"I had to find you. Tell you I need you. Tell you I set you apart." – The Scientist (Coldplay)
***
Opening ceremony Liga 1 tahun ini berlangsung tak kalah meriah dari tahun-tahun sebelumnya. Parade kembang api yang baru saja berakhir, meninggalkan riuh tepuk tangan dari suporter dua kesebelasan yang sebentar lagi akan membuka pertandingan musim ini.
Berbanding terbalik dengan para suporter yang tampak bersemangat, Sera yang saat itu berada dalam deretan bangku VIP tanpa sadar justru menguap, tak kuasa menahan bosan yang perlahan berevolusi menjadi kantuk.
"Getting bored, huh?" tanya Riga, berbisik tepat di telinga Sera.
Sera menggeleng, dusta. Tak ingin menyinggung perasaan Riga yang sudah 'berbaik hati' mengajaknya hadir dalam acara pembuka perhelatan sepak bola paling bergengsi di Tanah Air.
"Kemarin gue nge-draft sampe lewat tengah malem. Jadi gini deh efeknya," kilah Sera.
"Santai aja, Ra. To be honest, gue juga mulai bosen kok." Riga berusaha meyakinkan, masih dengan bisikkan, menjaga agar suaranya tak terjangkau oleh pemilik telinga lain yang saat ini berada satu line tempat duduk dengannya.
RG 1101 secara resmi menjadi sponsor utama Liga 1 musim ini. Sebagai founder brand tersebut, tentu saja Riga dan 'pasangannya' otomatis dinobatkan sebagai tamu kehormatan pada gelaran sore hari ini.
Di sisi yang berlawanan dengan Sera, Riga harus duduk berdampingan dengan beberapa petinggi seperti Ketua Umum PSSI, Menteri Olahraga, serta beberapa tokoh penting lain. Jadi, tidak mungkin kan, Riga terang-terangan mengeluh bosan.
"Gue pikir lo suka bola." Sera ikut-ikutan berbisik, yang ia tahu, hampir semua lelaki yang ia kenal menyukai olahraga tersebut, termasuk Juno yang tergila-gila dengan AC Milan.
"Sekadar nonton ataupun main, dua-duanya nggak ada yang gue suka." Riga tersenyum simpul sebelum melanjutkan, "Waktu jaman sekolah dulu, setiap kali ada jam kosong, temen-temen sekelas sering banget ngajakin gue main bola, tapi selalu gue tolak.
"Gara-gara keseringan nolak ajakan mereka, ending-nya nggak jarang gue dikatain banci. Gue tahu sih, mereka cuma bercanda." Riga terkekeh, seakan fakta yang baru ia ungkap itu bukan hal yang menyakitkan untuknya. "Mereka bilang gue takut panas-panasan. Padahal mah, ya males aja. Gue lebih suka diem di kelas, ngegambar. Emang semua cowok harus suka main bola?"
Sera menyandarkan tubuhnya semakin dekat dengan Riga, menjaga agar suara bisikannya mampu terjangkau oleh sang lawan bicara di tengah riuhnya suara suporter yang menggema ke seluruh penjuru stadion. "Yang namanya stereotip emang susah diilangin sih, Ga. Mungkin karena waktu itu temen-temen lo masih bocah-bocah juga. Di mata mereka, cowok ya main bola, dan cewek... main boneka.
"But, look at you now. Gambar-gambar lo itu, sekarang malah bikin lo jadi sponsornya Liga 1, kan? Apa nggak kebanting tuh mental temen-temen lo yang dulu ngatain banci?"
"Gitu ya?"
Sera mengangguk yakin. Bibir penuhnya yang hari ini dilapisi lip gloss merah muda itu menorehkan senyum yang lantas memancing Riga untuk ikut tersenyum.
"Ra..."
"Hmm?"
"Thanks udah mau ikut gue hari ini. Kalau nggak ada lo, mungkin dari tadi gue udah mati gaya."
"Masa sih? Kalau nggak ada gue, kan lo bisa ajak cewek-cewek lo yang lain," goda Sera, yang tatapannya sudah kembali tertuju pada pertunjukkan di hadapannya. Saat ini, para maskot antar klub yang berpartisipasi dalam Liga 1 tahun ini tengah sibuk unjuk kebolehan di tengah stadion.
ВЫ ЧИТАЕТЕ
With or Without You
Любовные романыSetelah hampir lima tahun berpacaran. Juno tiba-tiba memilih untuk mengakhiri hubungannya dengan Sera, tanpa alasan. Sera yang dulu menjadi bagian penting bagi hidup lelaki itu, mendadak menjadi tak ada artinya, sama sekali. Seharusnya Sera membenci...
