𝐁𝐀𝐆𝐈𝐀𝐍 𝟐𝟖

13 1 0
                                    

VOTE DULU. AKU MAKSA!
Jangan malu buat nulis komentar juga, ya.
Terima kasih


Part menyayat hati versi 2.0


Selamat Membaca

🌙🌙🌙

Aku mengerjapkan mataku beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk. Seketika pusing menyerang kepalaku hingga membuatku meringis.

"Shh, sakit."

"Airla, kamu denger Mama, Nak?"

Kepalaku memutar ke kanan. Ada mama yang duduk di samping dan memandangku khawatir.

"Mama?"

"Iya, Sayang. Ini Mama. Ada yang sakit?" tanya mama dan aku mengangguk. "Sakit semua, Ma."

"Mama panggil dokter sebentar, ya, Air."

Aku menahan pergelangan tangannya, "Dok .. ter?"

"Iya, dokter. Kamu sekarang ada di rumah sakit, Air," jelas mama. "Mama panik waktu denger kamu kecelakaan, Air. Untungnya kamu selamat."

"Kecelakaan?" gumamku bingung.

"Iya, kamu istirahat aja, ya. Mama mau panggil dokter dulu buat cek kondisi kamu."

Aku melihat punggung mama menghilang dari balik pintu. Aku mencoba mengingat-ingat kembali kenapa aku bisa ada di sini. Meski kepalaku terasa berdenyut, aku tetap mencoba mengingatnya.

"ALFA!" pekikku histeris. Aku mengingat semuanya. Mulai dari aku menyebrang, mengambil sktechbook yang jatuh, lalu datang mobil berkecepatan tinggi menuju ke arahku kemudian Alfa mendorongku untuk menyelamatkanku.

Aku berusaha duduk dengan berlinang air mata. "Al, kamu di mana?" tanyaku bingung sambil berusaha mencopot infus.

KLIK

Aku mendongak ketika suster masuk ke dalam. Suster itu mendadak berlari ke arahku dan menghentikan usahaku untuk mencabut infus. "Jangan dilepas, Nona," tegurnya.

"Temen saya di mana, Sus? Tolong kasih tau saya," ucapku memohon.

"Tenang. Teman Nona sedang mendapatkan penanganan dari dokter."

Aku menggeleng, "Sekarang dia ada di ruang mana, Sus?"

"Iya, tapi Nona harus istirahat dulu, ya."

"NGGAK. TEMEN SAYA SEKARANG ADA DI MANA, SUS? CEPET JAWAB!" teriakku murka. Tidak taukah dia jika aku khawatir dan cemas terhadap Alfa?

Suster itu terkejut sesaat, "Di ruang IGD, Nona."

Aku langsung menghempaskan tangannya dan mencopot infus dengan kasar. Tidak peduli dengan rasa sakit dan darah yang keluar akibat ulahku itu. Aku mendorong tubuh suster itu kemudian berlari keluar kamar dengan susah payah.

"Nona!"

Suara teriakan darinya pun tidak aku hiraukan. Tujuanku hanya bertemu dengan Alfa dan memastikan bahwa dia selamat sama sepertiku. Aku berlari sesuai dengan petunjuk yang tergantung di langit-langit rumah sakit.

Aku berbelok kanan dan mencari satu persatu ruangan yang ada Alfa di dalamnya. "Alfa," gumamku sambil terisak.

Tidak ada Alfa di sini. Aku kembali ke posisi awal dan berbelok ke arah kiri. Kepalaku tak henti-hentinya menengok ke setiap kamar untuk mengecek. Di ujung sana aku melihat Dean dan beberapa anggota Rancapati tengah berdiri menghadap ke pintu ruangan.

𝐋𝐔𝐍𝐀 ( 𝐎𝐍 𝐆𝐎𝐈𝐍𝐆 )Where stories live. Discover now