Bonus part

951 127 27
                                    

🌿Bukan Salah Jodoh🌿
------------By: 2AL-------------
  Almeera dan Aliyanthi
----------Bonus part--------

Deru ombak terdengar riuh membawa angin laut yang menyapa. Dua sejoli tengah berlari saling berkejaran hingga akhirnya jatuh bersama di atas pasir putih yang bersih. Keduanya saling tatap dengan posisi yang tak terduga, di mana Al berada di atas tubuh mulus sang istri.

"Apa yang kamu rasakan, Ndin?"

"Aku gugup," jawab Andin singkat dengan merona. Sukses membuat Aldebaran yang tengah mencoba menahan saliva.

Netra keduanya seolah berbicara juga hening yang terasa karena berganti dengan deru bahkan desis insan yang tengah memadu kasih agar sampai ke muara. Keduanya tidak peduli di mana berada meski hanya ombak juga siluet senja yang menjadi saksi penyatuan antara keduanya yang seolah tak ingin berhenti.

Al merebahkan diri di sisi istrinya dengan napas yang masih tersengal-sengal. Ia menggenggam jemari tangan Andin di bibirnya dan tak henti mengecupnya berulang-ulang membuat Andin terharu.

"Ini menyenangkan," kata Al yang terlihat sempurna di mata sang istri.

"Kamu sudah mengulangnya berkali-kali, Mas."

"Panggil lagi."

"Apa?"

"Mas, aku suka panggilan itu. I love you Andin."

Mereka saling menoleh dan kembali menautkan bibir bahkan menjadi semakin tak ingin berhenti.

•••

Bulan madu yang terasa sempurna di mana kata cinta sudah terucap bahkan kini bisa memiliki satu sama lain seolah tidak ingin terpisah lagi. Keduanya berdansa di iringi musik syahdu dari alunan musik yang terdengar. Bukan di restoran ataupun sebuah hotel, mereka memilih berdansa di dekat tenda yang terpasang yang menghadap bibir pantai. Bulan juga kerlip bintang memerangi keduanya.

"Aku ingat seseorang."

"Siapa?"

"Keenandra, dia juga pernah mengajakku berdansa seperti ini."

"Oh, ya, berani sekali dia berdansa dengan istrinya Aldebaran."

"Bahkan dia menyentuhku sampai akhirnya membuatku terlena."

"Kemana lelaki itu sekarang?"

"Aldebaran menghilangkannya."

Keduanya terkekeh, padahal tau persis apa yang di bahas, karena Keenandra ataupun Aldebaran adalah orang yang sama persis.

Krubuk. Krubuk.

"Kamu lapar, Sayang?"

"Ah, maaf, Mas. Perutku tidak bisa dikondisikan."

"Tidak apa, aku pun lapar. Ayo kita makan sesuatu yang spesial."

Keduanya menghentikan tarian dansa karena rasa lapar yang mendera. Sejak tadi memang sudah terasa tapi mereka sama-sama menahannya agar tak merusak momen yang tercipta. Namun, cacing-cacing di perut nyatanya terus bersenandung lara, mereka terus berdemo ria.

Aldebaran mengajak Andin ke arah tenda. Di mana sudah tersedia beberapa buah jagung yang sudah terkupas juga tusukan bumbu di sebelahnya. Andin senang, sudah lama sekali dia tidak memakan makanan kesukaannya itu.

"Biar aku tebak. Kamu mau ajak aku untuk bakar jagung?"

"Tebakan yang tepat. Kamu sangat menyukai jagung bakar, Ndin. Ingat, waktu kita camping dulu? Kamu menghabiskan empat buah jagung bakar sekaligus."

Andin tersenyum saat mengingat momen itu. Tak menyangka jika Aldebaran mengingatnya bahkan pria yang dulu sangat dia benci itu tahu segala hal tentang dirinya. Apa yang disukai maupun yang tidak dia suka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 17, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bukan Salah JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang