Bukan Salah Jodoh tapi Takdir

870 135 39
                                    

🌿Bukan Salah Jodoh🌿
------------By: 2AL-------------
  Almeera dan Aliyanthi
--------BAB 16 Ending-------

Suara gemuruh dari petir yang menggelegar terdengar. Seketika hujan turun dan membuat perempuan yang tengah duduk dengan basah kuyup tak mempedulikan cuaca hari ini. Hatinya hancur juga dilema. Namun, teduh payung menghentikan percikan air yang tidak lagi terasa. Andin mendongak dan tersenyum ketika lelaki bernama Ken itu akhirnya datang menemui.

"Ken ...," gumamnya lemah.

"Andin," balas Ken dengan tatapan penuh heran padanya.

Andin berdiri dan menghadap ke arah lelaki tersebut. Mereka berdiri tegap di bawah payung yang menjadi saksi juga binar mata keduanya yang seolah saling mengadu.

"Aku harus jujur padamu, aku ... a--ku, aku sudah menikah." Andin tertunduk lemah saat mengucapkannya.

"Aku sudah tahu," balas Ken yang membuat perempuan itu ternganga.

"Apa?"

"Aku sudah tau kamu menikah, tapi kamu tidak mencintainya bukan? Justru itu aku ingin membuatmu melupakannya dan pergi bersama lalu kita menikah. Tinggalkan dia, Ndin!"

Andin menggeleng tidak percaya juga merasa heran bahkan mengumpati dirinya sendiri. Dia menatap tajam Ken dengan sorot mata kemerahan.

"Tinggalkan dia Andin, pergilah bersamaku. Aku yang akan membahagiakanmu sekarang hingga nanti karena aku mencintaimu dan kamu juga mencintaiku."

Andin membekap mulutnya tak percaya. Ken semakin mendekatkan langkah.

"Kamu menginginkan aku bukan lelaki itu. Dia tidak pantas untukmu, perempuan yang sempurna seperti dirimu hanya untukku Keenandra. Lelaki itu bukan pilihan, tapi aku lah pilihanmu."

"Ken ... "

"Kamu membencinya, kamu justru mulai mencintaiku dengan segenap hatimu, bukan?"

Andin justru memundurkan langkahnya dan menggeleng. Dia seperti kebingungan dengan ungkapan Ken baruan. Dia terus menangis hingga terisak bahkan menangkup telinga dengan kedua tangannya seolah tidak ingin mendengar ucapan Keenandra. Lelaki itu melemparkan payung kemudian coba memeluknya Andin dengan erat.

"Aku akan membahagiakanmu. Pergilah bersamaku, jangan hiraukan orang lain. Denganku kamu tidak akan malu juga risih."

Andin menenggelamkan wajahnya di pelukan Ken. Lelaki itu memeluk juga mengelus rambutnya lembut kemudian mengecupnya di bawah guyuran hujan.

"Ayo kita pergi! Kita menikah dan tinggalkan lelaki itu. Lihat aku! Aku lebih sempurna di bandingkan dia. Kamu akan bahagia bersamaku, Sayang."

Andin mendongak, menatap wajah Ken lekat. Pikirannya berputar pada saat pernikahannya dengan Aldebaran yang disaksikan sendiri oleh Rendy.

"Berjanjilah padaku. Kalian akan menikah dan hidup bahagia."

"Tolong, kabulkan permintaan terakhir aku, Ndin. Kamu mencintai aku, kan? Lakukan demi aku, demi cinta kita."

.

"Ayo, kita pergi, Sayang."

Tatapan mata Andin menerawang jauh, seakan didepannya ada sebuah layar lebar yang memperlihatkan bagaimana sikap dan perlakuan Aldebaran selama dia menjadi istrinya. Air matanya terus berjatuhan meski tak terlihat karena berbaur dengan derasnya air hujan yang menerpanya. Seketika Andin mendorong tubuh Ken hingga dia terlepas dari dekapannya.

"Tidak! Aku tidak bisa. Aku akan kembali pada Aldebaran. Dia suamiku, dia cintaku. Aku mencintainya. Aku mencintainya, ken ...."

"Kamu mencintaiku! Bukan dia! Ayo kita pergi!" Ken meraih tangan Andin dan menariknya pergi meskipun Andin memberontak.

Bukan Salah JodohDonde viven las historias. Descúbrelo ahora