Hi! I'm Devid

2.8K 78 0
                                        

•••

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

•••

Dunia terlalu rumit untuk kita yang sulit menerima takdir. Terkadang, kita dibawa ke masa lalu untuk mencari letak kesalahan. Kata orang, apa yang kita tanam maka itu yang akan kita tuai. Tapi, sampai sekarang apa yang aku tanam dan aku rawat sebisa mungkin yang datang justru malah sebaliknya.

Semenjak aku tahu dunia tidak adil, aku berubah menjadi sosok yang tak lagi seperti mereka inginkan. Langit cerah yang tak kalah indah perlahan berubah menjadi kelam.

Di derasnya hujan kala itu perhatianku sepenuhnya menghadap pada kaca yang memantulkan tubuh ini. Mencari letak kesalahan yang membuat mereka membenciku bertubi-tubi.

Kini aku menjelma seperti kelelawar yang candu akan gelapnya malam. Merintih sakit di setiap menjelang tidur, berteriak menggemakan perasaan ngilu yang menghantam dada.

Nayla. Dia satu-satunya keluargaku yang hidup, tapi tidak pernah menganggapku hidup. Penyebab kematian Mama dan Papa sepenuhnya dituduhkan untukku. Kini Nayla membenciku, berusaha membuat duniaku hancur yang semula memang telah hancur.

Setiap waktu yang dilalui aku memberontak kepada takdir. Mengapa harus aku? Kenapa bukan mereka? Di mana kesalahan yang kulakukan hingga Tuhan mengutuk diri yang lelah ini?

Menjadi hidup sebatang kara membawaku terbenam pada lubang kesendirian, kehampaan, dan rasa ingin menenggelamkan diri sampai tidak ada kesempatan membuka mata di hari esok. Nayla pergi dengan suaminya jauh meninggalkan negeri ini. Hingga pada akhirnya hari-hari yang aku lalui tidak ada bedanya dengan kehidupan dibalik jeruji besi. Gelap, sunyi, jenuh, muak dengan apa yang dijalani.

Semua orang pergi meninggalkanku seorang diri menjalani dunia yang fana. Di malam gelap berteman rintikan hujan, suaraku mengalun menyanyikan lagu selamat ulang tahun di ruang tengah tanpa penerangan lampu. Meniup lilin sendiri, memotong kue sendiri, serta menyuapi diriku sendiri dengan potongan kue tart sambil berdoa lirih, "Tuhan! Aku ingin bersama mereka dalam waktu yang lama. Aku ingin terbebas dari jeratan dunia. Aku ingin di samping Mama dan Papa tanpa ada batas waktu."

Sementara itu, tetesan darah berusaha mengalahkan derasnya hujan. Ini menyenangkan, satu sayatan luka di punggung tangan mungkin bisa menetralisirkan rasa sakit ketika dia, satu-satunya keluargaku memberi tuduhan bahwa aku yang membunuh mereka, dua orang tua yang sampai sekarang masih kurindukan pelukan hangat mereka sehangat mentari di pagi hari.

Sampai suatu hari, takdir mempertemukanku dengan sosok yang tak bisa aku pahami akan setiap gerak-geriknya. Dia berbeda, dia selalu bertingkah sampai mengundang rasa penasaran terlalu dalam untuknya. Setiap matanya terbuka seakan ada obsesi untuk mengenalnya lebih dekat.

Hingga ketika rasa penasaranku tidak bisa disembunyikan, kini aku tau bahwa dia lebih mengerikan dari seekor monster. Dia bagaikan iblis yang menjelma seperti manusia. Kulitnya dingin seperti sikapnya, bahkan lebih dingin dibandingkan butiran salju yang perlahan membeku di atas permukaan air. Dia tidak memiliki hati nurani untuk mengasihani manusia. Setiap sayatan luka adalah seni untuknya. Aroma darah baginya sebuah parfum yang tak ternilai harga.

Sejak saat itu, aku semakin tahu bahwa Tuhan benar-benar menghukum diri yang telah menyesal dipertemukan dengan sosok mengerikan---Devid, nama yang telah membuatku lupa untuk membuka mata.

•••

Sudah seminggu belakangan ini langit tampak tak bersahabat, belum lagi angin berhembus kencang berhasil menciutkan nyali seorang gadis yang berjalan lunglai di sepanjang trotoar yang mulai sepi.

Tas branded berwarna biru muda hampir terhempas ketika ia terkejut dengan kilatan petir di langit yang semula gelap tanpa hiasan bintang.

Dia tahu dia salah, dia telah mengecewakan sosok lelaki yang selama ini tetap bertahan untuk mencintainya.

Gadis dengan model rambut shaggy itu menyentuh perutnya yang terasa mual. 1 botol minuman alkohol ternyata hampir berhasil mengambil seluruh kesadarannya.

Semesta semakin tidak bisa mengendalikan derasnya hujan beserta petir dan tiupan angin kencang. Hingga, dalam pandangan kabur, matanya perlahan memaksa tetap sadarkan diri untuk mengetahui siapa sosok yang saat ini berjalan menghampirinya.

Hoodie dengan perpaduan warna hitam dan abu, kaca mata dan masker yang menyimpan wajah misterius dibaliknya, serta sepatu putih dengan tali biru yang menginjak genangan air.

"Isabella!" Panggil sosok itu dengan suara parau.

Nama yang dipanggil masih mencoba mengenali. Namun, dalam keadaan mabuk dia tidak mampu menyelamatkan diri ketika sosok dihadapannya mulai mendekat lalu menggoreskan permukaan pisau yang mengkilat di leher jenjang gadis itu. Hingga darah memuncrat bersama air hujan, menjadikan genangan air di jalanan berwarna merah kegelapan.

Selesai dengan tugasnya, sosok pembunuh tersebut mulai menangis, lalu tidak berselang lama ia kembali tertawa. "Aku bangga menjadi orang yang berhasil membunuhmu!"

Setelah mengatakan kalimat terakhirnya ia meletakkan pisau di tangan Isabella, agar seolah-olah kejadian ini adalah kasus bunuh diri.

Sosok tersebut segera mengambil ponsel gadis itu kemudian mengetik pesan yang ditujukan kepada seseorang yang teramat penting dalam hidup Isabella, "Aku minta maaf. Maaf sudah mengecewakanmu, maaf belum bisa menciptakan bahagia dalam hidupmu. Aku sayang sama kamu. Aku sangat lelah menjadi korban perundungan. Ibu selalu menangis setiap aku pulang ke rumah dalam keadaan babak belur. Dunia tidak pernah berpihak kepada wanita hina sepertiku, lalu untuk apa aku memilih bertahan dan hidup seperti pecundang? Terima kasih untuk semuanya. Terima kasih sudah menemaniku sejauh ini, Devid. Aku pamit!"

Lalu, sosok tersebut segera pergi meninggalkan tempat kejadian sambil melepaskan sepasang sarung tangan yang dia pakai untuk menghilangkan jejak sidik jari. Senyumnya mengembang bersama air mata yang luruh begitu saja.

Dia... adalah awal dari kisah ini

 adalah awal dari kisah ini

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Devid  (I'm not psycho)

Sengaja nggak buat case ceweknya, so kalian bisa berimajinasi sendiri mau buat case ceweknya siapa aja :)

•••

I'm back girls
eh ada cowok gak yah?!

Hmm... selamat datang di cerita baru Din yang diselimuti teka-teki ini
atau bahkan labirin yang punya pintu tersembunyi

Semoga kalian suka sama alur yang seperti apapun itu, bisa dong buat nemenin gabut kalian

Jangan lupa kasih like, komen, follow dan bagikan story ini ke teman wattpad kalian

Satu komentar baik dari kalian berguna banget buat Din untuk support nulis bab baru

Thank you :)

Fingerprint (Dangerous)✅Donde viven las historias. Descúbrelo ahora