Ketika Kaisar Terlalu Emosi

Mulai dari awal
                                    

"Benar Yang Mulia. Selir Sharma tengah mengandung."

Rahang Kaisar langsung mengeras dan tangannya terkepal kuat. Matanya semakin menajam dan aura kelam mulai menyelimuti kamar Sharma. Kaisar hanya menatap pada Sharma, bahkan Permaisuri yang mulai menangis pun ia abaikan.

"Keluar kalian semua!" perintah Kaisar dengan nada dingin.

Semua orang langsung meninggalkan kamar Sharma, termasuk Permaisuri yang terkejut dengan fakta bahwa Sharma sedang mengandung anak Kaisar. Ia pikir Kaisar telah mengingkari janjinya.

Setelah pintu ditutup, Kaisar mendekati tempat tidur Sharma. Matanya menatap Sharma dengan sangat tajam. Sharma mengenal aura ini. Ia yakin Kaisar sedang marah sekarang.

Tanpa diduga, Kaisar mencekik lehernya dengan kuat. "Akh! Yangh Muli-a." Sharma berusaha melepaskan cengkraman Kaisar dengan sekuat tenaga.

"Katakan anak itu anak siapa?" Suara Kaisar sangat dingin dan tatapannya begitu tajam.

Sharma menggeleng. "I-ini-"

"Oh, apakah anak itu anak dari pria yang menemani dirimu di hutan? Anak dari pujaan hatimu?"

Sharma menatap mata Kaisar. Tatapan itu seakan bukan tatapan Kaisar lagi, ia tidak mengenal mata itu. Walaupun Kaisar sering menatap tajam dan menusuk, akan tetapi Kaisar tidak pernah benar-benar ingin membunuhnya. Namun sekarang, Kaisar seperti ingin membinasakan dirinya sekarang juga.

Sharma menangis bersamaan dengan nafasnya yang tersengal-sengal. Sepertinya nasibnya akan berakhir sekarang. "Yang Mulia ... uhuk."

"Benar bukan? Dia pria tampan yang lembut hingga kau jatuh hati padanya dan memberikan tubuhmu untuk diriny-"

Plak

"Cukuph!" Sharma berteriak sambil menangis.

Cengkraman Kaisar di leher Sharma langsung terlepas setelah Kaisar mendapatkan tamparan yang sangat keras. Kaisar langsung menyadari bahwa tidak seharusnya ia bertindak kasar dan menuduh Sharma begitu saja. Sekarang ia menatap Sharma yang sibuk menghirup udara sambil membuang wajah, tak mau menatap dirinya.

Tangis Sharma bergitu menyesakkan, sepertinya gadis itu benar-benar terpukul sekarang. "Begitu tega Yang Mulia memfitnah hamba. Apakah di mata Yang Mulia hamba adalah wanita murahan?"

Kaisar menarik Sharma ke dalam pelukannya. Kaisar memeluk Sharma dengan sangat erat. "Maaf, aku tidak bermaksud begitu. Maafkan aku, aku tidak dapat berpikir jernih. Percayalah, aku hanya tidak suka Selirku disentuh pria lain. Sebab itulah ...."

"Yang Mulia ingin membunuh hamba. Yang Mulia jahat." Sharma menangis tersedu-sedu. Masih beruntung Kaisar melepaskan dirinya. Jika tidak, mungkin dirinya sudah lenyap sekarang.

Dirinya juga mengakui bahwa apa yang terjadi barusan bukan sepenuhnya kesalahan Kaisar. Dirinyalah yang berbohong tentang kehamilan itu. Kaisar yang tidak pernah merasa menyentuh nya tentu saja marah dan bertanya-tanya siapa ayah dari anak yang dikandungnya.

"Maafkan aku. Aku terlalu emosi." Sebenarnya Kaisar sendiri tidak tahu mengapa dirinya bisa lepas kendali. Hal ini sering terjadi jika ia terlalu emosi.

