Pemotretan

10.9K 516 0
                                    

Usia kehamilan Naya memasuki bulan ke tujuh. Di trimester ini, perut Naya semakin membesar, berat badan semakin bertambah. Untuk berjalan sudah berat, punggung mudah lelah dan susah untuk tidur dengan nyenyak. Tidak enak tidur di sisi manapun.

Kadang bayi dalam kandungannya pun aktif tidak bisa diprediksi. Biasanya saat Naya menjelang tidur, bayi itu seolah mengajaknya bercanda dengan tendangan-tendangan kecil. Sesekali Naya mengeluh dan menangis karena menahan sakit.

Meskipun Reno selalu menemani dan kadang mereka tidur bersama, tapi Naya tidak enak mengeluh kepada laki-laki itu. Sebenarnya masih ada jarak di antara mereka.

Sedangkan Reno, sebelum sidang akhir, dia mendapatkan panggilan kerja dari beberapa senior di kampus, mengajak untuk membantu media rintisan bersama-sama. Banyak senior di kampusnya yang memiliki jabatan di tempat mereka bekerja, bahkan sebelum lulus.

Reno pun resmi lulus setelah melewati sidang akhir, dan diterima kerja bersama dengan para seniornya. Dia juga tidak berniat menghadiri wisuda. Menurutnya tidak begitu penting untuk mengikuti acara itu dan tidak masuk dalam skala prioritasnya. Yang terpenting dia sudah lulus, mendapatkan ijazah dan sudah mendapatkan pekerjaan.

Lagi pula siapa juga yang akan datang di hari wisudanya?

.

Reno sedang mengelus perut dan memijat tubuh Naya yang kelelahan sehabis muntah.

"Dia nendang lagi." kata Reno, kemudian kembali menenangkan Naya.

Untuk kesekian kalinya, bayi dalam kandungan itu menyapa orang tuanya. Kadang Naya sering dibuat kaget dengan serangan tiba-tiba dari anaknya.

"Nay..."
"Hmm..."

Perlakuan dan sikap Reno terhadap Naya semakin hari semakin membaik. Semua itu juga berkat tuntutan dari Rian dan ancaman dari Melani. Dua orang itu berada di garda terdepan untuk menjaga Naya.

Pernah sekali Reno kelewat emosi membentak dan membuat Naya menangis, saat itu juga Melani menampar pipi laki-laki itu. Tak ada yang boleh menyakiti Naya.

"Kamu mau photoshoot gak?"
"Photoshoot apa?" Naya menoleh ke arah belakang.

"Aku punya temen, dia baru buka studio foto, butuh model buat mulai usahanya. Dia tau kamu lagi hamil, minta aku sama kamu buat jadi modelnya. Kamu mau?"

"Emang fotonya gimana?"
"Katanya sih foto biasa aja kayak pasangan pada umumnya, aku cium perut kamu gitu. Kita juga dapet bayaran."

"Mau?" Sebenarnya Naya sedikit malu dan ingin mempertimbangkan tawaran itu, tapi akhirnya dia pun menerima.

"Itu kapan?"
"Kata dia sih besok."

×_+

Besoknya, Naya dan Reno pergi ke studio tempat mereka akan melakukan pemotretan. Demi kenyamanan Naya yang sedang hamil, Reno memesankan taxi online.

Sepanjang perjalanan, Reno membiarkan kepala Naya menyender pada bahunya. Dengan tangannya yang setia pada perut Naya.

Sampai di studio foto, setelah beberapa menit berbincang, mereka langsung diarahkan ke ruang ganti, mengganti baju dengan pakaian yang sudah disediakan.

Di ruang ganti, Naya sedikit terkejut dan gelisah. Pasalnya pakaian yang akan dia pakai itu sangat terbuka. Dia hanya diberikan kemeja tipis berwarna putih, bra dan celana dalam yang sempit.

Naya keluar dari ruang ganti, begitupun dengan Reno. Tangan Naya dengan erat menutupi tubuhnya yang setengah telanjang. Menutup rapat tubuh atasnya dengan kemeja, satu-satunya pakaian yang bisa menutupi tubuh atasnya.

Air di Atas AwanWhere stories live. Discover now