01 Awal

2.1K 70 10
                                    

💚Happy Reading💚

Sore ini di sebuah mansion yang besar terdengar suara seseorang yang tengah menangis di ruang tengah.

"HUUAAA....hiks...abang nakal hiks...hiks...adek gak suka...hiks..." Tangisan itu terdengar sangat keras yang berasal dari seorang anak bernama Vianika Amellia Adinata, atau yang lebih akrab dipanggil Via. Via adalah anak bungsu dari keluarga Adinata. Mempunyai pipi seperti mochi, mata bulat yang lucu, dengan hidung yang pesek, bibir kecil berwarna merah alami, dan jangan lupakan kedua lesung pipi Via, yang akan terlihat saat Via tersenyum, menambah kesan manis dalam diri Via.

Sementara sang pelaku yang membuat sang adik menangis, panik karena tangisan adiknya tak kunjung reda.

"Shhttt....adek jangan nangis, nanti abang beliin lagi coklatnya, shtt...diem yaa sayang." Sang kakak hanya bisa menyuruh sang adik untuk berhenti menangis, karna kalau abang, kakaknya ataupun keluarganya yang lain mengetahui jika bayi kecil yang mereka jaga menangis, mampus dia.

"Hiks..hiks...adek udah gak mau lagi coklatnya hiks..." Sementara tangis Via malah semakin keras membuat si sulung yang baru memasuki mansion itu menghampirinya.

"Adek kenapa nangis?" Tanya si sulung pada si bungsu, setelah menggendong Via ke gendongan koalanya.

Via itu tidak terlalu tinggi, mungkin tingginya hanya sebatas perut orang dewasa,....mungkin lebih tinggi sedikit dari perut.

"Bang Ian gangguin adek." Adu Via pada si sulung saat ia sudah selesai dengan acara menangisnya dan sedikit sesenggukan.

Devan Alvredo Adinata-----yang biasa disebut abang Devan oleh adik-adiknya. Saat ini ia berusia 24 tahun, dan sudah bekerja di rumah sakit milik keluarganya, yaitu "Adinata's Hospital". Devan merupakan anak dari pasangan Bramanta Alvaro Adinata dan Ekavira Rialina Darmaya.

Sedangkan sang pelaku yang ditatap dengan tatapan tajam nan dingin oleh Devan, hanya nyengir di tempat. Aidan Pramudya Adinata namanya, yang membuat keributan sore ini hingga membuat sang adik menangis.

"Lah, bang aku tadi cuma minta coklat adek dikitttt banget." Jawab Aidan atau kerap dipanggil Ian di keluarganya.

"Bang Ian bohong, bang Devan jangan percaya, coklat adek dihabisin sama bang Ian sampe gak ada sisa." Marah Via, yang malah terlihat lucu di mata Devan dan Ian. Bagaimana tidak lucu, mata bulat serta hidung yang memerah sehabis menangis, dengan bibir yang mengerucut lucu, dan pipi gembil seperti mochi, serta tangan yang bergerak untuk menggambarkan bagaimana rasa kesalnya pada abang nya itu.

Ian sedang mati-matian menahan gemas agar tidak mencubit pipi gembil Via, supaya adiknya itu tidak tambal kesal padanya. Sedangkan Devan sudah mengacak gemas surai lembut Via.

"Adek nangis karna 'alien' ini makan coklat adek sampai habis?" Tanya Devan pada Via. Via mengangguk lucu, sampai-sampai beberapa anak rambut Via ikut bergoyang.

Devan tersenyum lembut pada adiknya, kemudian ia berjalan ke arah sofa dan mendudukkan Via dipangkuannya.

Sedangkan Ian menggerutu sambil mengikuti Devan duduk, karna abangnya mengatainya dengan sebutan 'alien' yang memang sudah melekat pada dirinya sejak kecil karna dirinya sangat pecicilan dan tidak bisa diam, membuat kedua orang tuanya pusing sendiri menghadapi tingkah ajaib Ian, tetapi sejak Via lahir, Ian......sama saja, malah ia tambah menjadi-jadi untuk menjahili korban barunya, siapa lagi kalau bukan Via. Meski begitu tentu saja Ian sangat menyayangi Via, motonya adalah "Cuma gue yang boleh bikin nangis adek gue, yang lain gak boleh....pengecualian untuk abang dan kakak tercintakuh"

Dan juga saat kecil ia pernah cosplay menjadi alien yang ada pada film "Toy Story", yang lebih dikenal dengan nama "Little Green Men", mainan alien hijau bermata tiga yang saat itu menarik perhatian Ian kecil, bahkan dulu saking menariknya mainan alien itu, Ian kecil sampai mengecat kulitnya dengan warna hijau agar terlihat benar-benar mirip dengan mainan alien hijau itu dan berakhir Ian dimarahi oleh kedua orang tuanya.

Walau begitu Ian adalah siswa yang pintar dan berprestasi di sekolah. Sekalipun ia bolos pun tidak akan ada yang berani memarahinya, karena ia adalah keponakan pemilik sekolah.

Grasak.....grusuk.....grasak.....grusuk.....

Tak...tak...tak...

Terdengar suara langkah kaki yang semakin mendekat ke arah ketiganya yang sedang duduk saat ini. Membuat atensi Devan dan Ian berpindah dari Via yang sedang mengerucutkan bibirnya kesal, ke arah 2 dari anggota keluarganya yang terlihat panik.

"Adek kenapa nangis sayang?" Tanya ibu 5 anak tersebut setelah berhasil mengatur napasnya yang sempat tidak beraturan, karna berlari dari halaman belakang mansion yang sudah seperti lapangan sepak bola ini, setelah mendengar suara tangisan anak bungsunya itu.

"Biasa ma," Jawab Devan sambil melirik Ian yang berada disampingnya.

"Ya ampun, mama kira ada apa tadi." Jawab Airani Alya Argawinata, atau biasa disebut mama Rani, sambil duduk disamping Devan, kemudian mengambil alih Via dari dekapan Devan ke pangkuannya.

Rani adalah ibu dari Via dan ke-4 kakak Via yang lain. Bersama dengan Vira, kakak iparnya sekaligus ibu dari Devan dan adik Devan, mereka membuat butik yang bernama "RV Fashion's" , yang diambil dari huruf depan nama mereka berdua yaitu "R" dan "V", yang merupakan ide dari Vira yang menyarankan, untuk menggunakan nama depan mereka sebagai nama butiknya, sekaligus Vira berharap bahwa girl group Red Velvet suatu saat akan datang ke butik mereka, karna nama butik mereka terdapat huruf "R" dan "V". Sungguh ibu-ibu ReVeLuv ini.

Sedangkan orang yang ikut berlari bersama mama Rani ikut duduk di sofa karna lelah berlari, dari halaman belakang mansion, yang sudah seperti lapangan bola.

"Mamaaa, bang Ian gangguin adek lagi." adu Via pada sang ibu yang sedang mengelus surai halus milik Via.

"Sekarang karena apa lagi?" Tanya Rani pada Via sambil menatapnya dengan tatapan dan senyum lembut, menampakkan lesung pipinya yang berada di pipi kanannya.

"Tadi adek mau makan coklat yang ada di kulkas sambil nonton doraemon, tapi baru adek gigit sekali, coklatnya malah diambil sama bang Ian. Bang Ian bilang mau minta dikit makanya adek kasi tapi pas coklatnya dikembaliin sisa bungkusnya aja, kan adek kesel!!" Cerita Via, mengingatnya saja Via sangat kesal menatap wajah sang kakak yang terlihat menyebalkan dimatanya.

"Cuma gitu aja?" Tanya Nathan, orang yang ikut berlari bersama mama Rani sekaligus merupakan kakak ke-2 Via. Via mengangguk sebagai jawaban, sambil menatap sang kakak.

"Kalo cuma kaya gitu mending adek minta lagi coklatnya sama abang, nanti abang beliin lagi yang banyak, bila perlu nanti abang beliin sekalian sama pabriknya." Jawab Nathan enteng.

Via menggeleng, "Abang ga usah beli pabriknya, adek cuma mau coklatnya aja, tapi bener ya, abang Athan nanti beliin adek coklat?" Tanya Via pada sang kakak, sambil menatap sang kakak dengan tatapan yang berbinar karna mendengar nama makanan manis yang ia suka.

Nathan mengangguk mantap, "Iya, abang bakal beliin kok." Via tersenyum mendengar itu, hingga matanya yang bulat terlihar menyipit, dan lesung yang ada di kedua pipinya terlihat.

Nathan Kalandra Adinata, atau biasa disebut abang Athan, panggilan khusus untuknya dari Via. Nathan saat ini sudah menjadi CEO dan memegang salah satu perusahaan sang ayah yaitu "Adinata Corp", Nathan saat ini berusia 22 tahun, usia yang sangat muda untuk menjadi seorang CEO bukan?

(Sebenernya aku gak tau umur yang pas untuk jadi CEO, jadi ini aku cuma ngarang aja)

Ceklek.....

.
.
.
.
.
T
B
C

Ini cerita pertama aku, jadii mohon maaf kalau banyak typonya. Kalau kalian punya saran, boleh banget komen, aku juga mau baca pendapat kalian tentang cerita pertama aku. Oh, tandain kalau ada typonya yaa. Terimakasih banyak untuk yang sudah mau baca cerita ini, aku seneng bangett :)

Jangan lupa vote dan comment nyaa💚
Dan jangan lupa jaga kesehatan...
Salam dari akuu💚

Little SisterUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum