𝐁𝐀𝐆𝐈𝐀𝐍 𝟐𝟒

7 1 0
                                    

VOTE DULU. AKU MAKSA!
Jangan malu buat nulis komentar juga, ya.
Terima kasih

Selamat Membaca

🌙🌙🌙

Aku kira Alfa akan membawaku pulang, ternyata tidak. Dia memberhentikan motornya di pinggir jalan. Lebih tepatnya di sebelah gerobak sate.

"Al, ayo pulang aja." Aku enggan turun dari motor meskipun Alfa sudah turun dan bahkan sudah meletakkan helmnya di spion. "Iya, tapi makan dulu."

Aku menggeleng, "Aku gak laper."

"Tetep aja harus diisi meskipun kamu belum laper. Aku kamu belum makan malam, Lun." Dia membuka kaitan helm di kepalaku. "Makan dulu, ya? Sama aku."

Aku membuang nafas kasar lalu mengangguk setuju.

"Yaudah."

"Mau ayam apa kambing?" tanyanya. Aku akan membuka suara, namun Alfa lebih dulu menginstruksikan tangannya agar tidak menjawab pertanyaan darinya. "Biar aku tebak. Ayam, kan?"

Aku berdehem mengiyakannya.

"Soalnya gak suka kambing," ucapku dan Alfa bersamaan. Keningku mengernyit, "Kok kamu tau?"

"Aku tau semuanya tentang kamu, Lun."

Decakan kecil keluar begitu saja dari bibirku tatkala mendengarnya. "Iya, suka-suka kamu aja."

Aku berjalan ke arah karpet yang disediakan di belakang23. Tidak ada kursi di sini, yang ada hanyalah meja kecil karena mengusung konsep lesehan. Aku bisa melihat punggung tegap Alfa di sebelah penjual.

"Minumnya aku pesenin teh manis. Gak papa, kan?"

"Hm."

Setelahnya kami diam. Aku sibuk dengan pikiranku sendiri, sedangkan Alfa ... entahlah, aku tidak tau apa yang ada di pikirannya. Sesekali aku tidak sengaja menangkap Alfa tengah menatapku. Karena merasa kesal, aku langsung menutup matanya dengan tanganku.

"Jangan dilihatin terus," peringatku.

Dia menyingkirkan tanganku dan menggenggamnya. "Kamu baik-baik aja?"

Aku terdiam. Pertanyaan darinya memang sederhana, namun mampu membuatku bungkam. Aku menarik tanganku kembali. "Hm."

"Permisi, dua porsi sate ayam sama dua teh manis."

"Iya, Pak. Terima kasih," jawab Alfa seraya mengambil alih nampan. Dia menyodorkan sepiring sate ayam dan segelas teh manis kepadaku. "Makan dulu. Biar ada tenaga."

Aku menerimanya, "Makasih."

Hal yang pertama aku lakukan adalah minum teh hangat itu. Angin di malam ini cukup dingin, oleh karenanya aku butuh minum untuk menghangatkan tubuhku.

Aku mengambil satu tusuk sate dan memasukkannya ke dalam mulutku. Rasanya enak, hanya saja aku tidak berselera memakannya. Mood-ku malam ini buruk sekali. Seperti ingin marah, menangis, dan menyalahkan orang tapi tidak bisa.

Kunyahanku makin lama makin melambat. Sate yang ada di tangan kini hanya aku mainkan tanpa minat. Aku terus-terusan menarik nafas lalu membuangnya kasar.

"Mau cerita?" tanya Alfa.

Aku menoleh, "Hm?"

"Aku tau kamu lagi ada masalah. Wanna sharing with me?"

"Gak tau. Bingung."

"Jangan bingung. Jangan juga ngerasa kalo kamu sendirian. Masih ada aku, Lun, buat jadi tempat sandaran kamu."

𝐋𝐔𝐍𝐀 ( 𝐎𝐍 𝐆𝐎𝐈𝐍𝐆 )Where stories live. Discover now