Lari

637 116 33
                                    

🌿Bukan Salah Jodoh🌿
------------By: 2AL-------------
  Almeera dan Aliyanthi
-------------BAB 15-------------

Pulang dari tugas, kedua orang yang sejak kajadian kemarin malam hanya hening tak bersuara sekalipun hingga keduanya berpisah dan kembali ke hunian masing-masing. Andin tiba di rumah, dia langsung ke kamar tanpa bertemu Aldebaran. Lelaki itu belum terlihat sejak kedatangannya barusan. Andin tak ingin ambil pusing, dia beristirahat lebih dulu untuk beberapa saat. Hingga akhirnya kamarnya terketuk dan dia sudah rapi lalu menemui suaminya.

"Kamu sudah pulang, Ndin," sapa Al lembut.

Andin menatapnya lalu menunduk. Tidak seperti biasanya dia hanya jawab sembari mengangguk saja.

"Kita makan malam, aku sudah siapkan makanan kesukaanmu," tambah Al lagi.

Andin pun mengekori langkah suaminya menuju ruang makan. Mereka lalu duduk dengan posisi berhadapan. Saling melirik juga mengunyah hidangan yang tersedia, hanya dentingan sendok dan garpu yang menemani karena pasangan suami-istri itu diam dan terasa kaku.

"Al--Ndin---"

Keduanya hampir bersamaan memanggil nama masing-masing.

"Kamu duluan."

"Enggak, Lo duluan."

Hening

Akhirnya Al yang lebih dulu bertanya dengan penuh hati hati apa yang dirasakan pada istrinya selama ini karena rasa yang tidak menentu.

"Bagaimana tugasnya? Apa selesai dengan baik?"

Jantung Andin berdetak juga terasa seperti diintrogasi padahal itu pertanyaan biasa seputar pekerjaan. Namun, ia merasa tidak nyaman seperti biasanya. Mencoba bersikap tenang akhirnya menjawab.

"Sudah selesai, lagipula tidak lama hanya dua
hari, Al."

"Kamu pergi dengan rekanmu, siapa namanya?"

"Ken!"

"Boleh kapan kapan aku berkenalan dengannya. Mungkin kita bisa bersahabat, seperti aku, kamu dan Rendy dulu."

"Untuk apa?"

"Agar kita punya teman dan lebih berwarna."

"Jangan anggap itu cara lo untuk meluluhkan gue Aldebaran. Kenapa tiba-tiba lo bahas tentang Ken?"

"Maaf, kenapa kamu marah, Ndin?"

Al merasa heran karena Andin berbicara dengan nada cukup kesal ketika membahas lelaki bernama Ken. Hingga Al seolah menebak ada masalah diantara istri juga rekan kerjanya itu.

"Gue mau berhenti kerja." Andin meletakkan sendok di sisi piring. Al yang mendengar pernyataan itu terkejut.

"Kenapa tiba-tiba?"

"Bukannya itu yang lo mau, Al? Gue resain dari pekerjaan dan cukup lo yang kerja lalu gue di rumah?"

Al mengelap bibirnya dengan tisu, agar tidak ada sisa makanan di sana lalu melirik ke arah Andin.

"Apa kamu yakin atau karena ada alasan lain?"

"Gue yakin, gue ingin berhenti."

"Aku senang, tapi boleh aku ke kantormu besok? Aku ingin bertemu dengan rekanmu itu," ujar Al seolah meminta izin pada istrinya.

Andin menganga. Ia merasa aneh dengan sikap suaminya yang begitu ingin bertemu Ken rekan kerjanya itu. Apa selama ini suaminya tahu tentang hubungannya dengan lelaki tersebut. Andin sungguh dilema. Di satu sisi dia tidak ingin Al tahu, tidak ingin Ken juga kembali terus bersama dan mengganggunya. Sayangnya hatinya kini seolah terbagi antara dua lelaki yang selalu ada di setiap harinya. Siang di kantor bersama Ken Sedangkan malam di rumah bersama Aldebaran suaminya.

Bukan Salah JodohWhere stories live. Discover now