Sharma membalas pelukan Kaisar. "Hamba bohong tentang kehamilan hamba. Tadi hamba hanya terbawa emosi, Yang Mulia. Maafkan hamba, jangan bunuh hamba."

Kaisar mengusap kepala Sharma. Ia tidak peduli lagi tentang kebohongan Sharma. Ia masih terkejut, jika ia tidak bisa mengendalikan diri kembali, maka ia akan membunuh Sharma dengan tangannya sendiri. Jika itu terjadi, sumpah demi apapun, ia tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri.

"Apakah Yang Mulia mau memaafkan hamba?" tanya Sharma yang belum mau melepaskan diri.

"Sudahlah, aku tidak ingin membahas ini lagi." Kaisar melepaskan pelukannya kemudian berdiri. Wajahnya masih seperti biasa, datar dan dingin. "Aku harus pergi untuk mengatasi kebohonganmu ini." Kemudian Kaisar pergi meninggalkan kamar Sharma. Ia harus menginterogasi tabib istana terlebih dahulu.

Setelah Kaisar meninggalkan kamar Sharma, Wenari dan Nora masuk ke kamar dengan wajah takut. Wenari yakin Kaisar sangat murka pada nonanya sekarang. Dan jika Kaisar tahu bahwa Wenari lah yang membujuk tabib istana untuk ikut bersandiwara, maka habislah riwayat hidupnya.

"Nona, apakah Yang Mulia marah besar?" tanya Wenari.

Sharma hanya mengangguk kemudian berbaring dan menarik selimut untuk menutupi dirinya. Seandainya ia benar-benar mengandung anak Kaisar, pasti dirinya akan diperlakukan istimewa oleh Kaisar seperti Kaisar memperlakukan Permaisuri. Namun sayang, kenyataannya adalah hanya Permaisuril lah yang mengandung dan dirinya tidak akan pernah.

Benar kata mereka, aku harus tahu dimana posisiku.

* * * *

"Sialan! Mengapa sekarang aku sudah tidak bisa mempengaruhi emosi Kaisar lagi? Jika saja tadi Kaisar tidak sadar, aku yakin gadis itu sudah lenyap." Wanita tua itu menghembus lilinnya kemudian merapikan kamarnya kembali.

Ini adalah kali pertamanya ia melakukan ritual di siang hari. Biasanya ia menggunakan kekuatannya ketika malam hari, oleh sebab itu ia membutuhkan tenaga ekstra untuk melakukan ritual di siang hari.

"Dan di mana si Manusia jadi-jadian itu? Siapa yang sudah berhasil mengalahkan dirinya? Sial, sepertinya ada seseorang yang sudah melakukan pergerakan untuk melindungi gadis itu."

Wanita tua itu membuka jubah hitamnya kemudian melipat jubah dengan rapi. Sekarang ia sangat lelah dan seluruh badannya terasa sangat sakit. Kini hanya ada dua pilihan. Mengambil jantung Sharma untuk memulihkan kekuatan sihirnya tapi sangat sulit dan membutuhkan waktu lama, atau membunuh Sharma dengan berbagai cara agar gadis itu tidak menghancurkan dirinya dan sekte iblis suatu hari nanti. Tentu saja ia harus memilih pilihan kedua. Tidak peduli dengan kekuatan, yang terpenting Sharma harus dilenyapkan. Ia masih bisa hidup walaupun dengan kekuatan yang sangat lemah.

"Tunggu saja Amora, aku akan membunuhmu."

Siapa yang sudah mencak-mencak minta Sharma pergi aja? Pengennya begitu sih. Tapi kalau Sharma pergi sekarang, itu artinya Sharma mudah menyerah. Sedangkan Sharma adalah Amora. Tapi tenang, siapa yang pengen Kaisar menyesal? Nanti ada saatnya okeh👍👌. Lanjut hari ini sely double up lagi. Kalau cuma up satu, takutnya nanti Sely didemo lagi😁

Kaisar & Sang AmoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang