecil datang entah darimana dan langsung berusaha menggigitnya.

Wajah gadis itu pucat, bahkan urat-uratnya sampai terlihat. Seragamnya penuh noda darah, begitu pun mulutnya yang meneteskan cairan merah berbau amis. Suara serak layaknya gerungan mampu membuat Bu Rani ketakutan setengah mati. Matanya yang hampir keseluruhan berwarna putih itu menatap Bu Rani layaknya hewan buas yang tengah mendapatkan mangsa.

Tak mau kehabisan tenaga, Bu Rani memutuskan untuk menendang Cecil. Rencananya untuk melarikan diri langsung gagal kala kakinya berhasil ditarik dan dia kembali terjatuh. Melihat Cecil yang hendak menyantap pergelangan kakinya, Bu Rani langsung gelagapan meraba sekitar, mencari sesuatu yang bisa dijadikan alat perlindungan diri.

Bu Rani bisa merasakan gigi Cecil di kakinya. Begitu tangannya meraih sesuatu, ia langsung menunduk dan memukul kepala siswi Platinum itu. Akan tetapi, pukulannya tidak berefek apa pun. Cecil merangkak dan bergerak cepat ingin mencabik leher Bu Rani, sedangkan orang yang jadi mangsanya tersebut menahan serangan Cecil dengan tangannya.

"Bunuh!" teriakan seorang pria di ruangan itu membuat Bu Rani terlonjak. "Untuk sekarang, bunuh kalau mau selamat!"

Seketika napas Bu Rani naik turun tak beraturan. Ia menatap siswi level Platinum di atasnya yang amat mengerikan, tidak seperti manusia normal. Kalah tenaga, Cecil berhasil mengikis jarak di antara mereka. Wanita itu sontak berteriak dan menusuk kepala Cecil dengan piala berujung runcing yang berhasil ia raih. Akan tetapi, siswi itu belum meregang nyawa juga.

Dia malah semakin beringas ingin menyerang, meski rambutnya sudah basah dan lengket karena darah yang bercucuran. Tidak punya pilihan lain, Bu Rani menancapkan benda itu berulang kali ke kepala Cecil hingga gadis itu terkapar tak bernyawa dengan wajah berlumuran darah.

"Siswa Platinum yang mengalami hal serupa harus diisolasi!" Dokter klinik sekolah bernama Joshua itu membuang jas putihnya yang kini dipenuhi bercak darah, kemudian berlari ke arah pintu. Berbeda dengan Joshua, Bu Rani masih terdiam di tempat. Ia sibuk menetralkan detak jantung sambil menatap sekitar, berusaha mencerna situasi. Wanita yang tampaknya menyerang Joshua tadi juga sudah tak bernyawa.

The IsolatedKde žijí příběhy. Začni objevovat